Ketemu

31 7 0
                                    


Happy reading y'all


Kania berdecak malas ketika dirinya harus telat lagi. Kali ini bukan karena menonton drakor atau konser tapi karena kakaknya yang tiba-tiba datang tadi malam dan berakhir menceritakan hubungan percintaannya yang sedang kusut. 

Karena itu Kania jadi kesiangan dan baru bangun pukul setengah enam pagi. Tapi untungnya kakaknya itu mau mengantar Kania sampai sekolah walau sama saja telat.

"Sumpah itu si Jeff awas aja!" Kania berlari dari menerobos gerbang depan yang berakhir sia-sia karena gerbang tengah sudah ditutup dan dijaga oleh Bu Hellen lagi.

***

Bu Hellen berdecak malas ketika melihat Kania lagi.

"Kali ini apa Kania? Drama atau konser?" Bu Hellen menulis nama Kania dan meminta tanda tangannya.

"Enggak dua-duanya Bu, sumpah ini gara-gara kakak saya ngajakin curhat sampai malem." Kania mengembalikan pulpen itu ke tangan guru bk yang dihindari satu sekolah.

"Ibu sampai capek setiap hari ketemu kamu."

"Aduh Bu enggak setiap hari juga. Baru juga 2 kali kita ketemu minggu ini." Kania nyengir.

Baru saja Bu Hellen akan membuka gerbang sebelum laki-laki dengan jaket coklat dan tas berwarna merah itu berdiri di sebelah Kania.

"Maaf Bu Hellen saya terlambat."

***

Kania memalingkan wajahnya kearah kanan dan melihat laki-laki yang sedang berusaha mengatur nafasnya.

Oke, mungkin ini klise seperti cerita yang sering dia baca di novel. Tapi ini betulan, seseorang yang sedang Kania kagumi berdiri kurang 30 cm dari tempatnya berdiri.

"Rahma tumben kamu telat?" Bu Hellen kembali mengambil buku keramatnya dan menulis nama Rahma disana.

"Motor saya mogok Bu makanya saya lari dari lampu merah depan minimarket."

Kania menganga, setahunya minimarket di dekat sekolahnya berjarak beberapa puluh meter dari sekolah.

"Terlambat tetap terlambat apapun alasannya. Jadi karena hari ini cuma kalian berdua Ibu bakal kasih hukuman yang ringan." Bu Hellen menyerahkan buku keramatnya kepada Rahma untuk ditandatangani.

"Haduh Bu hukumannya nggak bisa di cancel apa? Saya ada ulangan di jam ketiga Bu."

Bu Hellen menatap malas Kania, "tidak ada urusannya dengan saya. Hukuman tetap hukuman. Jadi Kania dan Rahma kalian hormat bendera sampai jam istirahat pertama."

Baru saja Kania akan membuka mulutnya sebelum ultimatum Bu Hellen kembali terdengar.

"Kerjakan atau ada hukuman tambahan."

Kompak Kania dan Rahma menghembuskan napas kesal.

Gerbang dibuka, mereka berdua melangkah malas menuju lapangan upacara.

***

Sudah hampir satu jam Kania berdiri dengan posisi hormat. Jujur kaki dan tangannya sudah pegal. Mana dia belum sarapan kan jadi dobel penderitaan kalau kaya gini.

ABOUT KANIA AND HER STORY (AKAHS) |On Hold|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang