Bab V

206 32 1
                                    

Jangan lupa votenya, sayangku.

happy reading

Weekend lagi.

Guru muda yang kerap disapa Miss itu tengah berada di ruang tamu. Layar televisi sedang menayangkan drama romantis, tepat saat kedua aktor dan aktris itu akan berciuman, Jieun langsung menekan remotenya. Mematikan tayangan televisi itu.

Ia muak melihatnya.

Jieun melirik ke jam dinding, sudah pukul sembilan. Jieun tidak memiliki kegiatan apapun hari ini, ia hanya berniat menghabiskan waktunya seharian di rumah. Tetapi rasanya sangat bosan dan membuatnya jadi kesal sendiri.

Tidak ada hal menyenangkan yang bisa ia lakukan. Belajar memasak menu baru? Oh ide yang buruk, Jieun belum mendapatkan gajinya bulan ini, menyia-nyiakan bahan makanan tidaklah bagus. Ia harus berhemat.

Jieun memang bisa memasak, hanya menu tertentu. Jika ia belajar menu lain, bagaimana jika rasanya tidak enak dan malah berakhir di tong sampah? Itu sama saja dengan membuang uang. Lebih baik, jika Jieun lapar, uang itu lebih berguna untuk memesan makanan dari restoran.

Guru muda itu sungguh tak tahu ingin melakukan apa, sehingga ia berinisiatif untuk keliling saja di lingkungan rumahnya. Daripada ia terpuruk di rumah. Menghirup udara segar terdengar seru. Dengan Hoodie biru dan celana training hitamnya, tak lupa sepatu putih. Jieun berniat berjogging, ditemani dengan headset bluetooth yang sudah terpasang di telinganya.

Jieun berhenti pada sebuah taman kecil, setelah berlari cukup jauh. Dilihatnya ada seorang pria yang familiar, sedang berolahraga dengan alat yang disediakan sebagai fasilitas umum di taman tersebut.

Langkahnya semakin mendekat, dugaannya benar terhadap sosok itu. Jieun melihat guru olahraga yang Jane sukai, Park Jimin. Jieun berniat menghampirinya.

"Kau memang selalu berolahraga, ya? Pantas tubuhmu atletis sekali," sapa Jieun yang menarik atensi guru tersebut.

Jimin yang sedang fitness Itu, menghentikan aktifitasnya. Ia berdiri lantas mengelap keringat yang bercucuran di wajah dan leher.

"Terimakasih," ucapnya dengan senyum malu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terimakasih," ucapnya dengan senyum malu. "Ngomong-ngomong, sepertinya aku pernah melihatmu?" Jimin tampak berpikir sebentar, lantas menjentikkan jarinya setelah berhasil mengingat wanita yang berdiri di hadapannya ini.

"Benar, kau wanita yang di kantin itu kan?" Jimin memastikan. "Aku ingat jika kau duduk bersama wanita satunya lagi, yang menatap terus padaku." Pemuda itu terkekeh.

Jieun jadi tersenyum canggung, sikap Jane membuatnya malu, padahal bukan dirinya yang berbuat demikian.

"Kau pengingat yang handal. Maafkan temanku jika membuatmu tak nyaman, ia hanya menganggumi saja."

My Sweet ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang