Bab XXIV

160 30 23
                                    

Happy reading

"Min Yoongi?"

"Pagi, Jieun," sapanya ramah.

Sang empunya nama tersenyum hangat menatap pada wanita muda di hadapannya ini, sedangkan Jieun berusaha untuk tidak berkontak mata. Ia gugup.

Yoongi kemudian mulai melihat sekeliling minimarket.

Guru bahasa Inggris itu sungguh tak menyangka akan keberadaan si dokter gigi. Bagaimana bisa mereka bertemu di sini? Apa yang pemuda lakukan di kampung halaman Jieun?

"Kau mencari sesuatu?" tanya Jieun kala mendapati Yoongi masih melihat sekitar sembari mengangguk pelan. Entah apa yang pemuda itu lakukan sekarang, hanya membuat Jieun semakin bingung.

Pertanyaan yang terlontar berhasil menarik atensi pemuda bermarga Min itu, ia kembali fokus menatap ke depan, lantas tertawa geli kala matanya menangkap bocah perempuan yang sedang memeluk botol mineral, tengah menatapnya tanpa berkedip dengan mulut yang ternganga.

Jieun mengikuti arah pandang Yoongi, dan mendapati Nara yang seakan membeku melihat sosok laki-laki tinggi itu. Dengan cepat, sang kakak langsung membawa tangannya untuk menutup mulut sang adik, karena air liur bocah itu hampir saja menetes.

"Nara, kau kenapa??" Jieun bertanya keheranan, anak kecil itu mendapati kembali kesadarannya, lantas menggeleng malu, dan berusaha fokus dengan camilannya lagi.

Diam-diam, Yoongi mengusap mulutnya karena menahan salah tingkah, entah apa yang dipikirkan oleh Nara, tapi sungguh itu membuat Yoongi merasa percaya diri. Bocah itu menatapnya dengan tatapan berbinar, mungkin terpesona akan ketampanan dokter gigi itu--Yoongi menduga.

"Kau mencari sesuatu, Dokter?" Jieun kembali mengulang pertanyaan dan menekan kata terakhirnya. Wanita itu merasa tak nyaman berinteraksi dengan si pemuda, menatap wajah Yoongi hanya bisa membuatnya merasakan sakit di hatinya yang entah kenapa begitu.

Yoongi menggeleng, tangannya dimasukkan ke kantong celana bahan miliknya itu, lantas dengan senyuman yang tidak hilang sedari tadi, ia berkata, "aku ingin bicara."

Mati-matian Jieun menahan ekspresi terkejutnya, dengan kikuk ia mengusap kupingnya sendiri untuk memastikan jika ia tidak salah dengar, atau sedang berhalusinasi.

Tetapi Yoongi kembali mengulang ucapannya. Membuat Jieun membeku seketika selama beberapa detik.

Apa yang ingin laki-laki ini bicarakan?

Lantas, ia menatap kepada Nara yang menyaksikan interaksi keduanya dengan wajah polos dan pipinya yang menggembung. Jieun tersenyum tipis, lalu meminta izin untuk keluar dan menyuruh untuk menunggu di meja kasir ini. Nara mengangguk patuh.

Jieun berjalan mendahului pemuda tersebut, dan kemudian diikuti olehnya.

Wanita bermarga Lee itu membawa Yoongi untuk duduk di meja bundar yang berada di depan minimarket. Membiarkan si pemuda duduk di kursinya, sedangkan Jieun berdiri dengan ekspresi yang sulit didefinisikan.

"Apa?" beo Jieun.

Yoongi tersenyum manis, "bagaimana kabarmu?"

Mengerjap sekilas, Jieun menjawab, "seperti yang kau lihat, sudah membaik," balasnya dingin.

Pria itu mengulum bibirnya yang kering, lantas menepuk pelan kursi di sampingnya; menyuruh Jieun duduk.

My Sweet ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang