Setelah mengantarkan makanan pada Pakin, Fino kembali ke unitnya. Sambil mendengarkan musik, Fino dikamarnya sedang menyiapkan berkas yang akan dia bawa besok saat tes masuk AstroDivine. Alat tulis tak lupa dia masukkan ke dalam tas. Pakaian yang akan dia kenakan pun sudah siap di dalam lemari.
"Oke, persiapan udah beres. Barang-barang gua juga udah ditempatnya semua. Tinggal isi kulkas niihhhh", Fino bermonolog.
"Kok suara musiknya gini sih? Masa speaker gua rusak?", Fino mendengar suara yang tak biasa ditengah alunan musik yang dia putar. Fino mencoba mereset speakernya, mematikan lalu menyalakannya kembali. Tapi masih terdengar suara aneh tadi.
"Ini bukan dari speaker gua kayanya", Fino pun mengecek sekelilingnya, barangkali ada kebocoran atau peralatan yang rusak. Ketika dia berjalan keluar dari kamarnya, dia melihat ada sebuah ekor panjang, berbulu tebal berwarna abu-abu didekat kusen pintu kamarnya.
"Hmmmmmm.. jadi lu pelakunya", Fino melihat Jumuang sedang menggaruk kaki meja yang ada didepan dinding luar kamar Fino menggunakan kukunya yang cukup panjang. Setelah puas menggores kaki meja Fino, Jumuang melirik sebentar pada Fino, lalu mendekati Fino dan mengeluskan kepala serta tubuhnya pada sela-sela kaki Fino.
"Apanya yang senggol bacok? Ngga diapa-apain aja dia udah manja kaya gini. Salah kucing kali mas Pakin.. Eh. Lu kok disini lagi sih? Kan tadi pagi udah dibawa pulang, kapan masuknya lu kesini?", kini Fino berbicara pada Jumuang sambil duduk sila dengan Jumuang diatas pangkuannya. Jumuang benar-benar manja, tanpa rasa ragu atau waspada sedikit pun, Jumuang menunjukkan perutnya pada Fino, tanda bahwa dia sudah percaya dan merasa nyaman terhadap Fino.
..ting tong..
Fino beranjak dari duduknya, lalu membuka pintu apartnya dengan satu tangan karena tangan yang lain digunakan untuk menggendong Jumuang.
"Fin.. ehhhh, bener kan lu disini, Ju!!! Astagaaaa! Kenapa lu kaga mau diem siiihh??", Pakin langsung mengomeli Jumuang ketika dia lihat Fino sedang menggendongnya.
"Sori ya, Fin. Kabur lagi dia", lanjut Pakin sambil mencoba mengambil alih Jumuang dari Fino tetapi Jumuang malah mendesis galak pada Pakin.
"Weeeiiitttt, kok gitu sih lu, Ju?? Liat tuh Fin. Beneran senggol bacok kan!", kata Pakin.
"Hahaha, ya udah gpp mas biar dia sama saya dulu aja disini. Saya udah selesai rapi-rapi kok. Nanti kalo dia bosen saya anterin ke unit mas Pakin", kata Fino sambil mengelus lembut kepala Jumuang.
"Jangan,Fin. Biar gua bawa aja sekarang, takut ganggu lu, lu kan masih bebenah sama belum makan juga pasti kan?"
"Belum sih, tapi bebenahnya udah selesai kok"
"Nah ya udah kalo gitu biar gua bawa balik paksa aja ni kucing"
Setiap kali Pakin mencoba menyentuhnya, Jumuang selalu mendesis . Alhasil Pakin membiarkannya tetap bersama Fino untuk sementara waktu dan Fino pun tak keberatan. lalu karena Pakin tidak memiliki agenda apapun untuk dikerjakan di apartnya, dia ikut menemani Fino bersama Jumuang.
"Oiya, Fin. Katanya lu mau kerja deket sini ya?", tanya Pakin.
"Iya, saya udah apply ke salah satu perusahaan ngga jauh dari sini"
"Terus kapan mulai kerjanya?"
"Besok sih baru tes masuknya, kalo misalkan lolos, tanggal 12 baru mulai kerja. Kalo mas Pakin, kerja dimana?"
"Kalo gua bilang gua ngga kerja lu percaya ngga?"
"Hmmmm.. Percaya aja sih"
"Kok bisa?"
"Kan, bisa aja mas Pakin ini udah punya bisnis sendiri dan bisnisnya udah jalan tanpa harus terus diawasin secara langsung, jadi tanpa kerja udah ada pasif income"
KAMU SEDANG MEMBACA
UNIVERSE
Fanfiction"kok dunia ini sempit banget sihh, kenapa gua harus ketemu sama orang gila ini lagi" - Fino "oh, ternyata dia anak magang diperusahaan gua, here we go" - Januar "wah ada dede gemes baru pindah apart, semoga jadi tetangga gua" - Pakin some parts of t...