First Time I Met Him

115 13 3
                                    

Kania menggerutu sepanjang koridor, sumpah ini gurunya tidak memiliki hati nurani atau bagaimana sih? Masa hujan-hujan begini masih kena hukum, mana disuruh bersihin toilet lagi.

Please -lah kalo cuma dimarahin sih masih oke paling kupingnya aja yang panas. Lah ini, udah dimarahin masih disuruh bersihin toilet di samping laboratorium fisika yang dimana dia sendiri aja nggak pernah tuh pakai itu toilet. Ya iyalah orang Kania anak IPS gimana mau ke lab.fisika yang jauhnya nauzubillah dari kelasnya.

"Awas aja tuh guru kalau besok sampai minta dibawain buku sama tasnya, nggak akan gue tolongin. Biarin aja tuh keberatan."

Kania mengambil sikat wc dan antek-anteknya untuk mulai membersihkan kamar mandi yang sepertinya sih sudah lebih dari 2 minggu tidak dibersihkan.

Menutup hidung dan mulutnya menggunakan scarf yang selalu dia bawa kemana-mana, maklum fashion dulu lah say.

***

Terhitung sudah satu jam Kania membersihkan dua bilik toilet yang kotornya melebihi toilet umum didepan sana.

"Anak MIPA kayaknya cuman pinter otaknya, hatinya mah udah batu kali ya? Ya kali toilet sekotor dan sebau ini nggak ada yang sukarela bersihin padahal mereka sendiri juga yang make."

Membenarkan posisi poninya, Kania terkejut ketika tiba-tiba ponselnya berbunyi dan menunjukkan nama sang sahabat di layarnya.

Kania tidak mengangkat panggilan itu dan langsung mengetikkan pesan, lalu melangkah keluar menuju kelasnya.

Iseng Kania menulis sesuatu di pintu masuk toilet dan kembali berjalan, mengacuhkan hiruk pikuk lorong MIPA karena jam istirahat sudah berdering semenjak 5 menit yang lalu.

***

"Nggak diangkat Kar?" Winda merapikan bajunya yang sedikit berantakan karena barusan jam olahraga.

"Enggak, tapi dia bilangnya udah jalan kesini. Barusan dihukum sama Miss Hellen katanya." Sekar mengambil parfum dari dalam tasnya dan langsung menyemprotkan keseluruh tubuhnya, biar wangi semerbak.

"Buset Gue masih makan neng, kalau mau semprot jangan disini bisa?"

Sekar hanya tertawa lalu mencubit gemas pipi kekasihnya itu. "Maaf ya sayang, duh jadi keganggu ya makannya?"

"Enggak sih, cuma kaget aja soalnya tadi lagi nyuap." Laki-laki itu langsung menampilkan eye smile miliknya.

"Ya udah dimakan sampai habis ya, Aku mau cuci tangan dulu sebentar." Sekar mengusap lembut rambut pacar dua bulannya itu.

"EHEM!! Ada jomblo nih, nggak usah tebar kemesraan bisa? Dosa tahu nggak sih."

Sekar dan Juan hanya tertawa melihat reaksi Winda. Biasalah, jomblo kan emang nasibnya gitu, jadi nyamuk doang.

***

Kania yang sedang berjalan ruang tiba-tiba dikejutkan dengan suara dari arah mading sekolah.

Karena rasa penasarannya sudah setinggi Gunung Everest, Kania langsung melangkahkan kakinya semangat sambil mendesak kerumunan anak-anak MIPA yang berkumpul.

"GUYS RAHMA GANTENG PUNYA INFO NIH!!"

Seketika bisik-bisik tetangga mulai terdengar begitu cowok di depan sana mengucapkan kata-kata itu.

ABOUT KANIA AND HER STORY (AKAHS) |On Hold|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang