chapter 12

16.1K 862 36
                                    

Sudah hampir Dua Minggu Rafa tinggal di sana Dan bisa kalian tebak Rafa seperti apa Rafa seperti orang gila Tiap hari mendengar bentakan teriakan Membuat Rasa gusar dalam hatinya kian menyeruak.

Abraham selalu berusaha mendapatkan maaf dari anak bungsunya itu namun setiap kali Abraham mendekatinya ia di tolak mentah-mentah.

Seperti saat ini mereka tengah makan malam bersama keluarga lengkap mereka jarang jarang mereka berkumpul lengkap di meja makan bahkan Adelio sekalipun yang sangat jarang berada di rumah karena kesibukannya.

"Ada yang mau aku bicarakan." Ucap Alya mengeluarkan suaranya.

Alya dan Adam berbaikan setelah malam itu, Alya menyadari kalo Adam hanya emosi karena banyaknya masalah dalam keluarga ini akhirnya memilih untuk memaafkan.

Semua orang menghentikan kegiatan mereka menatap Alya dengan wajah yang serius kecuali Rafa ia tak peduli dengan apa yang di sampaikan sama Alya karena ia yakin itu tidak ada hubungannya sama dia.

"Kenapa sayang ??" Ucap Adam Mendengar ucapan Adam membuat Keysha ingin muntah saat itu juga.

"Gini besok orang tua ku mau datang." Ucap Alya dengan sedikit ragu.

"Apa ma, besok nenek mau datang Yeeeey." Ucap Ariela kegirangan karena neneknya akan datang.

"Kirain bakal penting." Gumam Keysha yang masih bisa di dengar semua orang yang ada di ruang makan.

"Keysha." Geram Evan.

"Paan sih." Ucap Keysha kembali melanjutkan makanya.

"Gimana kak ??" Tanya Adam.

"Ya udah besok bibi biar nyiapin kamar tamu buat Orang tua kamu." Ucap Abraham melanjutkan makanya.

Rafa juga tidak peduli dengan obrolan itu memilih untuk segera menghabiskan makanannya agar ia bisa kembali ke kamar, Rasa rasanya emosinya tidak Stabil jika melihat Papahnya.

"Aku selesai." Ucap Rafa kemudian berdiri dari kursinya untuk segera masuk kedalam kamarnya.

"Kak Rafa tunggu." Ucap Ariela.

Rafa yang di panggil kemudian menoleh ke arah Ariela "kenapa ??" Ucap Rafa dengan nada datar.

"Kak aku mau tidur bareng kakak boleh gak ??" Tanya Ariela gamblang tanya adanya beban dalam pertanyaan itu.

"Agak Laen nih anak." Gumam Rafa.

Rafa kemudian mendatarkan pandanganya "gak." Ucap Singkat Rafa.

"Ke-kenapa." Ucap Ariela merasa sedih.

Adam yang melihat putrinya bersedih mencoba membujuk Rafa "gak papa lah Raf semalam doang." Ucap Adam namun hanya di tatap datar oleh Rafa.

"Aku gak mau, dia cewek aku cowok masak satu kamar yang bener aja orang tua malah ngajari yang gak bener." Ucap Rafa merasa heran dengan Pamanya itu.

"Ta-tapi aku pernah tidur bareng kak Evan, kak Lio sama Kak Ricky." Ucap Ariela polos.

"Tidak mungkin kamu akan melakukan hal buru sama Adek spupumu sendiri kan Raf." Ucap Adam.

Rafa melirik Abraham mencoba menyuruh Abraham untuk menyudahi obrolan ini dan tidak membiarkan Ariela masuk ke kamarnya, namun Abraham hanya diam ia tak melakukan apapun lagian siapa juga yang paham kalo cuma di lirik doang.

"Gak Normal kali mereka." Ucap Rafa membuat Tiga orang yang namanya di sebut tersedak.

"Gua normal ya Anj...."

"Your language." Ucap Lio pada Evan yang hendak mengumpat pada Rafa.

"Terserah deh kalian, Yang pasti aku gak mau kalo sampe ada orang yang masuk kamarku, entah itu Dia atau Dia sekalipun." Ucap Rafa menunjuk Ariela sama Abrham.

"Ta-tapi BI Sumi sering masuk ke kamar kak Rafa." Ucap Ariela yang masih kekeh.

"Itu jelas berbeda, Bi Sumi sudah mengurus aku sejak kecil berbeda denganmu Yang baru ku kenal beberapa tahun, Dan juga seseorang di rumah ini yang bahkan Tidak tahu tugasnya sebagai seorang ayah." Ucap Rafa dengan lantang.

"Lo tahu satu Hal, Lo emang Kesayang di keluarga ini Tapi jangan mentang mentang Lo di berikan semuanya oleh keluarga ini Lo jadi ngelunjak." Ucap Rafa dengan Nada tinggi ia sudah melupakan Kesopanannya Sampai menggunakan bahasa gaul di rumahnya.

Ariela yang mendapatkan bentakan dari Rafa merasa sakit hati dan ingin kembali menangis "jaga nada bicaramu Rafa Ariela juga Adek kamu." Ucap Adelio.

"Terserah deh, gue cuma berharap waktu segera berlalu dan aku keluar dari sini Dua Minggu di sini sudah membuatku gila, Teriakan, Tangisan Bentakan semuanya membuatku gila." Ucap Rafa kemudian meninggalkan mereka semua.

Abraham mengusap kasar wajahnya "aku sudah tidak tahu lagi." Ucap Abraham pasrah.

"Lagian Perempuan kok kayak gitu, sudah tahu Kamar cowok malah minta Tidur bareng aneh." Keysha berucap sinis pada Ariela kemudian ia bergegas untuk ke kamar miliknya.

"Apakah kak Rafa gak suka sama Aku ??" Tanya Ariela.

Ricky memperhatikan semua tingkah Ariela "bukankah itu sudah jelas, Rafa tidak menyukai kita semua kenapa masih di pertanyakan??" Ucap Ricky.

Alya hanya diam ia juga membenarkan apa yang di ucapkan Rafa cewek sama cowok itu tidak bisa satu kamar apalagi kasus Rafa dan Ariela yang bahkan jarang bertemu kalo untuk Ketiga kakak laki laki Ariela mah Alya bisa jamin kalo Tidak akan aneh aneh tapi kalo Rafa ??

"Apa yang di ucapkan kak Rafa itu benar sayang, seharusnya memang begitu." Ucap Alya kembali bersuara.

"Maaf mah." Ucap Ariela.

"Sial Semua orang jadi berubah, ini semua karena Keysha pasti dia yang sudah membuat semua orang berubah." Batin Ariela.

"Sudah sudah kalian semua tidurlah ini sudah malam, Besok kalian juga sekolah dan bekerja." Ucap Abraham yang di setujui oleh mereka semua yang akhirnya meninggalkan area Ruang makan untuk masuk ke kamar dan tidur.

Abraham berjalan melewati lorong kamar rumahnya Kamarnya berada di antara Kamar Ricky dan Rafa saat berada di kamar Rafa Abraham sedikit membuka pintunya Terlihat Rafa yang sudah tertidur, jika Rafa masih Bangun maka itu akan jadi kemarahan Rafa karena Abraham Masuk ke kamarnya tanpa Izin.

Dengan langkah pelan Abraham mendekati Ranjang milik Rafa ia mengusap Rambut anak bungsunya itu "maafkan papa nak, Maafkan semua kesalahan papa Papa janji papa akan memperbaiki Hubungan kita Dan mengganti semua waktu yang hilang papa janji." Ucap Abraham Kemudian mengecup kepala Rafa dan membenarkan selimut Rafa.

"Selamat tidur Anaku." Ucapnya pelan kemudian Berjalan pelan keluar kamar, di depan kamar sudah Ada Cintya.

"Tidur ??" Tanya Cintya Yang di angguki oleh Abraham.

"Semua orang punya kesalahan masing masing Abraham, Seperti kita di masa lalu, Mariam dan kita sudah berbaikan bahkan kalian saling kasih kabar Anak kalian tapi Bukan perpisahan kalian yang membuat Kemarahan Rafa timbul Sebesar ini, Rafa juga sudah sebesar ini ia pasti  mengerti apa itu Cinta dan bisa mengerti bagaimana posisi kita tapi ada satu kesalahan lain yang ada pada  diri kita yang membuat Kita susah mendapatkan maaf dari Rafa kamu tahu sendiri itu apa kan." Ucap Cintya Yang di angguki oleh Abraham.

"Sekarang bagaimana mana kau akan memperbaikinya ??" Tanya Cintya dengan lembut namun membuat Gusar Perasaan Abraham dan hanya Menjawab dengan gelengan kepala.

"Kita istirahat, besok hari baru bersabar aja Tidak mungkin Rafa akan selamanya seperti ini terus lah berusaha Lama lama Hati Rafa akan melunak, Batu sekeras apapun itu Jika Di tetesi air secara terus menerus maka akan terkikis begitu juga dengan Hati dan Perasaan Rafa ku harap kau mau bersabar." Ucap Cintya lagi.

Akhirnya Mereka berdua kembali ke kamar mereka masing masing untuk beristirahat agar besok mereka bisa memulai hari dengan penuh energi.

Bersambung......

Next ?? Spam Here !!

Apakah kalian pernah melihat cerita yang sama seperti ini ??

Boy On transmigrasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang