BESTI

17 4 0
                                    

HAPPY READING!!!

Kania benar-benar meyakinkan dirinya untuk meminta maaf di hari Senin ini. Bahkan saking niatnya dia sampai membawa beberapa kue yang diambil dari toko Mamanya, kali ini mendapatkan izin langsung dari sang pemilik toko.

Kania berusaha melangkahkan kakinya sepelan mungkin untuk mempersiapkan hati dan pikirannya. Karena jujur, satu minggu mendiamkan sahabatnya membuatnya malu untuk kembali bertegur sapa. Ini semua terjadi karena pikirannya masih terlalu kekanak-kanakan.

Akhirnya langkah kakinya berhenti tepat di depan kelasnya yang belum terlalu ramai. Tadi Mama memang sengaja membangunkan Kania lumayan pagi supaya Kania bisa berlatih meminta maaf dengan Mama.

****

Kania sudah bisa melihat ketiga sahabatnya (?) itu duduk rapi di tempat biasa mereka duduk. Dengan langkah pelan Kania berusaha mendekati mereka.

"Hai!" Kania berusaha menyapa ketiganya yang sedang asyik bercerita.

Winda menatap Kania sinis dan kembali asyik dengan ceritanya. Sejujurnya Sekar kasihan dengan Kania tapi jika teman-temannya tidak mau, bagaimana dong?

"Gue boleh duduk disini?" Rasanya sangat canggung. Ini seperti awal mereka bertemu dulu.

"Terserah." Nina yang menjawab. Karena dari awal dia ada seatmate Kania.

"Makasih." Kania meletakkan tas dan paper bag ditangannya keatas meja.  Dengan canggung dia duduk di bangkunya dulu.

Kalau biasanya Kania akan langsung masuk kedalam topik cerita mereka maka kali ini tidak. Bahkan rasanya untuk sekedar berkata "maaf" saja sulit.

"Gue mau ngomong sama kalian." Kania mengambil kesempatan saat ketiga sahabatnya ini berhenti berbicara.

"Apa?" Itu Sekar yang menjawab karena Winda dan Nina diam.

"Gue mau minta maaf." Kania memainkan ujung dasinya. Gugup. Kania tidak berharap teman-temannya itu akan langsung memaafkannya, tapi setidaknya dia sudah berusaha mengatakan kata sakral itu.

"Buat?"

Kania mengangkat wajahnya ketika mendengar Nina menjawab. Ada sedikit rasa senang di hatinya.

"Gue terlalu kekanak-kanakan kemarin. Jujur Gue emosi waktu itu sampai akhirnya gue marah sama kalian."

Sekar menyunggingkan senyumnya. "Kita udah maafin Lo kok Ni."

Kania mengembangkan senyumnya, "beneran?" Matanya langsung mengedar kearah wajah teman-temannya itu.

Mereka bertiga mengangguk bersama. Bahkan kini Nina sudah merangkul pundaknya.

"Kita mau marah beneran kalau hari ini Lo nggak minta maaf. Enak aja nyari circle baru." Winda mengerucutkan bibirnya setelah itu.

Kania tertawa, "Gue beneran minta maaf sama kalian. Bahkan Gue nggak tanya dulu alasan kalian kemarin."

Nina mengangguk, "it's okay. Yang penting sekarang udah selesai. Kalau urusan alasan kita belum bisa kasih tahu Lo, maaf ya."

Kania mengangguk, "nggak apa-apa. Udahlah jangan dibahas."

Sekar mengangguk sambil tangannya membuka paper bag. "Lo nyolong ya?"

ABOUT KANIA AND HER STORY (AKAHS) |On Hold|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang