•>•>•>•>•>•
Pukul tiga kurang lima belas menit Zayn terbagun dari tidur nya. Dia melihat ke arah samping dan mendapati Shofiya yang tidur menghadap dirinya.
"Shofiya, banguunn." kata Zayn menoel-noel pipi Shofiya.
Shofiya yang merasa terusik pun menepis pelan tangan Zayn.
"Apa, ma." ujar nya mengigau.
"Lha? Kok ma, sih? Suara saya kaya perempuan apa?" heran Zayn.
"Shofiyaa, shofiyaa.. Bangunn, ini sayaa zayn, bukan mama kamu.. Shofiyaa." kata Zayn.
Zayn menggoyang-goyang kan tubuh Shofiya layak nya seorang anak kecil yang berusaha membangunkan orang tua nya.
"Mamaa, aku ngantuk.. Jangan ganggu, ma!" racau Shofiya.
"Astaghfirullahal'adzim.. Makin meracau dia." ucap Zayn.
Zayn beranjak dari kasur nya dan pergi ke kamar mandi. Dia mengambil gayung dan mengisi nya dengan air lalu kembali ke kasur.
"Shofiya kalo kamu masih belum bangun juga saya siram sekarang." ancam Zayn. Shofiya masih acuh.
"Ya allah perbanyak lah stok sabar ku ini." batin Zayn.
Zayn pun akhirnya memercikan air di gayung yang di pegang nya ke arah wajah Shofiya. Dan, berhasil. Shofiya mulai membuka mata nya.
"Mama! Jangan siram d-"
"Mama siapa, hm?" kata Zayn menatap Shofiya tajam.
"G-gus.. Gus zayn?" kaget Shofiya.
"Mampus! Bisa-bisa mya gue bilang mama di hadapan Zayn! Kemana gue naroh muka gue!!!" gerutu Shofiya dalem hati.
"Kenapa? Hujan, ya?" tanya Zayn.
"Gus kenapa, sih?! Malah siram-siram, di bangunin pelan dulu kek! Malah main siram! Kasar!" kesal Shofiya.
"Astaghfirullah, saya dari tadi udah bangunin kamu pelan-pelan.. Kamu nya yang susah bangun." sahut Zayn.
"Ga ada, ya.. Buktinya aku ga denger tuh gus bangunin aku." kata Shofiya tak mau kalah.
Zayn mengambil sejumput air lalu mengusap nya kasar ke wajah nya sambil menghela nafas.
"Kamu ini bener-bener nguji kesabaran saya, ya." ujar Zayn.
"Bodo.. Minggir saya mau ke kamar mandi." kata Shofiya mengibas tangannya.
"Sini kamu." kata Zayn langsung menggendong tubuh Shofiya di depan dada nya.
"Aaaa!! Gus turunin saya, gus!!" kata Shofiya.
"Pengen saya buang aja kamu." sahut Zayn.
"Gus zayn! Turunin saya! Gus!!" rengek nya terus menggerakan tubuh nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AL-MUMTAZA •[END]•
عاطفيةKisah nya kembali di buka setelah di selesaikan oleh ingatannya yang telah lenyap. - story to Hana Kesabaran menunggu adalah cara terbaik untuk mencintai. - story to Faiz Menikah bukan karena cinta, namun karena paksaan orang tua. - story to Shof...