"Loh Joss kok belum tidur? Sini tiduran, aku bantu", Gawin bingung mendapati Joss yang masih duduk termenung bersandar pada headboard ranjang besarnya. Gawin langsung membantu Joss membaringkan tubuh besarnya agar lebih nyaman. Menyelimuti seluruh tubuh Joss agar dapat tidur lelap.
"Win, kamu juga tidur. Sini", Joss menepuk ruang kosong di sampingnya. Dengan sadar meminta Gawin menemaninya. Gawin tidak protes, dan beringsut membaringkan tubuhnya di samping Joss. Keduanya saling tatap nyaman, tenggelam dalam benak masing-masing.
"Sorry", Joss memulai pembicaraan. Sedikit menyadarkan lamunan keduanya.
"Sorry for what?", bisik Gawin menanggapi Joss yang entah sejak kapan tangan besarnya tersampir nyaman dipinggang Gawin.
"Sorry for falling even harder for you", Gawin tertegun dengan balasan Joss. Tak tahu harus berucap apa. Apa ia tidak salah dengar? Tidak... tidak mungkin. Mungkin Gawin salah dengar. Tapi... bagaimana dengan dirinya?
Joss tersenyum hangat ditengah-tengah kesadarannya. Matanya sayu, mengerjap pelan dalam temaram.
"Gawin maaf"
"Aku gak bisa hidup tanpa kamu", lanjut Joss lagi sebelum kelopak matanya mulai terasa berat. Efek obat mulai menguasai dirinya. Napasnya kian teratur mengikuti detak jam yang baru saja menunjukan pukul sembilan malam. Sang lawan bicara masih setia terdiam. Mengulum bibirnya gelisah penuh pergumulan. Tidak ada buku panduan untuk mengatasi situasi seperti ini. Benak Gawin ribut. Terlalu banyak kemungkinan-kemungkinan berlomba menghantui isi pikirannya.
Tapi satu hal yang Gawin yakini. Joss sungguh mencintai dirinya.
✨kindly hit the vote✨
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Make You Mine
Fanfictionwhat if Gawin didn't end up with Podd but turns out to be soon Joss's fiancé from Lunch Box universe~