Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Halo dek"
"Kayanya bunda gak pulang, kamu gakpapa kan?"
"Ada Joss kan di rumah?"
"Hmmm.. engga?"
"Loh? Kan tadi pagi bunda udah bilang ke adek"
"Hm"
"Kalian berantem?"
"Engga"
"Ya terus?"
"Gakpapa"
"Ya udah bunda telepon Joss"
"Eh! bund..", bunda Gawin memutus sambungan sepihak. Gawin panik bukan main. Entah apa yang akan dibicarakan bundanya itu pada Joss. Memang setelah kelas siang Joss hanya mengantar Gawin pulang ke rumah bundanya dan tak ada perbincangan atau rencana untuk tinggal walau sejenak. Joss kembali ke apartemennya setelah mengantar Gawin dengan selamat.
Tak lama ponsel pintar Gawin menampilkan notifikasi pesan dari tunangannya. Artinya bunda sudah selesai menjalankan misinya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gawin kebingungan menatap layar ponselnya. Apalagi dengan info Joss yang hampir sampai. Joss menyetir seberapa cepat, tiba-tiba sudah mau sampai di rumah bunda. Dengan penuh tanda tanya Gawin bergegas mengganti pakaiannya – seadanya. Padahal dirinya sedang bersantai, leha-leha di kasur kesayangannya. Tetapi sekarang harus bersiap secepat kilat.
Benar saja samar Gawin mendengar ketukan di pintu rumahnya. Benar-benar kilat. Gawin tak habis pikir. Buru-buru beranjak membukakan pintu depan, yang menampilkan Joss dengan busana rapinya. Gawin tertegun menatap Joss dari atas ke bawah. Gawin tak salah baca kan? Tadi Joss bilang mau makan, tapi kenapa pakaiannya rapi sekali tidak seperti Gawin yang hanya mengenakan kaus hitam sederhana. Joss memang tidak bilang makan di mana, namun tetap saja – jas dan dasi. Haruskah Joss berpakaian serapi ini? Memangnya mau bertemu siapa?
"Ayo"
"Eh Joss bentar, kita..", Joss tak menggubris Gawin dan menarik tunangannya itu menuju mobil miliknya yang terparkir apik di depan rumah. Tentu saja setelah menutup dan mengunci pintu rumah bunda.