Happy reading :)
“Jadi gimana, hmm?” tanya fajar pada ridho, Ryan, Faris, dan Leon.
Ridho, Ryan, Faris, dan Leon saling menatap satu sama lain. Siswa dan siswi yang mengerumuni Mereka pun bersorak-sorai meminta mereka menerima tantangan Fajar. Akhirnya, ridho pun mewakili Ryan, Faris, dan Leon untuk menyampaikan bahwa mereka menerima tantangan Fajar.
“Oke, gua terima tantangan lu. Besok, waktu jam istirahat, kita kumpul di kelas untuk melakukan sesi debat ini,” jawab ridho dengan yakin.
Fajar tersenyum ketika melihat semangat ridho yang ingin berusaha meyakinkannya bahwa Tuhan itu ada. Sebenarnya, Fajar melihat niat baik ridho yang ingin membuat dia kembali lagi mempercayai Tuhan. Namun, Fajar kurang senang ketika ridho memilih untuk menggunakan cara di mana dia bergabung dengan geng TPS untuk menyadarkan dirinya dari atheisme.
“Oke, dil kalau gitu ya.” Fajar menyodorkan tangannya untuk bersalaman dengan ridho.
Ridho menatap uluran tangan Fajar dan beberapa saat kemudian menyambut uluran tangan itu. “oke, dil.” siswa dan siswi yang menyaksikan hal tersebut bersorak-sorai dan Tak sabar menanti perdebatan antara Fajar melawan ridho, Ryan, Faris, dan Leon.
Setelah saling memutuskan untuk berdebat Di keesokan harinya, yang disaksikan oleh siswa-siswi SMP Gemilang Bangsa, Fajar, ridho, Ryan, Faris, Leon, dan siswa-siswi lainnya masuk ke dalam kelas karena bel masuk akan segera berbunyi. Kegiatan pembelajaran pun dilakukan seperti biasa. Meskipun Fajar merasa Tak sabar untuk berdebat dalam tantangan yang akan dilaksanakan keesokan harinya.
***
Hari yang dinanti-nanti pun tiba. Tepat saat istirahat pertama, seluruh siswa-siswi SMP Gemilang Bangsa berkumpul di depan kelas Fajar dan ridho. Ada beberapa guru pula yang tertarik dan menyaksikan peristiwa apa yang akan terjadi.
Di dalam kelas itu, terdapat lima orang siswa yang duduk memutari beberapa meja yang didempetkan, persis seperti orang-orang yang sedang melakukan rapat. Fajar nampak santai dengan raut wajah yang tenang, sedangkan ridho, Rian, Leon dan Faris terlihat cukup gelisah. Dari kumpulan siswa-siswi yang menyaksikan perdebatan tersebut, muncul salah satu siswa yang masuk ke dalam kelas.
“Baiklah, sepertinya semuanya sudah hadir. Pertama-tama, izinkan saya memperkenalkan diri. Nama saya vano dan saya adalah siswa kelas tiga SMP, pada kesempatan kali ini saya akan menjadi moderator dalam tantangan debat yang diberikan oleh Fajar kepada ridho, Ryan, Faris, dan Leon untuk membuktikan keberadaan Tuhan,” ucap Fano memperkenalkan diri dan membuka perdebatan itu.
“Oke, sebelum saya mulai perdebatannya, ada beberapa hal yang harus saya sampaikan terlebih dahulu. Pertama, dilarang mencaci maki atau bermain fisik ketika sedang berdebat. Kedua, debat akan berakhir ketika bel masuk waktu belajar seusai istirahat berbunyi. Ketiga, para siswa dan siswi yang menyaksikan termasuk bapak ibu guru yang juga menyaksikan, dimohon untuk bersikap kondusif dan tidak berisik. Keempat, dilarang memotong penjelasan ketika salah satu dari pihak Fajar ataupun ridho sedang menjelaskan argumennya. Dan yang terakhir, tepati janji yang sudah disepakati bagi siapapun yang kalah dalam debat ini.” vano membacakan aturan-aturan dalam perdebatan itu dan Fajar ataupun ridho mengangguk-anggukkan kepalanya pertanda paham dan setuju dengan peraturannya.
“Mungkin ada beberapa siswa-siswi yang belum mengetahui mengenai alasan terjadinya perdebatan ini dan bapak ibu guru yang menyaksikan perdebatan ini juga mungkin belum mengetahui, maka saya akan jelaskan sedikit latar belakang terjadinya perdebatan ini.” vano begitu gugup untuk menjelaskan bahwa Fajar selama ini adalah seorang atheis karena ia takut salah dalam berucap.
“Jadi, dua hari yang lalu, salah satu teman Ryan tak sengaja memidio perdebatan antara Fajar dan ridho yang terjadi di tempat parkir. Dalam perdebatan itu, Fajar mengakui bahwa dirinya adalah seorang atheis.” beberapa siswa siswi dan guru yang baru mendengar hal tersebut terkejut dan saling berbisik-bisik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teologi Dealektika
SpiritualBerpikir kritis adalah sebuah kemampuan yang dibutuhkan oleh manusia agar dapat mengembangkan dirinya. Namun Bagaimana bila seseorang berpikir kritis mengenai agama dan eksistensi Tuhan? Apakah pemikiran kritisnya akan membuat iman manusia itu makin...