Happy reading
"Kau sedang apa?" Sebuah suara laki-laki mengagetkan seorang pria yang berprofesi sebagai guru itu.
Jimin, pemuda itu sedang berada di depan pagar rumah seorang wanita yang menghilang dan tidak dapat dihubungi selama dua hari ini, yang tak lain dan tak bukan adalah Lee Jieun.
Pemuda dengan senyuman menawan itu tentunya khawatir dan mencari alamat rumah temannya, untungnya Jimin bisa menemukan alamat itu dari profil Jieun sebagai guru.
Pria bermarga Park itu melirik ke sumber suara, di hadapannya berdiri seorang laki-laki yang terlihat lebih muda, tetapi memiliki tinggi lebih dari tubuh Jimin sendiri.
Wajah pemuda itu yang datar, dan badannya yang bongsor membuat Jimin seakan terkena oleh dominasi yang aura laki-laki itu pancarkan.
"Halo, selamat malam, saya Park Jimin. Apa benar alamat ini adalah tempat tinggal wanita yang bernama Lee Jieun?" tanya Jimin dengan sangat sopan, senyuman manis ia tampilkan dengan sedikit rasa canggung.
Jungkook melirik ke arah rumah yang gelap, tak ada pencahayaan dari dalam sana. Lantas setelahnya, ia menggeleng sebagai jawaban.
"Aku tidak tau, wanita itu sudah pindah beberapa hari yang lalu," jawab Jungkook, dengan masih mempertahankan wajah sok cool-nya itu.
Jimin terkekeh canggung sambil menggaruk tengkuknya--gerakan reflek ketika merasa malu. "Hm, begitu. Lalu apa kau tau alamatnya yang baru?"
"Tidak," jawabnya sangat singkat.
Batinnya Jimin berdecak sebal, pemuda di hadapannya sungguh tidak sopan dan irit bicara, hingga membuat guru olahraga itu rasanya ingin berkata kasar.
"Ah, baiklah. Terimakasih." Jimin menganggukkan kepalanya sekali, lantas tanpa menjawab apapun, mahasiswa arsitektur itu langsung pergi dari sana. Menyisakan Jimin yang menatap kepergian laki-laki itu dengan mulut yang menggerutu kesal.
****
"Oh! Pemuda yang kemarin?" Mata Jimin membulat kala ia melihat sesosok laki-laki yang baru saja keluar dari dalam rumah Jieun sembari membawa paperbag ditangannya.
Rasanya seperti dejavu, mereka bertemu kembali di lokasi yang sama, pun dalam waktu yang hampir sama.
Pemuda Park itu mengira jika Jieun-lah yang akan keluar dan memberikan itu, tetapi ternyata Jieun masih belum pulang--Jimin menduga begitu, dan memang benar dugaannya. Jieun memang belum pulang, dan memerintahkan Jungkook untuk melayani teman satu profesinya itu.
Jungkook bersusah payah menarik senyum, sebab tidak disangka jika dirinya sudah ketahuan berbohong, bahkan ia berani membohongi orang asing yang baru saja ia temui.
Pria dengan pakaian santainya itu mati-matian menahan emosi yang hampir menguap, urat leher Jimin membengkak sebab entah mengapa, hanya dengan melihat Jungkook bisa membuatnya merasakan kesal yang luar biasa.
Tak ingin bertengkar lebih jauh, Jimin berusaha menetralkan moodnya, tanpa bicara apapun lagi, ia merampas paperbag itu dengan tidak ramah dari tangan Jungkook, lantas berlalu dari sana setelah ia berhasil mengacungkan jari tengah kepada pemuda bergigi kelinci tersebut.
Mata Jungkook membulat saat mendapati umpatan dari jari Jimin, lantas ia berteriak, "YA, JARI BANTET! KAU KIRA AKU TAK PUNYA MIDDLE FINGER?!!" teriaknya seiring Jimin melangkah menjauh, meskipun Jimin tak bisa melihat apa yang pemuda berotot itu lakukan, tetapi tetap saja, Jungkook mengacungkan kedua jari tengahnya berkali-kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Man
Romance[Update setiap senin & kamis] "Bertemu dengan kau adalah suatu insiden yang sangat aku sukai." Start: 26 February 2024 Finish: ...? @Jwnodles2