chapter 22

16.3K 1K 50
                                    

Kini mereka sudah sampai di kediaman Arimawan semua orang berkumpul hari ini Ricky dan Adelio juga sudah pulang Keysha dan Ariela juga ada di rumah bahkan Rafa kaget melihat Dua orang yang sudah lama ia tak temui ya itu Robert dan Salma yang ada di tengah mereka, Dan beberapa orang baru yang tak lain adalah Damian dan Orang tuanya yang berada di kediaman Keluarga Arimawan.

Sekarang mereka tengah duduk di ruang tamu dua keluarga Konglomerat yang sangat di segani sedang berkumpul jadi satu dan penyebab itu terjadi adalah siapa lagi kalo bukan Rafa.

"ASTAGAAA RAFA kenapa mukamu nak ya tuhan cucuku." Histeris Salma ketika melihat muka Babak-belur Rafa.

"Nenek sudah ini gak sakit kok." Ucap Rafa hanya pada kakek dan neneknya lah Rafa berubah jadi lembut dan hangat berbeda jika ia bersama dengan Abraham dan yang lain.

"Mana ada gak sakit Rafa, lihat ini sampai Biru biru ABRAHAM." Salma kesal langsung memanggil putra sulungnya.

"apa yang terjadi sama Cucu kesayangan mamah." Ucap Salma.

"Tenanglah Mah, lihat Rafa juga gak papa kok." Ucap Robert.

"Gak papa ?? Hah apa nunggu Terjadi sesuatu baru papah panik hah." Ucap Salma menatap tajam Robert.

"Rafa di keroyok 10 orang mah." Ucap Abraham membuat Badan Salma lemah tak berdaya.

"Abraham." Geram Robert bisa bisa cucu kesayangannya Di kroyok dan Dia begitu santai.

"Tenang pah, aku sudah urus semuanya dia hanya anak gubernur." Ucap Abraham santai.

"Mati ??" Tanya Eduard tiba-tiba membuat semua orang kaget.

"Apa ?? Kenapa menatapku kayak begitu aku hanya tanya nasib anak yang mengkroyok calon cucuku apakah masih hidup atau sudah mati." Ucap Eduard santai.

"Ini bukan Inggris Ed yang bisa seenak jidatmu bertindak." Ucap Robert.

"Ya kalo masih hidup tinggal aku suruh orangku buat beresin." Ucap Eduard mengangkat Telfon membuat semua orang panik.

"Cukup." Rafa Bersuara.

"Tidak perlu sampai begitunya, ini hanya kenakalan remaja normal lagian bernatem itu wajar bagi Cowok." Ucap Rafa.

"Daan kalian siapa dan kenapa dia tadi bilang kalo dia calon suami mamah, Mah mamah gak akan lakuin sesuatu tanya izin Rafakan mah." Ucap Rafa.

Damian yang harus bertanggung jawab untuk menjelaskan kemudian Berdiri ia berdiri di hadapan Rafa yang duduk di sofa kemudian berjongkok menatap mata Indah milik Rafa "Aku....Damian Astava Argantara meminta izin untuk menikah dengan ibu kamu." Ucap Damian dengan tegas menatap mata Rafa sedangkan Rafa terdiam.

Bayang-bayang keluarga indah yang hancur kembali teringat ketika Rafa melihat Papahnya bertengkar dengan mamahnya, ketika Melihat papahnya jalan bersama dengan orang lain di hari ulang tahunnya semua kembali teringat ketika ia sudah mulai melupakan justru hari ini ia kembali mengingat itu semua.

Rafa bingung haru menjawab apa rasa sakit hati dalam hatinya kembali muncul membuat matanya terasa perih, namun ia harus kuat ia tak boleh lemah apalagi ini depan semua keluarganya ia harus terlihat seperti anak yang kuat.

Melihat kebingungan Rafa membuat Damian harus berusaha ekstra untuk meyakinkan calon putra sambungnya "Saya janji, saya akan bahagiakan Mamah kamu, saya tidak akan menyakiti mamah kamu dan akan selalu memberi yang terbaik untuk kalian semua saya akan selalu berusaha untuk membuat kalian bahagia." Ucap Damian menggenggam tangan Rafa yang mulai dingin.

"Apa saya bisa pegang janji anda ??" Ucap Rafa pelan menatap mata Damian melihat apakah ada celah keraguan di sana, namun tidak Rafa melihat ketegasan di sana yang sepertinya Damian benar benar mencintai mamahnya.

"Tentu, kamu bisa bunuh saya jika nanti saya melanggar janji yang saya buat." Ucap Damian penuh percaya diri.

"Tenanglah Rafa dia tidak seperti papah kamu, kakek jamin itu." Ucap Robert membuat Abraham menatap papahnya itu.

"Apa, Papah bicara fakta." Ucap Robert santai sambil meminum tehnya.

Robert tak marah jika Abraham Rujuk dengan Mantan istrinya itu semua tentang pilihan dan hati yang kecewa Robert dari Abraham hanya sikap dan perilaku Dia yang dulu mencampakan Rafa kecil ingin sekali dia tertawa ketika sekarang Anak sulungnya itu mengemis maaf dari Rafa.

Rafa nampak berfikir kemudian melihat ke arah wajah Mariam terlihat juga menatap Rafa "apakah mamah juga mau??"tanya Pelan Rafa pada mamahnya.

Mariam kemudian melihat ke arah Rafa kemudian tersenyum lembut sekarang juga berjongkok di depan Rafa bersampingan dengan Damian " emang Rafa gak mau hm ??" Tanya Mariam.

Rafa sedikit menggeleng berat hatinya mengizinkan mamahnya Menikah lagi " mamah butuh teman sayang, nanti kalo Rafa dewasa dan menikah mamah kesepian dong." Ucap Mariam.

"Apakah dia bisa di percaya ?? Bagaiman kalo nanti dia ketemu dengan yang lebih cantik dari mamah ?? Atau nanti dia ketemu dengan yang lebih baik dari mamah ?? Atau lebih.... bagaimana kalo nanti dia bertemu lagi dengan masa lalunya ?? Rafa gak mau mamah nangis setiap malam lagi seperti dulu Rafa gak mau lihat mamah sakit lagi Rafa gak mau liat mamah marah marah lagi." Rafa menjeda Ucapnya untuk bernafas.

"Lagian siapa juga yang mau nikah, mah aku juga gak mau nikah." Ucap Rafa mendengar ucapan Rafa rasa tak enak hinggap di hati Abraham.

"Sebesar itukan pengaruhnya ??" Batin Abraham.

"Kenapa sayang ?? Emang kamu gak mau punya istri dan anak ??" Tanya Mariam sambil mengusap air mata Rafa yang mulai mengalir.

Rafa menggeleng melihat gelengan Rafa membuat Salma curiga akan sesuatu "apakah kamu trauma dengan pernikahan sayang ??" Ucapan Salma sontak membuat semua kaget dan menatap Rafa secara bersamaan.

Rafa diam, keterdiaman Rafa menjawab pertanyaan Salma membuat mereka semua yang ada di ruangan merasa kasihan dengan Rafa, Mariam Shock dengan itu ketakutan Rafa akan pernikahan sangat fatal bisa jadi akan berpengaruh pada kehidupan Rafa.

Adam melihat itu menjadi kepikiran dengan Keysha apakah Keysha sama seperti Rafa apakah ada trauma sendiri dengan Keysha hari ini Adam mengerti ada yang salah dengan dirinya memperlakukan Anak anaknya.

Ricky, Abraham Dan Cintya menjadi semakin merasa bersalah "stttt tak apa, kita bisa hilang kan itu sama sama ya, percaya sama saya saya akan memperbaiki istana yang ingin kamu bangun itu saya juga bisa memperlihatkan kepadamu pernikahan yang indah." Ucap Damian.

Bibir Rafa terkunci ia tak bisa memikirkan kosa kata untuk menjawab ucapan Damian, Damian menarik Rafa ke pelukannya "menangis lah, Kau tak pernah menangiskan ?? Sekarang lepaskan setiap beban yang kau fikirkan Lepaskanlah."ucap Damian mengusap punggung Rafa.

Rafa menangis saat itu juga bahkan sampai berteriak 15 tahun ia tak pernah menangis menahan semua kesedihan yang ia terima dan menyimpan dalam sebuah wadah berbentuk kebencian.

Semua bisa merasakan tangis pilu Rafa membuat mereka semua memalingkan Wajah mereka Abraham tak sanggup mendengar tangisan Rafa Mariam Ia bahkan Tak kuasa melihat wajah pilu anaknya.

"Maafkan papah Nak, Sebesar itukah kepedihanmu, Hingga membuatmu seperti ini ??." Batin Abraham.

Bersambung......

Gak kerasa ya Bentar lagi Idul Fitri tinggal 27 hari lagi

Boy On transmigrasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang