HAPPY READING!!
Kania merenggangkan badannya yang terasa pegal setelah hampir dua jam duduk menonton drakor. Karena ini hari Sabtu dan Mama serta Papanya sedang keluar kota Kania jadi bisa bersantai sebentar. Lama sih hehe.
Membuka ponselnya yang terus berbunyi karena tiga curut kesayangannya itu sedang sibuk berdebat di grup. Kania tidak membuka justru sorot matanya tertuju pada notifikasi chat teratas.
Kania tidak tahu darimana Rahma mendapatkan nomornya. Mungkin Juan, tapi laki-laki itu selalu meminta izin jika ingin membagikan nomornya.
Tidak memperdulikan itu, jemari Kania langsung mengetik jawaban atas pesan Rahma. Laki-laki itu bilang ingin mengajaknya pergi ke mall sembari ingin membeli hadiah untuk sang Bunda yang sedang berulang tahun.
Tanpa pikir panjang tentu Kania menyetujui hal itu. Kania bahkan langsung mengambil handuk dan melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Padahal biasanya dia baru mandi jika jarum jam sudah menunjukkan angka satu. Terlepas jika Mama tidak memaksanya ikut ke toko.
***
Kania sempat mematut dirinya di depan cermin sebelum mengambil tas selempangnya dan menggunakan flat shoes. Melangkahkan kakinya menuju pintu utama dan ketika membukanya terpampanglah Rahma didepannya.
"Aku baru mau ngetuk."
Kania menggeleng, "udah kerasa bau kamu. Persis bau kambing." Kania tertawa setelah mengatakannya.
"Apaan Ni? Aku wangi banget kaya mandi kembang tujuh rupa gini." Rahma mengibas-ngibaskan jaket yang dipakainya.
"Iya, jelas bau kambingnya."
Rahma langsung mendekap Kania dan memiting leher Kania. Gadis itu tertawa sambil terus memukul dada Rahma.
"Lepasin Rahma!"
"Nggak! Biar kecium nih wangi kambingnya." Rahma semakin menarik Kania kedalam pelukannya.
"NAPAS GUE HABIS ANJIR!" Kania mendorong tubuh Rahma.
Keduanya tertawa setelahnya, bahkan kini wajah Kania sudah merah antara kehabisan napas sama salting hehe.
"Yuk ah berangkat!" Kania mengambil helm dan langsung memakainya.
"Siap laksanakan nyonya." Rahma ikut naik dan langsung melajukan motornya meninggalkan rumah Kania yang semakin tertinggal dibelakang.
***
Setelah menempuh perjalanan yang lumayan panjang, Kania dan Rahma akhirnya sampai di kedai ice cream. Tadi selama di jalan Kania merengek terus ingin makan ice cream padahal Rahma sudah menawari untuk makan nasi terlebih dahulu.
"Nggak tanggung jawab kalau nanti perutnya sakit ya." Rahma menyisir rambutnya yang berantakan setelah memakai helm.
"Ih enggak! Perut aku kuat banget pokoknya mah." Kania mengusap perutnya.
"Jangan gitu nanti orang ngirain kamu lagi hamil muda." Rahma menggenggam tangan Kania dan mengajaknya masuk menuju kedai.
Tentu saja Kania tidak menolak. Tangan Rahma selalu terasa nyaman untuknya. Dia tidak tahu bahwa ternyata mendekati Rahma bisa sebahaya ini bagi jantungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT KANIA AND HER STORY (AKAHS) |On Hold|
Teen FictionDeskripsi menyusul ya, semoga kalian suka sama ceritanya. So, cekidot