•>•>•>•>•>•
"Ukhti bangun ukhti." kata Azel menggoyang-goyangkan tubuh Hana.
"Shofiya bangun, oi." kata Delea ikut membangungkan.
"Delea.." tegur Azel.
"Dah lah kita kalo di hadapan yang lain aja pake ana, gue males pake ana anti sama orang kaya mereka." sahut Delea.
"Ukhti, hana.. Bangun, yuk?" kata Azel.
Hana terusik dari tidur nya mendengar suar Azel serta tubuh nya yang di goyang-goyang oleh Azel.
"Jam.. Jam, ini jam berapa?" tanya Hana mengucek-ngucek mata nya.
"Jam tiga, ukhti." jawab Azel.
"Hah?!" kaget Hana.
"Astaghfirullah, ya allah anti ngagetin aja." kaget Azel.
"Jam tiga?! Lo ngapain bangunin gue jam tiga?!" kata Hana.
Shofiya yang mendengar itu pun mulai terbangun dari tidur nya. Mencoba membuka mata dan duduk.
"Ya buat tahajud toh, ukhti." sahut Azel.
"Gila, ga ga.. Gue ga ikut, lo aja duluan sana sama delea gue ngantuk." kata Hana lalu kembali merebahkan diri.
"Astaghfirullah.. Ukhti ayo bangunn, nanti keburu telat loh ke mesjid nya." kata Azel.
"Tau, nih.. Buruan dong ah." balas Delea.
"Bacot banget." kata Shofiya lalu kembali rebahan dan menutup mata.
"Ihhh! Kumaha atuh kalian teh!" kesal Delea.
"Tok Tok Tok"
Delea membuka pintu dan ternyata orang yang mengetuk pintu adalah Nina. Benar, nina selalu patroli untuk mengecek santriwati ketika hendak sholat tahajud.
Begitupula dengan Faiz dan Zayn namun mereka mendapat di bagian santri saja.
"Assalamualaikum, ukhti.. Ayo ke mesjid." ajak Nina.
"Ning, mereka.." kata Delea melirik ke arah Hana dan Shofiya.
Nina tersenyum. "Kalian duluan aja, ya? Mereka biar saya yang urus."
"Yaudah kalau begitu kami duluan ya, ning." kata Azel.
"Na'am, ukhti." sahut Nina.
"Assalamualaikum." pamit Azel dan Delea.
"Wa'alaikumsalam." balas Nina.
Nina melihat ke arah dua kasur yang masih di rebahi oleh dua gadis itu. Nina menghembuskan nafas panjang melihat keduanya.
Nina berjalan ke arah kasur Hana, kemudian tanpa sengaja melihat lemari Hana yang di sana sudah tepasang poster-poster bias kesayangannya.
"Ayo bangun, ukhti Hana.. Poster Jaemin anti robek tuh." jail Nina.
KAMU SEDANG MEMBACA
AL-MUMTAZA •[END]•
RomantizmKisah nya kembali di buka setelah di selesaikan oleh ingatannya yang telah lenyap. - story to Hana Kesabaran menunggu adalah cara terbaik untuk mencintai. - story to Faiz Menikah bukan karena cinta, namun karena paksaan orang tua. - story to Shof...