My Sweet Man

Bab XXVIII

Happy reading

FLASBACK
[YOONGI'S POV, BACA ULANG BAB VII JIKA INGIN MENGINGAT POV-NYA JIEUN]

🦷🦷🦷

Rumah Sakit Seoul Bahari

"Annyeong, Dokter!" Sebuah panggilan antusias menggema di ruangan kerja pemuda bernama lengkap Min Yoongi itu.

Ia yang sedari tadi fokus pada ponselnya pun melongok untuk melihat sumber suara.

Lihatlah, di pintu ruangannya yang sedikit terbuka, terdapat sebuah kepala yang menongol--mengintip ke ruangan.

Membuat Yoongi hampir terjengkang dari kursinya karena kaget luar biasa. Bagaimana tidak? Di sana, terdapat kepala Hera yang seperti melayang layaknya hantu--sebab tubuhnya disembunyikan di balik tembok.

Mengusap dadanya berkali-kali, seraya mengatur nafasnya yang memburu, pun detak jantungnya yang tak karuan--hampir copot. Pemuda itu melotot tajam seraya menukikkan alisnya.

Perawat itu memasang wajah innocent, lantas merayap masuk ke ruangan. Seraya berdiri tegap, dan kedua tangan yang mengepal di samping badannya.

"Kau hampir membuatku terkena serangan jantung," sindir Yoongi.

Wanita itu lantas membungkuk dalam, menahan posisinya seperti itu selama beberapa menit, kemudian kembali berdiri tegap. "Maaf, Dokter. Aku tidak bermaksud mengagetkanmu," ucapnya.

Yoongi melengos kesal, kemudian merotasikan matanya, dan setelahnya malah bermain dengan komputer--mengabaikan Hera yang berdiri sembari menarik senyum lebar.

Sungguh, Yoongi masih merasa kesal. Padahal pemuda itu mengerti, jika Hera tak bermaksud melakukan hal itu. Dirinya saja yang tak bisa menduga keberadaan Hera seperti apa.

Hera mengerjap beberapa kali, merasa dirinya diabaikan, tak lantas membuatnya langsung pergi, justru ia berjalan mendekat.

"Sudah waktu istirahat, apa dokter tetap bekerja?" ujarnya, kemudian berdecak beberapa kali, "padahal tidak ada pasien juga," lanjutnya.

Yoongi mengalihkan pandangannya pada wanita yang tengah berdiri tepat di depannya--hanya dibatasi meja. "Apa maumu? Tidak biasanya kau datang ke poli gigi," ucap Yoongi, to the point.

Senyumnya semakin mengembang, menampilkan giginya yang rapi dan bersih itu. "Jika dokter tidak keberatan, apa dokter mau makan bersama di kantin?"

Wow.

Yoongi terkesiap, mendapati sinyal 'warning' di sekitarnya. Wanita cantik di depannya ini ternyata bukanlah tipe yang malu-malu dan mudah menyerah, ataupun menunggu laki-laki bergerak lebih dulu. Hera ternyata tipe wanita yang pemberani, dan Yoongi begitu terkejut bahwa ia sekarang menjadi sasarannya seorang perawat bermarga Kim itu.

Dokter gigi itu tidaklah bodoh, ia bisa langsung tau kemana arah alurnya saat seorang wanita dengan lantangnya mengajak makan bersama. Yoongi sudah berpengalaman dalam hal ini, namun sayangnya, wanita yang mengejar laki-laki duluan itu bukanlah tipe seorang Min Yoongi.

Yoongi tak mau dikejar, justru ia yang ingin mengejar.

Pemuda itu terdiam beberapa saat, lantas mengecek arlojinya. Memang sudah waktu makan siang, perutnya juga mulai keroncongan. Untuk itu, Yoongi pun berkata, "okey."

Nampak sekali, Hera sedang mati-matian menahan gejolak bahagianya. Beberapa kali terlihat mengulum bibirnya, menahan senyum, dan berusaha untuk terlihat biasa saja, padahal hatinya tengah berdisko ria.