Chapter 40

11.7K 684 33
                                    

Kini dua keluarga sudah berada di rumah sakit siapa lagi kalo bukan keluarga Arimawan dan Argantara, Damian mengabarkan kepada Abraham tentang kondisi Rafa setelah mendapatkan kabar soal Rafa yang keracunan makanan Abraham langsung menuju ke arah rumah sakit tanpa bertanya apapun.

"Sudah kau temukan pelakunya." Ucap Abraham dengan nada dingin.

"Tentu." Ucap Damian.

"Dimana."

"Mansionku." Ucap Damian membuat Abraham menatap dengan tatapan bertanya.

"Kau memasukan seorang kriminal dalam mansionmu Damian." Ucap Abraham.

"Haah, itu jebakan Abraham Aku juga tak tahu tentang Art baru itu adalah Seorang jalang." Ucap Damian.

"Segera urus jalang itu Damian aku tak mau dia bebas begitu saja." Ucap Abraham sedangkan Damian hanya mengangguk.

Tak berselang lama Dua dokter langsung keluar secara bersamaan dokter yang merawat Mariam dan Rafa keluar secara bersamaan.

"Dok bagaimana keadaan Istri dan anak saya." Ucap Damian dengan Cepat.

"Kondisi pasien atas nama Mariam sudah membaik, untung saja ia tak memakan makanan itu banyak jadi ia tak begitu parah." Ucap Dokter yang merawat Mariam.

Pandangan kemudian tertuju pada dokter yang merawat Rafa, merasa di tatap Dokter itu kemudian langsung menjelaskan kondisi Rafa yang terbilang Buruk.

"Kondisi pasien atas nama Rafa sedikit buruk, Ia terlalu banyak memakan makanan itu Di tambah Lambung Rafa yang sensitif membuat ia tak bisa memakan makan yang bisa di bilang em.....murahan jadi ada sedikit peradangan di lambung Rafa." Ucap Dokter itu.

"Lakukan apa yang terbaik terhadap anak saya dok berikan semua atensi pelayanan rumah sakit ini pada putraku sampai putraku membaik." Ucap Damian.

"Kau temanilah istrimu biar Rafa aku yang temani." Ucap Abraham pada Damian.

"Kalian di sini saja biar mama sama papa yang mengurus jalang itu." Ucap Celia dengan datar ia sekarang sudah sangat marah.

"Aku sudah dapat cara agar kita bisa membalas Rosmala Jadi kalian tenang saja ini biar papa yang urus." Ucap Eduard.

Mereka kemudian membubarkan diri Damian dan Anaknya Masuk ke kamar Mariam, sedangkan Abraham dan Keluarganya Masuk kedalam kamar Rafa.

Abraham menatap nanar Anaknya yang terbaring di Brankar rumah sakit tak pernah terbayangkan Anak yang Kuat seperti Rafa akan masuk rumah sakit, Anak yang sangat suka olahraga anak yang bahkan Panu saja tidak mau hinggap di tubuhnya sekarang terbaring lemah tak berdaya.

Abraham mengusap kening Rafa dengan lembut "maaf." Kata pertama yang di ucapkan Abraham lagi lagi adakan maaf.

"Kesalahan papah memang sangat fatal, tapi bisakah kamu memberi papah kesempatan Hem.. apa memang papah seburuk itu." Ucap Abraham sedangkan Cintya dan Ricky hanya menatap kasihan Abraham hampir 10 tahun Hubungan Ayah dan anak itu sangat buruk dan itu adalah kesalahan mereka sendiri.

Rafa adalah ciptaan terindah Abraham Bahkan Wajah Rafa sangat sempurna dibandingkan dengan semua keturunan Arimawan minus Adelio entah lah Lio itu pahatan sempurna mungkin, wajahnya Bahkan sangat Tampan.

Abraham menggenggam tangan halus milik Rafa sangat Halus ini adalah pertama kali dalam Abraham ia merasakan Hancur saat melihat Rafa sakit, Dulu Saat Rafa demam sekalipun Abraham terlihat tak peduli.

"Maaf." Lirih Abraham.

Ricky mengepalkan tanganya Ia sekarang sangat marah ia kemudian keluar Ruangan Saat di depan Ruangan terlihat Farel yang duduk di kursi Tunggu dengan laptopnya "Bagaimana ini bisa terjadi." Suara Ricky membuat Farel menatap Ricky yang berada di pintu Kamar Rafa.

"...."

Farel hanya diam ia kembali menatap Laptopnya, respon Farel yang acuh membuat Ricky geram "Lo bisa gak sih jaga Rafa ?? Kalo Lo gak bisa biar dia tinggal di Kediaman Arimawan." Ucap Ricky.

Farel menghela nafas dalam ini juga kesalahan keluarganya yang terlalu menganggap Remeh Rosmala "Lo tenang saja, Semua Orang yang terlibat dalam hal ini sudah ada di genggaman keluarga Argantara." Ucap Farel.

"Pastiin mereka mendapatkan Ganjaran yang setimpal dengan Rafa." Ucap Ricky.

"Pasti."

Sedangkan Di kediaman Argantara Kini sangat Rame dengan beberapa mobil polisi, Area Ruang makan sudah dikasih garis polisi untuk penyelidikan, Sebenarnya ini tidak perlu karena Mereka juga tahu siapa yang meracuni Mariam dan Rafa ini hanya sebuah Rencana Eduard saja.

Melihat beberap polisi yang ada di kediaman Argantara membuat Rosmala panik ia kemudian berjalan menuju ke arah Kamarnya dengan Cepat ia mengambil ponselnya.

"Halo."

"Bagas, Bagas tolong aku Sekarang di sini banyak polisi karena Istri Damian dan anaknya yang sialan itu keracunan." Ucap Rosmala dengan panik.

"Hah..kau bertindak tanpa bertanya padaku kau sangat ceroboh Rosmala." Ucap Bagas.

"Aku tidak tahu kalo sampai separah itu, yang kuberikan Hanya Sebuah Kari jamur liar ku fikir mungkin paling parah adalah Diare."ucap Rosmala.

"Sekarang kau keluar dari sana sekarang juga dan jangan sampai ketahua." Ucap Bagas.

"Baiklah." Rosmala kemudian mematikan ponselnya, ia kemudia mengemasi barang barangnya Dan memilih kabur lewat jendela.

Namun saat ia sudah sampai di gerbang Akhir ia malah mendapati Mobil Eduard berada di depannya " mau kemana kamu ?" Ucap Celia.

Rosmala mulai panik karena ia ketahuan akan kabur "eh..nyonya Ibu saya sakit saya harus pulang sekarang nyonya." Ucap Rosmala sedangkan Eduard menatap datar Rosmala.

"Masuklah akan aku antar." Ucap Eduard.

Rosmala menggeleng "tidak tuan saya akan naik angkot." Ucap Rosmala.

"Naik." Tekan Celia membuat Rosmala mulai tak karuan dengan ragu ragu ia membuka bagian belakan mobil Eduard.

Namun saat ia membuka mobil ia tercengang melihat dua sosok yang ada di dalam sana dengan badan terikat dan mulut yang tersumpal lakban.

"IBU DAVIN."

"EMMMM EMMMMM"

BERSAMBUNG.....

Boy On transmigrasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang