Bab XVI

209 29 4
                                    

Eid Mubarak everybody! Semoga dapat THR yang banyak, ya!

~selamat membaca~

Jieun mengangkat telpon dari Jane yang mengatakan jika ia sudah dekat dari lingkungan rumah guru bahasa Inggris itu, karena Jane menaiki Taxi, sehingga meminta Jieun untuk berjalan hingga keluar gang perumahannya, dan wanita Lee itu setuju saja. Ia juga sudah bersiap, sehingga saat menerima telpon itu, Jieun langsung pergi.

Sesuai dengan janji mereka, minggu ini mereka akan menghabiskan waktu bersama.

Jane yang kemarin sempat cuek, agaknya juga penasaran dengan ucapan Jieun tempo hari, wanita itu mencoba menyikapi masalah ini dengan dewasa, dengan tak membatalkan janji mereka secara sepihak.

Wanita Park itu merasa penasaran juga, percakapan penting apa yang harus Jieun katakan.

"Jieun!" panggil Jane dari Taxi-nya, orang yang dipanggil kemudian berlari kecil dan masuk ke mobil putih tersebut.

****

"Hei, lihat ini, astaga lucu sekali!"

Dua wanita itu sudah berada di salah satu mall besar yang ada di Seoul. Mereka sedang berada di butik yang ada di mall itu.

Jieun memegang sebuah baju bewarna pink, dengan bermotifkan karakter kartun. Meskipun bergambar kartun, bukan berarti baju ini untuk anak-anak. Justru model dari pakaian yang Jieun sebut, terbilang cukup dewasa, karena crop top.

"Bagus. Tapi aku aku kurang suka warnanya, apa tidak ada warna lain?" balas Jane seraya mendekat pada Jieun, ia juga mencari-cari baju dengan model yang sama di sekitarnya.

Jieun ikut membantu Jane menceri baju itu, tetapi tak menemukan warna lain, hanya ada warna pink.

Jane menghela nafas sedih, "cari baju yang lain saja," katanya.

"Kau benar-benar tak ingin warna ini? Kita bisa couple kalau kau mau," bujuk Jieun. Tetapi Jane menolak, ia lebih memilih model lain saja. Tentunya Jieun tidak memaksa.

Mereka kembali mencari pakaian yang mereka inginkan.

Tiga jam dihabiskan untuk membeli pakaian saja, mereka menjelajah hampir semua butik untuk mencari model yang bagus. Masing-masing, sudah menenteng 3-4 paperbag. Keasikan berbelanja, sehingga melupakan maksud Jieun untuk memberitahukan rencananya dan Jimin pada Jane.

Bahkan Jane juga tak ingat hal ini, berbelanja benar-benar seperti mencuci otak mereka. Khilaf melihat baju-baju bagus dan indah yang dipajang untuk memikat orang-orang seperti mereka.

"Aku haus," celetuk Jane, Jieun mengangguk tanda setuju. Kerongkongan mereka kering sebab tak dibasahi sejak datang.

"Kau lapar tidak?" tanya Jieun.

Jane melihat pada jam tangannya, memang sudah memasuki waktu makan siang. "Sekalian saja, kita ke cafe yang di sana. Menunya enak," ajak Jane yang disanggupi oleh wanita cantik itu.

Keduanya berjalan beriringan menuju cafe yang tak jauh dari mereka berada. Pintu dan dinding cafe itu terbuat dari kaca, yang bisa membuat orang-orang dari luar, bisa melihat pelanggan yang berada di dalam sana.

My Sweet ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang