Bab X

152 33 6
                                    

Selamat berpatah hati dahulu😆

Tenang, perjalanan kita masih panjang.

Vote dan komen juseyo, 2000+ kata ini weh.

~Happy reading~

Ini adalah hari yang tidak ingin Lee Jieun jalani, sungguh weekend kali ini benar-benar tidak wanita itu idamkan, jika saja guru itu diberi kekuatan maka ia akan melompati hari ini, dan meniadakan hari buruk tersebut.

Kakinya semakin berat melangkah tatkala sudah mendekati Cafe, tempat dirinya dan Hera akan bertemu.

Dari luar, Jieun bisa melihat perawat cantik itu sudah datang dan duduk di meja dekat jendela, sedang bermain ponsel. Langkahnya terhenti, menimbang-nimbang, apakah ia harus tetap menemui sahabatnya ini, atau justru tidak jadi dan membatalkan pertemuan secara sepihak? Yah, meskipun Jieun tau, itu perbuatan yang menjengkelkan, bahkan Hera sudah datang dan menunggu.

Wanita cantik itu tahu, jika ia diposisikan seperti itu, dirinya akan menjadi sangat kesal dan marah.

Maka dari itu, untuk menghormati sang sahabat, dengan mantap kakinya melanjutkan berjalan menuju cafe.

Hera tersenyum lebar saat mendapati sang sahabat sudah berada di sana. Di meja, sudah tersedia dua cangkir kopi panas yang sepertinya baru saja dihidangkan. Uapnya mengepul di udara.

Jieun duduk berhadapan dengan Hera. Perawat muda itu mengizinkan Jieun untuk minum terlebih dahulu, lalu setelahnya memesan makanan keinginan mereka.

"Kau tampak sangat semangat ya, Hera." Jieun tersenyum dan mulai membuka percakapan tatkala pelayan pergi setelah mencatat pesanan mereka.

"Mungkin kau bosan mendengar ini, tetapi aku benar-benar tidak menyangka dan seperti sedang bermimpi, Ji!" Wajah wanita bermarga Kim itu berseri-seri.

Sejak tadi, Jieun tetap mempertahankan senyumannya. Meskipun hatinya seperti teriris. "Kau memang sangat cantik, Hera-ya. Wajar jika banyak pria yang menyukaimu."

"Ah, tidak juga. Aku hanya sedang beruntung saja," ucapnya sembari terkekeh malu.

"Bagaimana ceritanya kau bisa pacaran dengan dokter itu? Aku penasaran," lanjut Jieun.

"Aku sebenarnya malu menceritakan ini, tetapi karena kau adalah sahabat terbaikku, baiklah ... kau ingat terakhir kali aku mengajakmu ke kliniknya? Setelah itu, Yoongi lebih sering datang ke rumah sakit, dia bilang akan mulai bekerja di sana. Aku tidak tahu alasannya kenapa, padahal dia sudah memiliki klinik pribadi. Tetapi itu sungguh menguntungkan aku." Hera memegang dadanya yang berdegup kencang, karena sangat bersemangat menceritakan kisahnya.

"Aku mulai mendekatinya, mencari topik percakapan apapun. Dan Yoongi seakan menerima dengan mudah kehadiranku, hingga seminggu yang lalu, aku menyatakan perasaanku. Yoongi menerimanya, aku seperti merasa sedang hidup di dalam dunia drama romantis, sungguh!" lanjutnya dengan sedikit jeritan histeris yang berusaha ditahan.

Jieun tertawa kecil menanggapi ini. "Luar biasa. Aku jadi iri," katanya.

"Astaga, tak perlu iri padaku. Aku yakin kau akan secepatnya menemukan laki-laki terbaik untukmu." Hera menyeruput kopinya.

My Sweet ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang