chapter 07

17.4K 960 10
                                    

Pagi ini pagi yang suram bagi Rafa bagaimana tidak Bangun di rumah nampak sepi hanya Bi Sumi yang ada kerena menyiapkan makanan sarapan untuk Rafa setelah itu Bi Sumi akan pergi pulang karena tugasnya sudah selesai.

Sedangkan mamanya Sudah ada di Turkey untuk bisnis properti miliknya "Haah, harus banget ya gue ke sana." Ucap Rafa menatap kosong kedepan.

Rafa yang sudah selesai makan membawa piringnya kembali ke dapur untuk di cuci, setelah di cuci ia meletakan Piringnya di rak segera ia bergegas menyambar kasar Ranselnya dan keluar dari rumah menyalakan motornya dan menjalankannya menuju sekolahan.

Sesampainya di sekolahan Rafa langsung memakirkan motornya "Woy Raf." Panggil Iqbal yang datang bareng dengan Ari yang berjalan sambil main HP.

"Eh katanya nanti ada Pertandingan Basket." Ucap Ari sambil memperlihatkan ponselnya yang membuka Grub sekolahan yang sedang rame soal pertandingan basket Iqbal, Ari dan Rafa bukan termasuk kedalam tim mereka karena mereka Lebih tertarik pada Volly dari pada basket.

"Oh ini bab Di mana Pertaruhan konyol itu berlangsung." Batin Rafa.

"Pertandingannya Jam berapa ??" Tanya Rafa.

Namun sebelum Ari menjawab Ponsel Rafa berbunyi ia melihat ada tulisan "My mom" di ponselnya Dan langsung mengakat telfon itu.

"Halo ma." Ucap Rafa Iqbal dan Ari yang mendengar telfon itu dari mamanya Akhirnya memilih untuk diam sesaat.

"Halo Raf, Gimana udah sarapan kamu sekolah kan ??" Ucap Mamanya Rafa di sebrang sana.

"Bagus ya mah, Gak ada mendung gak ada hujan tiba tiba Bisnis travel ke luar negeri gak ngabarin dan tiba tiba aku di suruh tinggal di rumah orang itu lebih cepat dari jadwal Mah, mamah tega ??" Bukanya menjawab Rafa malah mengomeli mamanya, sedangkan Mamanya hanya Tertawa.

"Tenang sayang, Minggu depan Mama Pulang dan mama akan kasih tahu kamu kejutan."

"Kejutan ??" Batin Rafa.

"Kejutan apa mah, jangan aneh aneh deh." Ucap Rafa.

"Ada deh pokoknya."

"Sayang!" Rafa menjauhkan Ponselnya Saat mendengar suara laki-laki di sebrang sana membuat Perasaan Hati Rafa jadi gusar.

"Mah...itu suara siapa Mah manggil mamah sayang." Ucap Rafa Dengan penasaran Mendengar ucapan Rafa Ari dan Iqbalpun terkaget.

"E...ya udah ya sayang kita sambung lagi See you bulan depan Honey." Ucap Mamanya Rafa dengan cepat mematikan Ponselnya.

" Mah...mamah Tunggi dulu ck." Ucap Rafa Melihat ponselnya yang sudah Tidak tersambung dengan Mamanya berulang kali ia mencoba menelfon Mamanya tapi selalu di tolak.

"Napa Raf...."

"Ck, tadi mama telfon biasa tanya kabar tapi yang bikin gue kaget ada suara pria manggil mama Sayang." Ucap Rafa.

"Cie bapak baru." Ucap Iqbal.

Rafa menggeleng "gak gue gak mau mamah nikah lagi, entar kayak yang dulu dulu lagi." Ucap Rafa.

"Raf gue sebagai sahabat lu nih gue ada nasehat." Ucap Ari dengan nada bicara yang serius.

"Tante Mariam sudah dewasa Raf lu juga udah gede, pasti nanti bakal bekeluarga nah Tante juga berhak lanjutin hidupnya papah Lo aja udah nikah Raf masak Tante Mariam gak boleh Raf Kasihan." Ucap Ari.

"Bener tuh."

Rafa terdiam Ia tidak bisa berfikir dengan jernih memilih meninggalkan Ari dan Iqbal yang masih berdiri di Depan motor mereka.

"Ck temen lu tuh batu." Ucap Ari.

"Temen Kita." Balas Iqbal kemudian berjalan menyusul Rafa yang sudah berjalan ke arah kelas mereka.


Sedangkan di luar negeri Terlihat Mariam sangat panik " aduh gimana mas kalo Rafa marah, kamu sih pake manggil segala pake sayang lagi." Ucap Mariam.

"Ya maaf aku gak tahu kalo kamu Telfonan sama Rafa sayang." Ucap Damian Calon Suami Mariam.

Damian adalah pengusaha dalam bidang properti juga sama seperti Mariam Damian adalah Duda Anak dua Dan Semua umurnya di atas Rafa Ada yang sudah kerja dan ada yang masih pendidikan Kuliah.

Damian dan Mariam bertemu saat kerja sama mereka untuk Ekspor properti ke Rusia seiring berjalanya kerja sama mereka saling ketemu akhirnya cinta itu tumbuh dan akhirnya mereka memutuskan untuk berpacaran tanpa sepengetahuan Rafa untuk Anak Damian sendiri mereka sudah tahu Hanya Rafa yang tidak di beritahu.

"Aku sudah tidak sabar Sayang, lagian ini bagus untuk kita Farel dan Reyhand juga tidak sabar untuk melihat adik mereka sayang jadi kenapa kita gak segera menikah."ucap Damian.

"Masalahnya Rafa mas, Rafa Setiap ada pria yang tertarik denganku pasti akan Di interogasi sampe Ke ujung dunia dan di teror sampai dia tidak kuat dan memilih mundur makanya aku merahasiakan ini dari dia sampai nanti aku bisa menyakinkan dia bahwa kamu tidak seperti ayahnya aku akan ngasih tahu dia Mas." Ucap Mariam.

"Aku tidak seperti itu sayang." Damian Mengambil ponselnya Ia sudah memasang foto Rafa di Wallpaper HPnya, Rafa kecil yang menggemaskan.

"Aku tidak akan bisa bayangkan Bagaimana Farel dan Reyhand nanti ketika ia punya Adik seperti Rafa mungkin Rafa akan Sangat di jaga sampai Ruang lingkupnya Sempit." Ucap Damian melihat Foto Rafa yang Tengah bermain Volly saat Turnamen nasional dan disini Sekolah Rafa menjadi pemenangnya Membuat Senyum Rafa di foto itu semakin membuat Damian Suka dengan anak itu.

"Ayah dan Ibuku ingin bertemu dengan Rafa Sayang." Ucap Damian lagi membuat Mariam Terdiam.

"Bulan depan Kita ke Indonesia ajak semua keluarga kita akan bicarakan ini dengan Rafa Karena sudah kepergok mungkin sudah waktunya Rafa tahu mas." Ucap Mariam.

"Kamu masih Yakin kalo Nikahan kita di Indonesia ??" Tanya Damian.

Persiapan pernikahan mereka sudah 70% rampung Tinggal 30% ya itu Restu Rafa yang Mariam Yakini itu tidak akan mudah di dapatkan.

"Kamu harus Berjuang ekstra untuk Anak itu mas, Keras kepalanya sama seperti ayahnya." Ucap Mariam.

"Masih mengingat Laki laki itu honey." Ucap Damian Dengan Nada datar.

Sementara di dua tempat berbeda terlihat dua laki laki yang masih muda Menatap layar ponselnya dengan pemandanga Foto Rafa di sana Beberapa saat kemudian Mereka tersenyum dengan Raut muka yang Sulit di tebak.


Bersambung......

Boy On transmigrasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang