Bab XIV

165 28 23
                                    

Sebentar lagi lebaran, Jwnodles mengucapkan:

Minal Aidin wal Faidzin, mohon maaf lahir dan batin, Jwilers.

Maaf kalau aku ada salah kata, dan terimakasih sudah support cerita ini.

Dan jangan lupa vote dan komen juga bab ini ya!~

[Edit: Jwilers, aku lagi diskusi di IG aku, tentang next project setelah cerita aku tamat. Nah, aku spill dua cerita baru di storynya, coba kalian cek story aku, dan baca alurnya dulu, aku minta kalian buat milih, mana yang lebih dulu dipublish.

Link akun aku ada di profil]

[Selamat membaca]

Sore itu, saat jam bekerja berakhir. Jieun menatap pada langit yang sedikit mendung. Wanita itu menghela nafas, berharap agar tak turun hujan, sebab dirinya tak akan langsung pulang, dan akan mampir di minimarket yang tak jauh dari sekolah, untuk membeli stok makanan dan alat rumah lainnya.

Jieun berpamitan pada Jane yang memutuskan untuk pulang dengan Taxi, sedangkan ia berjalan lurus, hingga lima belas meter dihitung dari halte bus.

Kakinya dibawa masuk ke dalam toserba itu, lantas mengambil keranjang. Memutari rak, dan sesekali berhenti untuk mengambil apa yang ia inginkan, dan melihat-lihat.

Sebenarnya ada banyak hal yang ingin Jieun beli, snack lebih tepatnya. Ada banyak varian baru di rak-rak ini, Jieun menjadi tergiur untuk mengambil semuanya.

Namun sayangnya, guru muda itu ingat jika ia harus berhemat, sekarang tanggal tua, ia belum gajian, dan Jieun harus membeli sesuatu yang memang ia butuhkan, bukan keinginan semata.

Sehingga dengan berat hati, Jieun mengurangi snack yang sudah ia masukkan ke keranjangnya. Dengan sedikit malu, kembali menyusun snack tersebut sesuai dengan varian mereka. Rasanya ingin menghilang saat itu juga, sebab ada seorang laki-laki yang berada di sekitarnya.

Jieun yakin jika pemuda itu tengah menertawai dirinya yang tak jadi membeli semua makanan yang sudah diambil. Wanita cantik tersebut merasa seperti orang bodoh yang rakus.

Setelah dirasa, semua kebutuhannya sudah cukup, Jieun membawa keranjangnya menuju kasir untuk dibayar.

Sebuah keranjang lain yang berisikan beberapa roti bungkus tergeletak di lantai, di samping kasir yang sedang men-scan belanjaan Jieun, wanita itu bisa melihatnya dari tempat ia berdiri.

"Kenapa roti itu diletakkan di bawah?" Jieun bertanya, sebab terheran, seharusnya barang seperti itu tak boleh diletakkan sembarangan.

Kasir laki-laki yang bekerja saat itu menatap ke arah tunjuk Jieun, "itu roti yang akan kadaluarsa, tak mungkin jika tetap dijual, kan?" Ia terkekeh.

Jieun mengangguk, "kapan tenggatnya?"

"Besok."

Guru muda itu terlihat berpikir, lantas sebuah nama muncul dibenaknya secara tiba-tiba.

"Biasanya jika sudah kadaluarsa begini, akan mendapatkan potongan harga jika ada yang membeli, kan?" tanya Jieun.

Pemuda itu mengangguk. "Benar, pertanyaannya, orang mana yang akan membeli barang kadaluarsa?" Kasirnya berusaha bergurau.

My Sweet ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang