24||rain

1.5K 82 4
                                    

                        •>•>•>•>•>•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                        •>•>•>•>•>•

  Shofiya terbaring lemah dengan mata tertutup. Di samping nya ada Zayn yang dari tadi gelisah menunggu istri nya siuman.

  Abi dan Ummi pergi ke administrasi untuk mengurus administrasi. Keadaan saat ini sangat tidak bisa di jelaskan. Semua ini terasa begitu menyakitkan.

  Di tengah kegelisahan Zayn, Shofiya perlahan membuka mata nya. Zayn yang melihat itu langsung membantu Shofiya duduk.

"Gus zayn..." panggil nya lemah.

"Saya di sini, sayang."

  Tangisan Shofiya kembali pecah saat Zayn memeluk nya erat. Tak bisa di gambarkan bagaimana hancur nya dia saat ini. Rumah terbaik untuk nya telah pergi selamanya.

"Jangan nangis, shofiya." kata Zayn mengusap air mata Shofiya.

"Gus, kenapa mama sama papa ninggalin saya.. Kenapa allah ga sayang sama saya? Kenapa allah bikin papa sama mama sakit? Kenapa allah buat saya hancur?" tanya nya sambil terisak.

"Tidak, shofiya.. Allah itu sangat menyayangi kedua orang tua mu.. Allah menyayangi mereka, makanya allah ingin menjaga mereka di sisi nya." jawab Zayn.

"Lalu kenapa allah membiarkan saya hancur?"

"Allah ingin melihat seberapa tabah kamu menghadapi ini.. Allah itu tahu segalanya, ga mungkin allah melakukan hal yang buruk kepada hamba nya."

"Saya ga bisa kehilangan mama sama papa, gus.. Saya ga mau sendirian, saya ga mau.."

"Kamu tidak sendirian, habibati.. Ada saya, ada Ummi, Abi dan banyak lagi orang yang sayang yang akan menemani kamu."

"Saya berjanji.. Akan menjadi pendamping terbaik untuk kamu, saya akan terus ada di sisi kamu.. Walau kamu belum bisa menerima saya seutuh nya tapi saya akan tetap menunggu cinta dari kamu."

  Zayn mengusap air mata Shofiya yang tak henti nya menetes. Laki laki itu mengelus pipi Shofiya yang basah kemudian mencium kening Shofiya.

"Dan, ini.." kata Zayn mengambil sebuah barang dari atas meja di samping kasur Shofiya dan memberikannya pada Shofiya.

  Kotak persegi empat kecil berwarna putih itu berada di tangan Shofiya. Shofiya perlahan membuka nya, kemudian tangisannya kembali pecah.

  Kotak itu berisi kalung pesanan Shofiya yang dia minta kedua orang tua nya untuk membawa nya ke rumah sakit

"Tadi ada seorang laki-laki yang menghampiri saya.. Dia memberikan saya kotak ini, dan heandphone milik papa kamu."

"Maaf, tadi saya lancang buka kotak itu.."

  Shofiya menyeka air mata nya sendiri lalu menarik nafas dalam sambil menutup mata kemudian kembali menatap kalung spesial nya itu.

"Saya engga bisa nunjukin kalung spesial ini ke mama sama papa.. Padahal saya ingin sekali, gus." kata Shofiya menahan air mata nya.

AL-MUMTAZA •[END]•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang