Bab VI

195 31 14
                                    

Semangat puasanya Jwilers!!

~Happy reading~

Acara pelepasan siswa kelas dua belas berjalan dengan lancar, begitupula dengan penerimaan lapor.

Setelah menggunakan waktu libur akhir semester, satu minggunya untuk mempersiapkan acara ini. Beruntunglah tidak terjadi masalah, Jieun benar-benar bekerja keras untuk anak-anak kelasnya.

Melatih mereka drama teater yang akan ditampilkan pada saat acara, juga mempersiapkan beberapa hadiah dan ucapan selamat untuk anak kelas kesayangannya.

Jieun benar-benar sibuk, sehingga saat semuanya selesai, tubuhnya baru terasa lelah. Sehingga membuat guru satu itu, berdiam saja di rumah. Jieun juga baru bisa menikmati cuti sebagai guru, sampai satu Minggu ke depan. Liburan semester hanya berlangsung selama dua Minggu. Jieun akan memanfaatkan waktu yang tersisa, untuk memulihkan tenaganya.

.
.
.

Saat sedang berbaring di sofa panjang, di ruang tamu, sambil bermain ponsel, sekaligus memakan beberapa snack dan buahan yang ia sediakan di atas meja.

Jieun dikejutkan dengan bunyi bel yang ditekan tidak sabaran. Dengan sebal wanita itu berjalan rusuh menuju pintu.

Sebuah hal yang mengejutkan ketika mendapati perawat cantik yang berpenampilan begitu rapi, berdiri di sana, pelaku dari pemencetan bel.

Hera tersenyum lebar, menampilkan giginya yang rapi.

Penampilan antara guru dan perawat ini sangatlah berbeda. Jieun dengan kaos lengan pendek hitamnya, dan celana tidur kotak-kotak berwarna merah.

Berdiri di depannya, seorang wanita dengan celana kargo bewarna beige, dan kemeja dengan warna yang senada, tak lupa memakai vest bermotif bewarna hijau, dan sepatu putihnya yang bersol tinggi. Tas selempang bewarna hijau tersampir di bahunya. Juga menenteng sebuah paper bag.

Jieun memandang Hera dari atas sampai bawah, lantas mengernyitkan dahi. Wanita ini mau kemana sehingga berpenampilan rapi?

Hera mendorong Jieun yang menutup akses masuk, lalu dengan tanpa ijin, langsung duduk di atas sofa dan memakan potongan apel yang tersedia.

Hal ini membuat pemilik rumah tersebut berkacak pinggang, ia butuh penjelasan atas kedatangan Hera.

"Kau darimana dan ingin ke mana, eh?" tanya Jieun.

"Cepat bersiap, Ji." Dengan tidak tahu malu, Hera memerintahkan sang guru, dan mengabaikan pertanyaan itu.

Jieun berdiri tepat di hadapan Hera, lantas menarik tangan sahabatnya ini. Enak saja, sudah datang tanpa memberitahu, sekarang malah berlagak menjadi bos yang seenak hati memerintah.

Tetapi Hera justru memberontak, yang malah membuat Jieun harus menahan sabar.

Wanita berusia dua puluh tiga tahun itu memilih mengalah dan menggubris Hera, Jieun mengambil tempat duduk di sebelahnya. Hera tentu tidak terima, Jieun mengabaikannya.

Posisi terbalik. Sekarang malah Jieun yang ditarik oleh Hera.

"Cepatlah bersiap, temani aku periksa gigi!" titah Hera, dan mendapati teriakan kesal dari Jieun.

My Sweet ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang