Happy Reading Y'all
Setelah adegan kejar-kejaran menuju UKS itu selesai, ya selesai bagi empat anak absurd itu sebenernya.Rahma sudah membaringkan tubuh Kania di bed UKS dan memanggil guru yang sedang berjaga.
Untungnya setelah di berikan minyak angin Kania langsung sadar dan tahu siapa yang bereaksi lebih dulu setelah Kania sadar? Yup, empat temen absurd nya itu.
"Eh Ni enggak jadi metong Lo?" Winda yang pertama kali nyeletuk.
"Yah enggak jadi pulang cepet ini mah." Nina pura-pura sedih sambil ngusap air mata imajinernya.
"Yah enggak jadi dapet nasi kotak." Ini lagi Sekar ikut-ikutan, aneh emang penyakit lolanya enggak pernah kumat kalau lagi ngejahilin Kania.
"Enggak apa-apa yang, seenggaknya dosa dia berkurang." Juan mengusap rambut kekasihnya itu dengan sayang, halah modus.
Ini kalau enggak lagi lemes badannya atau enggak ada Rahma disampingnya sekarang, sudah bisa dipastikan vas bunga di pojok ruangan bakal melayang.
Kania ini gedek banget tapi harus tetep jaim kan ada mas crush yang tersayang.
***
Rahma cuma ketawa terus ngusap kepala Kania, lembut banget pokoknya. Ini Kania jadi nggak yakin dia sebenernya masih pingsan atau udah sadar.
"Minum dulu Ni." Rahma menyodorkan satu gelas teh hangat yang baru diberikan oleh penjaga UKS.
"Ah..iya." Sumpah ini Kania minum sambil nahan salting. Astaga kok ini mas crush nya perhatian banget sih. "Makasih ya."
Rahma cuma senyum terus ngangguk. Haduh ini Kania udah MLYT alias meleyot banget haduh. Ini rasanya tulang dia kaya baru di presto, lunak jadinya.
***
Saat mereka sedang asyik dengan bercandaan yang dilontarkan Rahma, tiba-tiba suara langkah sepatu yang seirama itu mampu membuat mereka ber-enam menengok kearah suara.
"Bu Hellen!" Kania bahkan langsung duduk dan itu ngebuat pusingnya jadi dua kali lipat.
"Kania, Rahma ini tas kalian." Bu Hellen nyerahin dua tas warna merah sama pink ke tangan Juan karena posisinya emang agak jauh dari Kania sama Rahma.
"Kania kalau masih pusing bisa istirahat di rumah aja daripada disini."
Kania cuma geleng, "terimakasih Bu tapi saya ada ulangan di jam ke-3."
"Dan jam ke-3 sudah lewat 30 menit yang lalu. Itu artinya kalian berempat juga termasuk bolos." Bu Hellen menatap empat orang itu bersamaan.
Nina sama Winda udah dag dig dug ser ini, tatapan Bu Hellen itu ngeri-ngeri gimana gitu. Orangnya emang enggak galak tapi sekali ngomong langsung nyenggol hati kecil.
"Maaf Bu itu gara-gara saya. Tambah aja hukuman saya Bu."
Sontak keempat temen absurd Kania ini langsung natap Kania, enggak habis pikir sama omongannya barusan.
"Ibu nggak pernah mengajarkan seseorang untuk menanggung beban kesalahan temannya, mau hubungan kalian sedekat apapun itu." Mata tajam Bu Hellen menatap lurus kearah Kania.
![](https://img.wattpad.com/cover/361697555-288-k489848.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT KANIA AND HER STORY (AKAHS) |On Hold|
Teen FictionDeskripsi menyusul ya, semoga kalian suka sama ceritanya. So, cekidot