✨8✨

412 22 0
                                    

"Gawin", yang di panggil hanya diam sibuk memainkan ujung kaus belel yang dikenakannya. Jujur saja Gawin hampir terlihat seperti gelandangan dengan kaus yang kerahnya sudah belel, celana pendek, lengkap dengan sandal jepit usang. Perawakannya pun kentara seperti orang belum mandi.

"Gawin, kamu marah ya?", kata Joss lagi karena panggilannya tidak digubris. Kedua anak adam yang tidak tahu diri ini tengah asik duduk di ayunan kecil taman. Nampaknya mereka kurang sadar dengan ukuran tubuh mereka. Gawin yang ditanya seperti itu malah memanyunkan bibirnya.

"Win.."

"Ish.. aku gak marah", ucap Gawin cepat dengan pipinya yang menggembung. Joss boleh cubit kan? Tanpa persetujuan, benar saja Joss mencubit kedua pipi Gawin yang mulai memerah.

"Lewpasssssssss....."

"Kamu gak marah tapi marah"

"Sakit ih! Siapa bilang aku marah!"

"Itu kamu marah"

"Sekarang iya! Tadi enggak!", Gawin mulai menyerang ke arah Joss yang mau tidak mau melepaskan tangannya dari pipi gembil Gawin. Joss sontak dibuat berdiri untuk menghindari cubitan pedas di pinggangnya. Ia tidak mau meninggal muda.

"Awas ya kamu gak aku masakin lagi"

"Ah kamu mah ngancemnya gitu", Joss memelas tak suka. Dirinya bisa gila tanpa masakan bintang lima Gawin.

"Lagian kamu nyebelin"

"Aku mastiin doang, takutnya kamu marah sama aku. Kalo iya aku minta maaf"

"Gak marah", jawab Gawin singkat kembali fokus bermain-main dengan baju lusuhnya. Tak lama Gawin merasakan ponsel genggamnya bergetar. Maklum anak jaman sekarang tidak bisa lepas dari handphone.

 Maklum anak jaman sekarang tidak bisa lepas dari handphone

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah sibuk membaca pesan dari nomor tak terdaftar, Gawin menghembuskan napasnya cukup panjang. Ia lelah dan lega. Setidaknya ia tidak perlu mendendam. Tapi sungguh ia tidak marah pada kakak sahabatnya itu. Ia lebih marah pada dirinya sendiri yang terlalu naif. Joss yang masih berdiri, setia menatap tiap gerak-gerik Gawin. Ia tahu ada sesuatu tapi tidak mau bertanya. Joss cukup tahu batas. Lebih baik tidak usah cari tahu, biarlah orang itu yang langsung terbuka padanya.

 Lebih baik tidak usah cari tahu, biarlah orang itu yang langsung terbuka padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Joss mendekatkan tubuhnya ke hadapan Gawin. Berdiri di depan Gawin yang masih duduk di ayunan kecil. Menggenggam kedua rantai ayunan sebelah kanan dan kiri. Gawin yang merasakan bayangan Joss di depannya, mendongak menatap mata coklat indah itu.

"Joss jangan deket-deket! Takut!", ucap Gawin seketika, membuang muka.

"Hah?"

"Kamu tuh gede!"

"Hah???"

"Ish.. awas-awas, kamu serem. GEDE BANGET!! Segede gapura", lanjut Gawin sambil berdiri mendorong pelan tubuh Joss agar menjauh darinya. Sementara Joss mulai tertawa terbahak-bahak dengan ucapan random Gawin.

"HAHAHAHA! Apa sih kamu tiba-tiba banget"

"Ih gatau ah! Ayo pulang aku laper!", kata Gawin berlalu karena mukanya kini memanas. Joss bisa melihat walaupun kian jauh. kedua telinga Gawin memerah. Tidak ada yang tahu isi pikiran sang pujaan hati.

 Tidak ada yang tahu isi pikiran sang pujaan hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✨kindly hit the vote✨

👇

Make You MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang