Kisah nya kembali di buka setelah di selesaikan oleh ingatannya yang telah lenyap.
- story to Hana
Kesabaran menunggu adalah cara terbaik untuk mencintai.
- story to Faiz
Menikah bukan karena cinta, namun karena paksaan orang tua.
- story to Shof...
Nina terkejut mendengar nada bicara Azel yang meninggi. Dia mengerutkan kening nya.
"Apa maksud anti?" tanya Nina.
"Ning.." kata Azel menggenggam tangan Nina.
"Terima lamaran ustadz azriel." kata nya.
Nina semakin terkejut. Bagaimana Azel tahu tentang semua itu?
"L-lamaran? Ustadz azriel?" kaget Nina.
"Ana tau semuanya, ning.. Tadi.. Ana ga sengaja denger pembicaraan ning sama ustadz azriel.. Ana juga tau ustadz azriel yang sangat mencintai ning nina.. Tapi kenapa ning tolak? Ning jangan menolak ustadz azriel.. Ning dan ustadz azriel saling mencintai.." kata Azel.
Nina terdiam. Kemudian balas menggenggam tangan Azel sambil tersenyum.
"Keputusan ana sudah mutlak, ukhti.. Jika ana berkata tidak, maka tidak sampai akhir.. Lagipula ana tau, kalau anti mencintai ustadz azriel lebih dulu dan lebih lama.. Ana mau anti bahagia bersama ustadz azriel.." kata Nina.
Azel menggeleng. Air mata nya merembes keluar.
"Engga, ning.. Ana ga mau menghalangi cinta nya ustadz azriel sama ning.. Bagaimana ustadz azriel akan bahagia jika kebahagiaan ustadz azriel ada di, ning?" tanya nya terisak.
"Ana yakin, ustadz azriel juga akan bahagia jika bersama anti.." kata Nina memeluk Azel.
"Ana ga mau cinta menjadi penghalang antara ana dan anti.. Ana ga mau." kata Nina.
"Engga, ning.. Ana ikhlas.. Ana ikhlas, ning.. Ana senang jika melihat ustadz azriel menikah dengan ning.. Ustadz azriel dan ning adalah pasangan yang cocok." isak Azel.
"Dan ana bahagia jika anti menikah dengan ustadz azriel.." kata Nina melepaskan pelukan nya.
"Ukhti azel.." kata nya.
"Ana percayakan ustadz azriel ke anti.. Rasa cinta ana akan terbayarkan setelah kalian menikah nanti, lelaki di luar sana masih banyak.. Jadi, tidak akan masalah jika ana menolak lamaran dari ustadz azriel.." lanjut nya.
"Tapi, ning.. Ana ga bisa mengambil cinta nya, ning."
"Tidak, ukhti.. Ana tegaskan sekali lagi, tidak.. Jangan pernah merasa kalau anti bersalah, ini bukan salah anti."
"Ukhti azel.. Bahagiakan ustadz azriel, mau kan?" tanya Nina.