The Unsaid Words

25 3 0
                                    

HAPPY READING!!!

Kania memperhatikan Rahma yang sudah kembali masuk sekolah. Laki-laki itu asyik bercanda dengan salah satu temannya. Mendengar tawa lepas yang keluar dari mulut Rahma, Kania akhirnya mengucap syukur. Akhirnya dia bisa melihat tawa itu lagi setelah beberapa minggu.

"Nia, kamu ngapain? Mau nyamperin Aku?" Rendy tiba-tiba datang dan membuyarkan lamunannya.

Kania menggeleng. "Gue mau ketemu sama Mikha, ada nggak orangnya?"

Rendy mengangguk dengan malas dia kembali berjalan menuju kelas untuk memanggil temannya itu.

"Nia! Lo cari Gue?" Mikha keluar dengan senyuman lebar menghiasi wajah perempuan itu.

Kania mengangguk. "Gue pingin ngobrol aja, Lo nggak sibuk kan?"

Mikha menganggukkan kepalanya, "kebetulan Gue lagi santai sih. Ngobrolnya di kantin aja yuk biar nggak ada yang nguping nanti."

Mikha menunjuk kearah jendela kelas diam-diam. Kania yang paham langsung mengangguk dan mengikuti langkah Mikha yang menggiringnya ke kantin.

***

Sembari meminum es jeruknya Kania mencoba untuk menurunkan gengsinya. Toh sebenarnya dia yang salah disini bukan Rahma.

"Rahma mulai masuk dari kapan Mik?" Kania tidak berani mengangkat kepalanya terlalu malu.

Mikha yang baru saja melahap batagor itu hampir tersedak jika tidak langsung mengendalikan emosinya. "Lo beneran tanya kan Ni?"

Kania mengangguk. "Serius!"

Mikha mengeluarkan senyum kalemnya. "Hari ini dia mulai masuk sekolah. Gue bersyukur dia nggak kehilangan bakat sosialisasinya walaupun harus dikurung dirumah dua minggu."

"Kira-kira Rahma marah sama Gue nggak ya Mik? Gue sebenernya pingin ngajak dia ngobrol tapi takut dia bakal nolak nantinya."

Mikha melanjutkan acara makan batagornya sebelum menjawab, "nggak ada yang tahu sebelum dicoba. Kalau Lo malu atau takut buat ngomong, biar nanti Gue aja yang ngomong ke itu anak."

Kania menggigit bibirnya, kebiasaan jika perempuan itu sedang gugup. "Kalau tiba-tiba Gue ajak keluar mau nggak ya? Gue pingin ngomong sesuatu sama dia soalnya."

Mikha menatap Kania dan mengangguk. "Rahma nggak setega itu buat nolak ajakan, dari siapapun itu. Makanya anak-anak sering kesel sama sifatnya yang itu, takut-takut dia dijebak sama orang jahat kan? Pokoknya kalau Lo nanti keluar sama Rahma Gue cuma mau nitip pesen aja ya, ajak anak itu biar aktif lagi di organisasi. Pembina sering nanyain soalnya."

Kania menggigit sedotannya, sudah dua orang yang memintanya agar membujuk Rahma kembali aktif di organisasi. Setelah memikirkannya sebentar akhirnya Kania mengangguk mantap. "Gue pasti bakal sampein itu. Tapi Gue minta tolong ya suruh Rahma ketemu Gue sepulang sekolah nanti di kantin anak IPS."

Mikha mengangguk. "Pesan diterima! Ada lagi?"

Kania menggeleng, "kalau gitu Gue balik ya udah hampir masuk soalnya. Makannya biae Gue yang bayar, itung-itung ucapan terimakasih."

"Nggak usah Ni, justru Gue yang harusnya traktir Lo. Itu karena Lo udah bersedia jalan jauh sampai kesini, apalah kantin disini harganya ya lumayan sih kalau buat kantong pelajar."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ABOUT KANIA AND HER STORY (AKAHS) |On Hold|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang