Bab XXV

123 30 11
                                    

Jangan lupa vote, ya sengku.

Happy reading

FLASBACK
[YOONGI'S POV, BACA ULANG BAB IV JIKA INGIN MENGINGAT POV-NYA JIEUN]

Pemuda bermarga Min itu akhirnya membuat keputusan yang tepat setelah ia sempat bimbang untuk menerima tawaran dari sang direktur.

Hari ini, setelah hampir delapan bulan mengundurkan diri, Yoongi akhirnya kembali bekerja di rumah sakit besar itu.

Laki-laki dengan pakaian dokternya tersebut terlihat baru saja datang saat waktu sudah menunjukkan pukul dua belas siang. Ia tau jika dirinya sangat terlambat. Akan tetapi, pemuda tersebut terlambat disebabkan oleh mobilnya.

Yoongi pergi ke bengkel tempat mobilnya diservis terlebih dahulu sebelum ke rumah sakit, entah apa saja yang rusak sehingga mobil itu sangat lama diperbaiki. Namun, pemuda itu tak berniat untuk meninggalkannya alih-alih menuju rumah sakit.

Lagipula, ia datang ke sana hanya untuk mengatakan pada direktur bahwa ia menerima tawarannya.

Sehingga, saat mobil itu selesai diservis, barulah Yoongi menuju sana.

Saat itu, pemuda bermata sipit tersebut baru menyadari bahwa ia benar-benar terlambat. Sehingga menyusuri rumah sakit dengan tergesa--takut jika sang direktur pergi karena sudah waktunya untuk makan siang.

Pemuda itu tidak fokus berjalan, sebab selalu menatap pada arlojinya. Karena hal ini, tanpa sengaja ia menabrak seorang wanita yang memakai seragam perawat.

Kertas-kertas berceceran di lantai, sebab tabrakan tak sengaja yang terjadi. Yoongi terkejut, lantas dengan cepat membantu perawat itu memungut kertasnya.

"Maafkan aku, aku tidak fokus," kata Yoongi dengan penuh rasa bersalah. Pemuda itu pun memberi alih kertas-kertas yang sudah ia rapikan pada perawat tersebut.

Perawat itu mengambilnya, "ah, aku yang tak fokus, maaf," balasnya.

Mereka kini berdiri, berhadap-hadapan. Saat diposisi saat ini, Yoongi barulah bisa melihat dengan jelas wajah wanita tersebut. Dan betapa terkejutnya Yoongi, perawat yang ada di hadapannya sekarang begitu pucat, tangannya sedikit gemetar. Ia melirik ke sekitar, lantas dengan sedikit ragu ia bertanya. "Em, maaf. Ini sudah waktu makan siang, apa kau sudah makan dan berisitirahat?" Yoongi bertanya singkat.

Wanita itu terkekeh seraya menggeleng, "belum, masih banyak yang harus aku kerjakan," jawabnya.

Entah kenapa, perasaan tak tega Yoongi muncul. Hati nuraninya sebagai dokter menuntunnya menarik tangan wanita itu dan membawanya menuju kantin rumah sakit.

Yoongi itu adalah dokter, melihat seseorang yang pucat seperti ini tentunya rasa pedulinya tumbuh. Ia tak tega melihat orang-orang seperti wanita itu yang harus tetap bekerja padahal sudah waktunya istirahat, ditambah badannya yang sedikit gemetar. Bukankah itu bisa berbahaya? Perawat ini bisa pingsan kapan saja.

Yang ditarik oleh Yoongi pun tak menolak saat ia dibawa menuju kantin. Pemuda berkulit putih itu menuntunnya untuk duduk di salah satu meja yang masih kosong.

"Makanlah, sebagai perawat, kau tak boleh sakit, banyak pasien yang harus kau urus," titahnya.

Wanita itu mengangguk kecil dengan senyuman tipis yang muncul di bibirnya. "Terimakasih," katanya.

Yoongi mengangguk takjub, "aku pergi dulu," ucapnya lantas pergi saat itu juga.

Pemuda itu membawa langkahnya semakin menjauh, tanpa menyadari bahwa sikap pedulinya itu membuat wanita tersebut salah kaprah.

My Sweet ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang