✨13✨

320 22 0
                                    

Ketukan teratur napas Joss membuat Gawin tak luput dari nikmatnya keheningan sampai ikut tertidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketukan teratur napas Joss membuat Gawin tak luput dari nikmatnya keheningan sampai ikut tertidur. Tahu-tahu waktu sudah menunjukan pukul tujuh malam. Gawin berusaha bergerak sepelan mungkin agar tak membangunkan Joss. Gawin hendak bebersih dan memasak makan malam — untuk Joss dan dirinya. Gawin melakukan barter dengan Joss yang masih menutup mata nyenyak. Menggantikan dirinya dengan bantal untuk Joss peluk.

Gawin pikir sebaiknya ia membersihkan tubuhnya terlebih dulu sebelum memasak. Menggasak apapun yang ada di lemari pakaian Joss untuk dikenakan. Sebentar saja untuk menyegarkan diri. Setelahnya Gawin lanjut memasak makan malam sederhana, masih dengan bahan makanan seadanya. Gawin mengedar pandang, sudah waktunya ia menutup tirai apartemen milik Joss dan menyalakan beberapa lampu untuk penerangan. Apartemen milik Joss cukup luas dan nyaman. Minimalis, dominan hitam dan perpaduan kayu hangat.

Gawin kembali membawa nampan menuju kamar Joss. Membangunkan Joss kembali untuk menyantap makan malam. Kali ini Joss terlihat sedikit lebih baik. Kepalanya sudah tidak sesakit tadi. Kini ia mampu bergerak, mendudukan dirinya di ranjang, walau masih dengan bantuan Gawin. Joss menyugar rambutnya yang lepek dengan jemarinya. Menghela napas panjang sebelum memfokuskan pandangnya pada Gawin.

"Aku masak sup jagung", kata Gawin yang duduk di tepian ranjang di samping Joss — menyendokkan sedikit. Lagi Gawin menyuapi Joss tanpa diminta. Joss diam sejenak hendak bersuara sebelum makan, namun tenggorokannya terasa seperti terbakar. Joss menelan ludahnya kasar.

"Kamu udah makan?", suara Joss sangat serak dan nyaris tak terdengar. Gawin mengangguk mengiyakan, dengan senyum lembut meyakinkan. Gawin memberikan segelas air yang dibawanya tadi agar tenggorokan Joss merasa lebih baik. Setelahnya kembali menyuapi Joss agar nanti bisa segera minum obat. Masih sama seperti siang tadi, Joss tak mampu menghabiskan porsi nya dan menyudahi menenggak obat.

"Joss sebentar ya, jangan tidur dulu", Gawin membereskan semuanya dan membawa nampan yang ia letakkan di atas nakas kembali ke dapur. Selesai dengan segala kebersihan perkakas, Gawin menuju kamar mandi untuk mengisi air hangat ke dalam baskom kecil. Masuk kembali ke kamar Joss dan meletakannya di nakas. Gawin melangkah ke lemari pakaian, mengambil handuk kecil dan baju bersih untuk Joss. Pikiran Joss sedikit melayang sedari menunggu Gawin. Namun tiap langkah Gawin tetap tak luput dari perhatian Joss.

"Ngapain?", ucap Joss serak ketika tangan lentik Gawin menarik pelan kaus yang dikenakannya. Gawin menghentikan gerakannya, menatap balik Joss kebingungan.

"O-oh ini, aku lap badan kamu dulu ya. Sekalian ganti. Baju kamu basah sama keringat", jelas Gawin masih menggenggam ujung kaus lembut milik Joss. Hanya anggukan yang Gawin dapat, tanda setuju. Perlahan Joss ikut melepas kaus yang dikenakannya, dibantu sang pujaan.

Gawin merendam handuk kecil kedalam air hangat yang sudah ia siapkan. Membawanya menyentuh lembut rahang tegas Joss. Menepuk perlahan mulai dari pipi hingga ceruk leher. Joss dapat merasakan hangat menjalar. Hangat menenangkan yang membuai. Membuat matanya ikut terpejam nikmat. Menarik napasnya panjang dalam ketenangan. Gawin sangat telaten membersihkan tubuh Joss. Wajah rupawan perlahan berangsur ke bahu seluas samudera, lengan kekar dengan jemari jangkung, hingga turun menyentuh otot perut yang terpahat sempurna. Setiap lekuk tubuh Joss tak luput dari buaian lembut Gawin yang menghangatkan. Tak lagi Joss rasakan lengket menyebalkan tak nyaman. Tubuhnya merasa tersegarkan.

Gawin membantu Joss mengenakan kaus bersih harum laundry. Harum kain yang sama seperti yang Gawin kenakan.

"Makasih, maaf aku ngerepotin kamu", Joss berucap sepelan mungkin dengan bibir pucatnya. Gawin tersenyum manis mendengar perkataan Joss. Tak pernah terbersit sedikitpun dibenaknya. Joss sama sekali tak merepotkan. Justru Gawin dibuat sangat cemas ketika Joss tidak ada kabar dan justru menemukannya tergeletak tak berdaya.

"Kamu gak ngerepotin aku. Jossie cepet sembuh ya", Gawin menggeleng tanda tak setuju sebelum berucap. Gawin meremas tangan Joss erat, meyakinkan sebelum beranjak membereskan semuanya, agar Joss dapat segera beristirahat. Gawin harap besok ketika mentari terbit Joss akan merasa lebih baik. Dirinya tak tega melihat Joss yang tak berdaya.

"Halo adek?"

Ponsel pintar Gawin berdering ketika dirinya sedang di dapur untuk merapihkan kembali baskom yang tadi ia gunakan. Bundanya yang cantik itu menelepon dengan nada khawatir di seberang sambungan.

"Halo Bunda, hehe"

"Haha hehe! Adek dimana? Kok jam segini belum pulang? Bunda chat kamu ataupun temen-temen kamu juga gak ada yang balas"

"Iya maaf bunda. Adek di apart Joss. Maaf adek lupa kasih tahu bunda hehe"

"Yaampun adek, bunda hampir mau telepon polisi takut kamu diculik om-om! Terus kamu mau pulang jam berapa? Dianter Joss atau pulang sendiri? Atau bunda jemput aja ya"

"Ehhhhmmm... bun... Adek... adek nginep di apart Joss ya. Boleh kan?"

"Oh ya boleh lah. Asal bukan nginep di tempat om-om"

"Bunda ishhh!! Apasih daritadi om-om terus! adek beneran sama Joss kok!"

"Mana coba angkat vidcall bunda dulu"

"Ih bunda apaan sih!"

"Bunda gak percaya, soalnya kamu ngomongnya dari tadi bisik-bisik. Kamu gak diapa-apain kan? Share loc dek, bunda ke sana sekarang"

"Bundaaaa... adek tuh beneran di apart Joss. Suara adek pelan soalnya Joss lagi tidur. Joss sakit, makanya adek mau nginep"

"Loh kok adek gak ngomong kalo Joss sakit? Kan biar bunda bantu juga. Joss nya udah makan obat? Kalo gak ada biar bunda kirim obatnya"

"Udah kok bun, Joss nya udah makan. Udah makan obat juga. Ini lagi istirahat. Tadi adek juga udah gantiin bajunya karena keringetan. Suhu badannya juga udah lebih baik dari tadi siang. Bunda gak usah khawatir, biar adek aja"

"Yaudah adek juga jangan lupa makan, jaga kesehatan. Tolong Joss nya dirawat, dipeluk biar cepet sembuh"

"Bunda gak usah mulai deh! Udah ah males"

"Loh bunda tuh khawatir. Masa gak boleh khawatir sama calon menantu sendiri"

"AAAAAAAA adek gak denger. Bye bundaaa", Gawin menutup sambungan sepihak. Wajahnya merah padam mendengar ucapan bundanya. Dirinya tak habis pikir. Bisa-bisa nya bunda mengatakan itu tanpa dosa. Calon menantu? Pikiran dari mana itu? Keduanya saja tidak memiliki hubungan.

 Calon menantu? Pikiran dari mana itu? Keduanya saja tidak memiliki hubungan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✨kindly hit the vote✨

👇

Make You MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang