•>•>•>•>•>•
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam." jawab Nina.
"Mas?" lanjut Nina.
Seorang laki-laki dengan jubah putih panjang di atas mata kaki dan peci berwarna putih serta sebuah kitab yang di bawa di tangan kanan nya itu berdiri di hadapan tiga gadis itu. Nina segera menyalimi mas nya itu.
"Kenapa, mas?" tanya Nina.
"Sudah setoran sama ustadz Arifin?" tanya mas ganteng itu.
"Sudah." jawab Nina. Kemudian pandangan laki-laki itu beralih ke dua orang ukhti di samping Nina.
"Masya allah." batin mas itu.
"Mas? Hei mas?" kata Nina melambaikan tangan nya.
Sang mas pun tersadar dari lamunan nya kemudian beralih kembali memandang adik nya itu.
"Istighfar mas." kata Nina.
"Astaghfirullah." gumam mas itu.
"Dia siapa, nin?" tanya Hana.
Laki-laki itu mengerutkan kening nya. Dia baru pertama kali mendengar ada murid yang memanggil adik nya itu tanpa embel-embelan ning.
"Oh, ini kakak ana.. Namanya mas Zayn." jawab Nina.
"Wah lo berdua sama-sama cantik dan ganteng ya, mungkin nurut dari umi sama abi lo berdua kali, ya?" kata Hana.
"Nama lo zayn, ya?" kata Shofiya.
"Kenalin, gue shofiya" lanjut nya sambil mengulurkan tangan kanan nya ke arah laki-laki yang bernama Zayn itu."Afwan," kata Zayn sambil menyatukan dua telapak tangan nya di depan dada.
"Kenapa lo ga sambut tangan temen gue? Sombong banget." sahut Hana.
"Tangan gue kotor, ya? Perasaan engga nih." kata Shofiya melihat telapak tangan nya.
"Eh.. Ehm hana, shofiya.. Kita balik ke rumah abi aja, yuk?" ajak Nina.
"Ayolah lagian gue males banget liat kakak lo, nin.. Sombong pake banget." celetuk Hana.
"Ahaha, iya ayo.." kata Nina. Dua gadis itu pun lebih dulu beranjak pergi.
"Mereka ngapain kesini?" tanya Zayn.
"Mereka murid baru, mas.. Orang tua mereka lagi ngobrol sama abi umi, kayanya mereka jauh-jauh datang kesini buat memperbaiki diri, mereka masih terlihat seperti anak yang belum tahu soal pondok." jawab Nina.
"Begitu, ya.. Pantes panggil kamu cuman pakai nama, dan bahasanya juga belum sesuai sama peraturan." kata Zayn.
"Oh ya, mas.. Tadi mas ngelamun engga natap ukhti shofiya ataupun ukhti Hana, kan?" tanya Nina memastikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AL-MUMTAZA •[END]•
RomanceKisah nya kembali di buka setelah di selesaikan oleh ingatannya yang telah lenyap. - story to Hana Kesabaran menunggu adalah cara terbaik untuk mencintai. - story to Faiz Menikah bukan karena cinta, namun karena paksaan orang tua. - story to Shof...