chptr 17

59 4 10
                                        

Setelah satu jam berlalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah satu jam berlalu. Akhirnya bel berbunyi pertanda istirahat, willi bergerak keluar dari kelas, melihat itu atensi luna dan yang lain mengarah pada willi, "oo? dia melewati kita begitu saja"ucap hans,
Pamela pun ikut frustrasi,"aaaiisshh, situasi macam apa ini, aku tidak menyukainya huuaa"
"Pasti ada sesuatu yang terjadi sama willi"seru danny, matanya melirik ke arah luna, bahkan semua teman temannya pun menatapnya, luna merasa di amati jadi ia sedikit gugup

"A-apaa? Kenapa, ada apa melihat ke arahku"gugupnya

"Sayang, kamu jujur aja deh apa yang terjadi sama kalian berdua, keliatannya dari tadi pagi kalian tidak saling sapa hhmm"selidik danny sembari menatapnya lekat.
"Betul kata danny lun, bicara aja biar kita juga tau"sahut lexa penasaran

Kini luna dilanda kebingungan, ia tidak tega untuk menjawab yang sejujurnya, ketika luna masih tak bergeming dan sulit untuk berbicara, dari balik jendela tempat di mana mela duduk, kepala willi nyemburrr

"Yaaaakkkk, kau willi aiiisshh mengejutkan ku saja"teriak mela saat mengetahui ada kepala di sampingnya.

"Kalian semua ini tidak mau istirahat kah? Gue udah nunggu dari tadi ini"gerutu willi sembari terkekeh
"Yeuu, diem diem aja, makanya ngomong dong"cibir el

Pada saat yang bersamaan mata mereka bersitatap, ketika teman temannya bersiap siap akan ke kantin, willi mengedipkan satu matanya pada luna. Pertanda bahwa willi menerima kenyataanya itu, meskipun tidak sepenuhnya melupakan hal yang paling bersejarah dalam hidupnya.

"Makasih telah menemaniku dan melindungiku setiap saat" Ucap luna dalam hati.

Iris mata willi bergeser ternyata dirinya ketahuan oleh danny, sedang menatap kearah kekasihnya itu, "jaga ya tuh mata, kalo gak mau gue congkel"ketus nya

Willi pun terkekeh,"coba aja kalo bisa, yang ada gak bakal gue restuin hubungan kalian berdua"

Danny membulatkan matanya mendengar ucapan willi, "yaaakk, maksud lo apaan dah, emang luna adek lo? Cih gue gak butuh restu dari lo"sarkas nya

Sembari berjalan menuju kantin willi terus saja menggoda danny, "lah, lo gatau ya, gue tuh kaka nya luna, bahkan orang tuanya aja nitipin dia ke gue"willi semakin tertawa saat menggoda danny,

Darah danny mulai mendidih ketika mendengar itu, dirinya hampir tersulut emosi, "diem deh lo, gue gapeduli ya, yang jelas lo bukan siapa siapanya luna"

"Hey kalian berdua mau bertengkar terus? mending dilapangan aja sana"sindir hans, mereka sudah berada di kantin dan duduk di meja namun beda dengan willi dan danny, yang masih saja mempeributkan hal sepele

"Hadeuh, luna urusin deh sana dua bucin mu itu"ujar mela yang memijat keningnya karna terlihat lelah melihat kedua orang tersebut.

"Maklum mungkin baru pada puber tuh mereka"ejek lexa terkekeh

"Kalian berdua kalo gak duduk, aku tidak akan mau berbicara dengan kalian lagi!!!"ancam luna, seketika danny dan willi langsung terduduk begitu saja. Mereka tertawa bersama,

Can't you see me? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang