Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jangan salahkan Joss bila tak bisa mengontrol dirinya. Kecupan singkat nan manis Gawin membuat jantungnya menggebu. Terlalu sayang untuk tak diteruskan. Tatapan Joss damba menginginkan sang kekasih. Degup jantung Gawin dalam kungkungan Joss tak kalah cepat. Keduanya terlena.
Joss mendekat perlahan dan segera mengulum bibir manis Gawin. Menikmati kecupan dan ciuman dalam yang membuncah. Joss dengan buas mengulum manis kedua belah bibir sang kekasih. Mencumbu kian nikmat. Sesekali menghisap memberi sensasi tak tertandingi. Membuat pemuda di bawahnya kewalahan. Merengkuh bahu kekasih di atasnya, meminta ampun.
Joss ketagihan. Dirinya dibuat candu akan ciuman panas. Mengulum bibir Gawin bak tiada hari esok. Gawin tanpa sadar menutup matanya, menikmati tiap sentuhan. Namun tangannya tetap berkata lain, berusaha mendorong dada bidang Joss karena mulai kehabisan napas.
Joss melepaskan bibir bengkak Gawin memberi sang kekasih sedikit waktu untuk meraup sebanyak-banyaknya oksigen. Namun Joss urung berhenti. Ia beranjak menerjang, mencumbui ceruk leher sang kekasih. Mengecup dan mengulum daging putih itu sampai berubah kemerahan. Gawin lagi-lagi tak menyangka Joss akan kelepasan seperti saat pertama. Sensasi terbakar terasa sampai ke seluruh tubuh Gawin. Napasnya memburu merasakan hasrat berbeda.
Tangan nakal Joss tak tinggal diam. Perlahan menyibak kaus hitam yang melekat ditubuh Gawin. Mengelus lembut pinggang ramping sang pujaan. Gawin dapat merasakan suhu hangat tangan besar Joss merengkuhnya. Tubuh Gawin bergidik merasakan sentuhan Joss yang masih sibuk menghujami lehernya dengan cinta.
"Nnh"
Mata Joss membulat mendengar lenguhan Gawin yang dengan tidak sopannya lolos begitu saja. Membuat pemuda yang mengungkung sang kekasih tersadar dari perbuatan tak pantasnya. Joss kelewatan. Ia hentikan seluruhnya dan memeluk tubuh Gawin erat. Mengusap kepala Gawin sayang takut ditinggalkan.
"Ga-Gawin, I'm so..sorry"
"Maaf..."
"Gawin maafin aku"
Joss terus menerus membisikan kata maaf. Joss merasa sangat bodoh sudah membiarkan hasrat birahinya mengalahkan kewarasan. Ia tidak mau melukai Gawin. Sementara Gawin mulai bisa bernapas lebih tenang. Membalas pelukan hangat kekasihnya yang terus mengusap surainya. Gawin menyukai kehangatan tubuh Joss. Terasa pas di tubuhnya. Nyaman.
"Jossie~"
"I'm okay"
Gawin berucap kecil meyakinkan sang kekasih yang ketakutan. Gawin dapat merasakan Joss menggeleng tak setuju. Namun Gawin yakin dirinya baik-baik saja. Ia tidak membencinya. Hanya sedikit terkejut.
"Joss beneran aku gakpapa", lagi Gawin meyakinkan. Joss takut, takut Gawin membencinya. Gawin berusaha melepas pelukan Joss, hendak menangkup wajah sang kekasih.
Gawin menatap Joss lekat. Mengusap pelan rahang tegas Joss, memberikan keyakinan. Wajah keduanya yang cukup dekat membuat Joss lagi-lagi dapat mengagumi netra coklat indah Gawin. Joss sungguh berharap bisa selalu menatap dunianya. Gawin tersenyum kecil menatap Joss lekat. Meyakinkan Joss untuk tidak menyalahkan dirinya.
"Joss kamu kenapa bisa sakit?", Gawin mengalihkan isu, masih menatap lekat. Joss tak mengira Gawin akan bertanya. Ia pikir Gawin akan terus membahas kelakuan bodohnya. Joss ragu-ragu. Mengalihkan pandangnya, tak lagi menatap sang kekasih di bawahnya.
"Hmm, itu..", Gawin tak bosan menangkup wajah sang kekasih, menunggu penjelasan lebih lanjut.
"Kamu tahu aku kepikiran soal tweet Gulf kan?"
"Hm?"
"Aku gak tidur, besok paginya main basket sama kamu", Gawin mulai memicingkan matanya mendengar ucapan Joss. Sementara Joss kian gelisah. Ia tahu Gawin kali ini benar-benar akan marah.
"Terus?"
"U-udah kok, terus sakit deh.. Hehe"
"Bohong"
"Benerrr, aku kecapean aja kok", Gawin menghembuskan napasnya panjang merengkuh leher jenjang Joss. Tubuh Joss jatuh ke pelukan Gawin – saling membagi kehangatan.
"Kamu tuh kalau capek bilang, kenapa selalu dipendam sendiri? Kamu bisa nolak bunda. Kamu bisa jelasin alasannya. Kamu gak tidur tapi besoknya langsung olahraga berat. Aku gak mau lihat kamu sakit lagi kaya gini", Gawin berucap panjang lebar menuangkan isi hatinya. Ia kesal karena Joss selalu mengutamakan orang lain dibandingkan dirinya sendiri. Akibatnya Joss harus terkapar lemah berhari-hari.
"Maaf"
"Gak usah minta maaf"
"Harusnya aku yang minta maaf karena gak bisa jagain kamu", lanjut Gawin lagi semakin mengeratkan pelukannya. Mulai detik itu Joss semakin memantapkan niatnya. Hanya Gawin satu-satunya sosok yang ia damba.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.