Bab III

256 35 8
                                    

~Happy Reading~

Hari ujian semester akhir sudah tiba.

Pagi ini, Jieun kedapatan tugas sebagai pengawas di salah satu kelas 11. Miss cantik itu berdiri di depan kelas sambil membawa sebuah keranjang kecil yang digunakan untuk menyimpan ponsel murid-murid.

Jieun mulai berjalan ke barisan meja dengan keranjang di tangannya. Para murid dengan teratur memberikan ponsel mereka untuk disimpan.

Setelahnya, kertas ujian mulai diberikan. Terlihat wajah siswa-siswi yang bergam sekali ekspresinya.

Jika wajahnya menekuk, berarti ia tidak mendapatkan jawaban apapun. Lalu, jika wajahnya datar, itu dua kemungkinan, sudah tahu jawabannya, atau justru menyontek.

Jieun sudah hafal dengan urusan seperti ini. Ada sedikit pembeda diantara siswa yang benar-benar belajar, atau menyontek satu sama lain. Jieun akan memperhatikan mata murid-muridnya.

Jika mereka menyontek, maka tatapannya akan waspada, meskipun bewajah datar. Jieun selalu bisa menilainya.

Guru muda itu berjalan mengelilingi kelas, berpatroli agar tidak ada yang berani bertukar jawaban atau justru menggunakan ponsel.

Kebetulan pagi ini, bahasa Inggris adalah jadwalnya. Rasanya ingin tertawa iblis ketika melihat mereka yang kebingungan.

Bahasa Inggris itu salah satu pelajaran yang menurut anak kelasnya, lebih susah dari matematika. Aksen bahasa Korea yang khas, membuat anak-anak kesulitan saat mengucapkan kata di dalam bahasa Inggris. Kerap kali salah diucapkan, malah membuatnya berbeda arti.

Tapi tentunya tidak bagi Jieun. Malah matematika adalah musuh terbesar wanita muda ini.

Jieun sangat membenci matematika dan perhitungan lainnya!

Ketika melihat anak muridnya kesulitan mengerjakan soal bahasa Inggris, membuatnya teringat akan diri sendiri ketika mengerjakan soal matematika, saatnya masih bersekolah.

Waktu seperti berjalan dengan sangat cepat, bunyi bel pertanda istirahat dibunyikan. Terdengar suara yang kecewa dan tidak terima, sebab mereka belum menyelesaikan jawabn mereka.

Jieun tertawa kecil, "ayo semuanya. Berhenti menulis, dan kumpulkan ke depan," titahnya.

Murid-murid mulai berdatangan, secara teratur. Mereka juga mengambil ponsel yang ada di keranjang.

Lantas semuanya bergegas ke kantin. Mengisi energi untuk ujian berikutnya.

****

Guru yang kerap dipanggil Miss itu melangkahkan kakinya menuju ruangan guru sembari membawa kertas-kertas ujian.

Meletakkan kertas itu di mejanya sendiri, untuk nantinya diperiksa.

"Ayo ke kantin, Miss!" Seseorang menepuk pundak Jieun dari belakang. Suara yang terdengar familiar itu menarik atensinya.

Seorang wanita cantik dengan pakaian formal, berdiri di belakang kursinya.

"Oh, Jane. Sebentar, aku sedang merapikan ini," ucap Jieun sambil tersenyum.

My Sweet ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang