Apartemen Raikan, 19 Mei 2024
00.30, hari sudah berganti ketika Januar dan Fino tiba di apartemen. Januar membukakan pintu mobil untuk Fino dan sambil bergandengan tangan mereka berdua naik ke lantai 4. Saat keluar dari pintu lift, dari kejauhan mereka melihat sebuah siluet seseorang yang terlihat duduk di lantai lorong. Karena lampu lorong yang sedikit gelap membuat Fino yang mudah takut menjadi semakin mempererat genggaman tanggannya dan mendekatkan tubuhnya kepada Januar.
"Nu.. Itu siapa?"
"Aku juga ngga tau sayang..."
Mereka berdua berjalan perlahan karena sayup-sayup terdengar seperti ada yang mengucap mantra, dan suara itu terdengar dari arah orang yang sedang duduk di lantai tersebut.
Tap.. Tap.. Tap..
Kini suasana kembali hening dan hanya terdengar langkah kaki Januar yang mengenakan pantofel. Setelah semakin dekat dengan orang tersebut, mereka baru sadar bahwa orang tersebut duduk di depan pintu apart milik Fino, dia mengenakan jaket berkupluk yang menutupi kepalanya. Orang tersebut menunduk dan tubuhnya terlihat gemetar.
Saat Januar dan Fino hanya berjarak tiga langkah dari orang tersebut, tiba-tiba saja dia berdiri dan ada cahaya yang menyorot wajahnya. Terlihat kedua matanya yang merah membelalak ke arah Fino.
Dia bertanya dengan suara parau, "Kenapa kalian baru datang?? Dari mana saja kalian??"
"PAPAAAAAA!", teriak Fino sambil memeluk Januar dari belakang dan dia sembunyikan wajahnya dibalik punggung Januar.
"SAYANG JANGAN KENCENG-KENCENG MELUKNYA, DADAKU SAKIT.. SAYAAAANG..", saking eratnya pelukan Fino, tanpa sadar membuat Januar kesakitan.
"Dari mana saja kalian?? Saya sudah menunggu kalian bedua!! Dunia sebentar lagi akan kiamat!! Cepat selamatkan diri kalian!!", ucap orang tersebut.
"BERISIK LU!", bentak Januar, "BANTUIN GUA LEPASIN PELUKANNYA FINO, KENCENG BANGET INI".
"Dunia sebentar lagi akan hancur lebur, sebaiknya kalian segera menyelamatkan diri kalian! Masuki pintu ini dan kalian akan tiba di dimensi lain!! CEPAAATTT!!", orang tersebut masih saja meracau seakan tak mendengar perkataan Januar.
"KIN!! BERISIK BANGET LU AH!! BANTUIN GUA INI", pinta Januar.
Namun orang aneh tersebut yang ternyata adalah Pakin masih saja meracau, "IKUTI PERKATAAN SAYA! CEPAT! SEBENTAR LAGI MEREKA DATANG! CEPAT!"
"Nggaaaa.. Gua mau pulaaang.. Huhuhu.. Papaaaa.. Abang mau pulang.. Kak Acaa.. Huhuhu", Fino tak berniat untuk melepaskan pelukannya, dia semakin panik karena mendengar Januar dan Pakin saling berbicara dengan suara yang kencang.
"Sayang.. Tenang. Ngga ada apa-apa. Itu cuma Pakin..
Sayang.. Lepasin duluuu.."Januar sekuat tenaga melepaskan pelukan kencang Fino, setelah berhasil dia langsung membalikkan tubuhnya lalu memeluk Fino dan menenangkannya.
"Cup cup cup.. Udaahhh.. Tenang yaaaa.. Ngga ada apa-apa kok sayaang"
"HEY! JANGAN KALIAN TIDUR! Baca mantra ini dan seluruh dunia akan selamat! AYO! BACA!", kini Pakin menyodorkan handphonenya pada Januar dan Fino.
"Berisik banget lu ah! Ngapain sih lu?? Kaga jelas banget!!"
"Ayo baca mantranya bersama saya!! Aldkfhfmslsjdurhsksjakndkskasnsjdksk"
"Sadar lu, Kin!!", dengan tangan kanannya Januar memukul pipi kiri Pakin, membuat Pakin terhuyung dan Fino terhentak karena kaget. Pakin lalu terjatuh ke lantai dan tak sadarkan diri.
"Maaf sayang, maaf..", ucap Januar kembali memeluk Fino dan mengelus punggungnya.
"Udah aman belum..?"
KAMU SEDANG MEMBACA
UNIVERSE
Fanfiction"kok dunia ini sempit banget sihh, kenapa gua harus ketemu sama orang gila ini lagi" - Fino "oh, ternyata dia anak magang diperusahaan gua, here we go" - Januar "wah ada dede gemes baru pindah apart, semoga jadi tetangga gua" - Pakin some parts of t...