HAPPY READING !!!
Rahma takjub dengan rumah Kania yang terlihat sangat terawat. Bunga-bunga dan aneka pepohonan menghiasi setiap sudut rumahnya, sehingga kesan asri sangat terlihat. Dia lebih terkejut ketika melihat interior dalamnya yang hampir semuanya terbuat dari kayu dan keramik. Sepertinya orang tua Kania memiliki selera yang bagus.
"Rahma Gue mau ganti baju dulu. Lo mau ganti sendal? Ambil aja di rak." Kania menunjuk rak sepatu di ujung ruangan. Rahma mengangguk dan langsung berjalan menuju arah yang ditunjuk Kania.
Rahma sempat berjalan sebentar, melihat-lihat foto keluarga yang terpajang apik di tembok ruangan. Kania memiliki seorang kakak dan Rahma sudah pernah melihatnya.
Dari sini juga Rahma tahu bahwa kecantikan milik Kania merupakan keturunan dari sang Mama.
"Udah lihatin fotonya?" Kania muncul sembari membawa satu gelas sirup di tangannya.
"Udah, makasih ya." Rahma terkejut ketika Kania menarik gelas sirup yang akan dia ambil.
"Ngapain?"
Rahma menunjuk gelas itu, "buat Gue kan sirupnya?"
Kania menggeleng, "enggak buat Gue. Kalau Lo mau bikin sendiri sana!" Kania langsung membalikkan tubuhnya dan berjalan ke dapur.
Wow, sepertinya Rahma baru saja menemukan perempuan yang lain dari yang lainnya. Rahma langsung mengikuti langkah Kania dan berdiri di sampingnya.
"Lo mau makan apa?" Kania meletakkan gelasnya dan duduk sembari memainkan ponselnya.
"Apapun yang Lo masak Gue makan. Asal nggak beracun aja." Rahma mengambil brownies yang baru saja Kania hidangkan.
"Mau makanan berat atau ringan?" Kania meletakkan ponselnya dan beralih ke kulkas.
"Terserah." Rahma tertawa, memperlihatkan giginya yang tersusun rapih itu.
Kania berdecak malas, "biasanya mah cewek yang ngomong terserah, ini cowok."
Rahma masih tertawa, ditambah dia melihat Kania yang mengerucutkan bibirnya sambil melihat kulkas.
"Zuppa soup mau?"
Rahma mengangguk, "boleh."
"Bantuin Gue bikinnya kalau gitu."
Rahma langsung mengangguk antusias dan menerima uluran apron dari Kania. Ya walaupun Rahma tidak terlalu pintar memasak kalau urusan potong bawang mah dia jagonya.
***
"Pertama Gue harus ngapain Ni?" Rahma sudah berdiri di samping Kania. Dia baru saja selesai mencuci tangan dan mengucir rambutnya. Sejujurnya Kania tidak tahu apa faedahnya.
"Bisa potong wortel sama bawang bombai nggak?"
"Bisa, kecil itu mah." Rahma menjentikkan jarinya.
"Ya udah nih! Awas sampai salah." Kania meletakkan pisau di depan leher Rahma, "Gue gorok."
Rahma langsung mengangguk dan meninggalkan Kania untuk fokus ke pekerjaannya.
Kania tertawa dan kembali sibuk dengan bagiannya yang sudah tentu lebih banyak daripada Rahma. Untung Mama selalu memaksa Kania membantu memasak di akhir pekan, ada gunanya juga sekarang.
***
Saat sedang asyik memasak, tiba-tiba ada suara sepatu dari arah luar. Kania yang penasaran langsung berjalan meninggalkan Rahma yang sedang sibuk memotong kentang.
![](https://img.wattpad.com/cover/361697555-288-k489848.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT KANIA AND HER STORY (AKAHS) |On Hold|
Fiksi RemajaDeskripsi menyusul ya, semoga kalian suka sama ceritanya. So, cekidot