chapter 19

15.5K 915 11
                                    

Setelah kejadian di kantin Rafa dan temanya kembali ke kelas merek "gimana Raf, lu udah tahu cara ngatasinnya ?? Keknya Si Anak pejabat itu bakal makin makin." Ucap Iqbal seraya meminum susu kotak yang ada di tanganya.

Rafa hanya bermain ponselnya Ia tak peduli dengan Keberadaan Melvino itu Entah dia keluarga presiden sekalipun Apakah Rafa peduli ?? Tentu saja tidak.

"Biarin aja Selama kita tidak di sentuh sama dia buat apa panik, lagian nih kalo dia mau bermain-main dengan Kasta Apa dia bisa menghadapi Gue ??" Ucap Rafa dengan tenang.

Benar Hanya dengan Marga Arimawan di Belakang namanya saja Tak ada yang berani membuat ribut dengan ya Apalagi nanti Ketika Namanya di tambah dengan Argantara mungkin Semua orang akan iri dengan Rafa karena Biasa menyandang dua marga yang tak tersentuh di tambah Dia bungsu di Argantara apa tidak mungkin mustahil untuk bisa menyentuh Rafa.

Tak tersentuh disini bener bener tak tersentuh, Mungkin keluarga Argantara akan sedikit overprotektif sama Rafa dan begitu juga dengan keluarga Arimawan yang mungkin akan di suruh keluarga Argantara untuk overprotektif juga sama Rafa atau bungsu mereka yang lain.

Masa kecil Rafa sudah buruk mungkin sudah saat ia mendapatkan apa yang sudah menjadi haknya, inner child yang ada diri Rafa mungkin akan keluar jika memang Keluarga Argantara memperlakukan Rafa layaknya Barang Rapuh.

Sedangkan di bandara terlihat dua pasang kekasih yang sedang panik "kenapa sih Papah sama mama buru buru banget." Ucap Damian yang panik karena orang tuannya tiba tiba datang ke Indonesia.

"Aduh gimana nih mas." Ucap Mariam panik yang udah ketar ketir.

Ya Damian dan Mariam memutuskan untuk mempercepat kepulangannya Ke Indonesia setelah mengetahui kabar bahwa Eduard dan Celia berada di Indonesia.

"Kata salah satu bawahan ku mama dan papa ada di mansion aku akan langsung kesana kamu pulang aja dulu atau temui Rafa dulu biar urusan mama sama papa aku yang handel." Ucap Damian yang di angguki oleh Mariam, merekapun berpisah Mariam dengan mobilnya dan Damian dengan mobilnya.

Sedangkan Rafa di sekolahan ia sedang menunggu istirahat kedua yang sangat lama ia rasa sudah lelah dan lapar setelah menunggu beberapa jam pelajaran akhirnya istirahat terakhir di sekolah itu tiba.

Ari, Iqbal dan Rafa kemudian bergegas untuk menuju ke kantin namun saat Rafa berjalan menuju kantin ia di hadang oleh Malvin dan temanya "halo halo adik adik."ucap Malvin dengan Senyum miring yang ada di wajahnya.

"Gak usah sok senyum, Lo jelek Btw." Ucap Ari.

Mendengar ucapan Ari membuat Malvin di Landa Amarah, Tanpa sepengetahuan mereka bertiga Di belakang mereka sudah ada teman Malvin lagi, Ternyata Mereka bukan cuma bertiga Tapi bersepuluh.

Melihat mereka di keroyok membuat Rafa sedikit panik "hajar dia."ucap Malvino.

"Tapi bos kalo guru lihat Bisa bisa kita kena Skors." Ucap Salah satu teman Malvin.

"Tenang aja Guru gak bakal berani, Bokap gue pejabat tinggi kota ini jadi tenang aja." Ucap Mereka sedikit ragu dengan ucapan Malvin namun merka tetap mengeroyok Rafa dan temanya.

Bugh
Bugh
Bugh

Suara baku hantam antara Rafa dan temanya Dengan Malvino dan antek anteknya kalah jumlah membuat Rafa kesulitan menghadapi semua orang yang ada di sana.

"BERHENTI." Teriakan membuat mereka semua menghentikan Aksi mereka, Mereka terdiam dengan muka yang babak-belur.

Dengan mata melotot Pak Bayu memarahi mereka semua "KALIAN SEMUA IKUT SAYA KE RUANG BK." teriaknya pada semua murid yang menunduk di hadapannya.

Boy On transmigrasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang