Part 15

133 11 4
                                    

Fino ragu tetapi penasaran siapa wanita yang bersama Januar saat ini. Tetapi jikalau dia langsung menerobos masuk begitu saja Tisa pasti mempertanyakan kenapa dia begitu berani mengganggu privasi sang CEO.

"Gimana dong mas? Saya takut kena omel gara-gara kelolosan orang yang masuk ruangan Bapak", Tisa panik.

"Kita tunggu aja sampe mereka keluar"

Tisa mengangguk dan kembali duduk di kursinya, mencoba melanjutkan bekerja dengan perasaan gelisah. Begitu pula dengan Fino. Sambil terus memikirkan berbagai kemungkinan mengenai identitas sang wanita, dia mencoba tetap tenang sambil menunggu. 

Setelah sepuluh menit berlalu, akhirnya pintu ruangan Januar terbuka, seorang wanita yang sesuai dengan deskripsi Mike, mengenakan pakaian serba hitam dan setengah wajahnya yang ditutupi selendang, berjalan keluar penuh emosi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah sepuluh menit berlalu, akhirnya pintu ruangan Januar terbuka, seorang wanita yang sesuai dengan deskripsi Mike, mengenakan pakaian serba hitam dan setengah wajahnya yang ditutupi selendang, berjalan keluar penuh emosi.

Riiing...

 Pesawat telepon Tisa berdering.


📞 :

"Fino masih belum kembali ke mejanya?", terdengar suara sang CEO dari sebrang line.

"Sudah, Pak", jawab Tisa.

"Suruh ke ruangan saya sekarang"

☎️


"Mas Fino. Dipanggil Bapak"

Pandangan Fino masih terfokus ke arah wanita tadi pergi. 

"Mas.. Mas Fino"

"Oh.. iya mba"

Pikirannya yang sedari tadi berisik dan bertanya-tanya, dibuyarkan sesaat. Lalu dia berjalan masuk ke ruangan Januar.

"Duduk", perintah Januar ketika Fino sudah menutup pintu dari dalam.

"Tadi kamu ngobrol sama siapa di bawah?", Januar langsung menembakkan sebuah pertanyaan begitu Fino duduk dan menatapnya.

"Hah. Siapa? Saya?"

"Iya. Siapa yang kamu ajak ngobrol tadi di bawah?"

"Yang mana ya? Saya tadi ngobrol sama banyak orang di bawah. Sama Mas Mike, sama Mas Panji, Mba Denok, Pak Ujang, Bu Yani, Mas Gigi, Oh sama Pak Kumis juga ngobrol"

"Hhhh.. Yang tadi kamu ngobrol sambil bawa berkas itu", Januar menghela nafas panjang.

"Berkas? OOOOHHHHH.. Saya ngga tau namanya siapa"

"!#$%$#!"

"Ada apa ya?", tanya Fino polos. Menjadi tiba-tiba lupa dengan niat awal dia menemui Januar.

"Udah lah, kamu lanjut kerja aja. Kalo mau pergi-pergi ijin dulu ke aku. Biar aku ngga nyariin"

"Baik"

UNIVERSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang