Bab XXIX

142 26 5
                                    

Alohaa guysss!

Maaf banget ya, seminggu ngilang tanpa kabar. Ini gegara aku mau namatin The Target dulu, mau fokusnya aku gak mencar, alias fokus di alur TT aja dulu, terus juga ngumpulin mood yang bagus biar nulisnya lancar, makanya MSM gak update seminggu ini.

Maaf banget ya ges ya, sekarang The Target udah tamat, jadi in syaa Allah cerita ini akan selalu update sesuai jadwal.

So, stay tuned, dan jangan lupa voment!!

Happy reading


FLASBACK
[YOONGI'S POV, BACA ULANG BAB VIII JIKA INGIN MENGINGAT POV-NYA JIEUN]

Rumah Sakit Seoul Bahari

Hari Senin merupakan hari yang sibuk, terutama jika bekerja di rumah sakit, yang akan lebih ramai dari hari lainnya.

Min Yoongi sedang meresepkan beberapa obat pereda sakit untuk pasiennya, kali ini tak mendapatkan kesempatan promosi, sebab sang pasien 'ngotot' ingin diobati saat itu juga, tak tahan lagi dengan sakit gigi yang ia rasakan.

"Diminum bersamaan, sehari sekali saja," katanya sembari memberikan tiga plastik berisi pil kepada sang pasien.

Wanita paruh baya itu mengangguk, lantas mengambil alih plastik. Pamit untuk pulang pada sang dokter, dan kemudian menghilang dari sana. Sedangkan Yoongi, mulai merekap data pasiennya di komputer.

Ruangan yang semula hanya terdengar suara ketika keyboard, tiba-tiba rungu sang pemuda mendengar sebuah ketukan di pintunya tertutup rapat.

Yoongi berseru menyuruh masuk, dan seorang wanita yang beberapa hari ini gencar mendekati Yoongi pun masuk dengan secangkir kopi panas di tangannya.

Siapa lagi kalau bukan Hera? Sejak mereka makan bersama di kantin rumah sakit tiga hari yang lalu, Hera semakin sering saja mengunjungi Yoongi di ruangannya.

Seperti pagi ini, ia lagi-lagi membawakan kopi, berdalih agar Yoongi semakin semangat bekerja, padahal hanya akal-akalan Hera saja untuk lebih dekat dengan pemuda bermarga Min tersebut. Yoongi bisa saja membuat kopinya sendiri, tak perlu Hera yang repot-repot membuat dan bahkan mengantarkannya.

Perawat itu meletakkan cangkir kopi di atas meja Yoongi, aroma harum menyeruak masuk ke hidung, sedikit menenangkan bagi si dokter.

Ia mempersilahkan Hera duduk di kursi depannya, yang hanya dibatasi oleh meja. Hera sedang menunggu Yoongi menghabiskan kopi miliknya, untuk nanti membawa kembali cangkir bekas si dokter.

Pemuda tersebut mulai meminum kopi hangat yang telah disiapkan untuknya, menyesapnya perlahan, menikmati setiap tegukan kopinya yang terasa hangat di tenggorokan.

Kopi merupakan comfort drink-nya, sehingga Yoongi tak pernah menolak saat Hera membawakan minuman penghilang kantuk tersebut. Bahkan terkadang menikmati, bagaimana ia dilayani bak pangeran.

Agak licik memang, dokter satu itu.

"Kau tak membuat kopi untukmu sendiri?" tanya Yoongi, setelah meletakkan cangkir yang masih tersisa separuh. Tak kuat menenggaknya langsung, sebab bibirnya mulai merasa melepuh. Bahkan sekarang, benda kenyal itu sedikit memerah.

Hera tersenyum manis, "nanti, setelah dokter selesai minum," katanya dengan tatapan yang mulai liar--melirik ke bibir Yoongi, dengan siku yang ditempelkan ke meja, dan tangan yang menangkup pipinya sendiri.

My Sweet ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang