"Udah malem, cing. Pulang gih!", kata Fino pada kucing abu-abu yang ada dihadapannya. Dia bingung karena sebelumnya tidak pernah mengurus kucing. Fino ingin membawa Jumuang ke unit Pakin, tapi rasanya begitu malas karena tubuhnya terasa lelah.
"Cing, lu diem aja disitu ya, jangan kemana-mana. Mungkin nanti mas Pakin balik lagi kesini", Fino kembali berbicara pada Jumuang.
Hari makin larut, Fino tertidur di sofa, begitupun dengan Jumuang.
Ditempat lain, Pakin masih belum selesai dengan pencariannya. Dia sudah mendatangi semua tempat yang dia pikir memungkinkan untuk Jumuang datangi. Kini dia berada di lobi apartemen, jam sudah menunjukkan pukul 00:00, hari sudah berganti namun dia tak berani pulang, dia memilih untuk duduk di sofa lobi. Pikirannya mulai lelah, tak lagi tahu kemana dia harus mencari Jumuang. Berbagai pikiran buruk terbersit dibenaknya, bagaimana jika Jumuang berlari hingga keluar apartemen lalu tertabrak kendaraan yang melintas? Bagaimana jika ada orang jahat yang melihat Jumuang lalu menangkapnya dan membawanya pergi untuk dijual? Bagaimana mengamuknya Januar padanya nanti jika tahu anak bulu kesayangannya hilang? Pakin dilingkupi overthinking.
Setelah beberapa menit berlalu, dengan rasa putus asa Pakin memberanikan diri membuka aplikasi messenger dihandphonenya, berniat untuk pengakuan dosa dan bertanya pada Januar mengenai tempat biasa Jumuang bersembunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNIVERSE
Fanfiction"kok dunia ini sempit banget sihh, kenapa gua harus ketemu sama orang gila ini lagi" - Fino "oh, ternyata dia anak magang diperusahaan gua, here we go" - Januar "wah ada dede gemes baru pindah apart, semoga jadi tetangga gua" - Pakin some parts of t...