WHO?

9 2 0
                                    

HAPPY READING!!!

Setelah kemarin hampir seharian penuh Kania menemani Rahma berkeliling mencari hadiah untuk Bundanya, hari ini Kania benar-benar ingin dirumah saja.

Kemarin tepat saat motor Rahma meninggalkan halaman rumahnya, Kakaknya datang dan langsung membawanya menuju unit apartemen milik Kakaknya itu. Kania yang biasanya menolak dengan berbagai alasan kemarin langsung mengiyakan dan mengambil tas yang berisi pakaian dan buku-buku untuk hari Senin.

***

Jeff sebenarnya lumayan penasaran dengan adiknya yang seharian ini diam saja sambil menonton drama di tv. 

Bahkan biasanya ketika menginap Kania akan mengerjai Jeff sampai laki-laki itu gedeg dan berakhir menghimpit Kania di ketiaknya yang langsung dibalas dengan tamparan keras di pipinya. Tapi hari ini tidak, adiknya itu diam saja seperti tidak memiliki semangat hidup.

"Ni mau mie nggak? Kita belum sarapan loh." Jeff mendudukkan badannya di samping Kania.

Kania hanya menggeleng, sorot matanya masih fokus dengan drama Korea didepannya.

"Mau makan apa? Nanti biar Gue deh yang masak."

Bukannya menjawab Kania malah menyenderkan kepalanya di bahu tegap milik Jeff. "Males makan."

"Pulu pulu mana yang menyakitimu wahai adikku? Sampai nggak mau makan segala."

"Sok tahu." Kania semakin menempelkan kepalanya di bahu Jeff.

"Nasi goreng dikasih sosis sama bakso, gimana?" Jeff mengusap rambut adiknya yang baru saja keramas itu.

"Boleh, tapi nggak mau bantuin."

Jeff langsung mengangguk. Kalau urusan masak mah kecil nggak usah dibantu juga bisa dia. Calon suami idaman, tapi udah ada pawangnya. Hehe.

***

Jeff langsung mempersiapkan semua bahan yang dibutuhkan. Tangannya lincah memotong bahan, bahkan kini dia sudah memakai apron hello kitty yang diberikan oleh Mama sebagai hadiah ulang tahunnya kemarin.

"Pedes atau pedes banget?" Jeff sedikit mengeraskan suaranya agar Kania bisa mendengarnya.

"Pedes banget!"

Jeff mengangguk, dia tahu Kania tidak melihat tapi masa bodo yang penting makanannya jadi.

Tiga puluh menit kemudian, nasi goreng dengan asap yang masih mengepul sudah tersaji di atas meja. Bahkan Jeff merelakan kerupuk udang favoritnya ikut tersaji di atas meja.

"Kurang acar ini mah." Kania menyendok nasi goreng itu.

"Tinggal makan nggak usah komen. Lo bukan Chef Juna yang perlu Gue dengerin masukannya." Jeff kini sudah memangku kaleng kerupuk udang yang rutin dikirim Mama setiap bulannya.

"Astaghfirullah anak muda makan kerupuknya pelan-pelan aja. Nggak akan Gue minta." Kania terlihat jengah ketika melihat Jeff yang memeluk kaleng kerupuk itu seperti memeluk peti harta karun. Iya mungkin benar harta karun, harta karunnya Jeffry Nathaniel Soedikta.

"Gue tahu akal bulus Lo." Jeff mendengus dan meletakkan kaleng kerupuknya dengan berat hati.

Kania berdecak malas dan memilih fokus dengan makanannya. Meladeni Jeff hanya akan membuat mood-nya hari ini tambah buruk.

ABOUT KANIA AND HER STORY (AKAHS) |On Hold|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang