Serenity (05)

1.7K 186 12
                                    

^^^^^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

^^^^^^

Brianna baru pergi melihat kost sekitar jam 10 lewat, tadi dia bangun jam 8, padahal Brianna memasang alarm jam 6. Suasana kost jam sekarang memang agak sepi, biasa anak-anak pasti sedang ada kelas. Brianna hanya bertemu empat penghuni kost yang keadaanya agaknya tengah stress, mana rambutnya acak-acakan lagi. Sebagai orang yang sudah merasakan hal itu, Brianna sangat amat mengerti keadaan mereka.

Setelah mengecek keseluruhan dan berbincang-bincang dengan penjaga kost, sekitar jam 1 Brianna meninggalkan kost. Tujuannya beralih membeli oleh-oleh untuk kembali ke Jakarta besok. Yang Brianna tidak tahu kalau dia telah tranding topic oleh anak-anak kost, wajar saja sih, kan penghuninya laki-laki semua, melihat yang bening sedikit itu mata mereka langsung segar.

“Rugi kalian-kalian yang tidak di kost tadi, ibu kost datang berkunjung tahu tidak. Cantik parah.”

“Mana wangi lagi. Heran, kok bisa secantik itu ya?”

“Ibu kost kita ini sudah menikah belum sih?”

“Kata bapak penjaga kost sih belum menikah.”

“Berarti kita memanggil beliau bukan ibu, tapi mbak, atau kakak lah.”

“Ada yang tahu akun sosial media beliau? Tidak lihat langsung bisa lihat dari layar juga tidak apa-apa sih.”

“Mau yang mana? Tt, Igs, atau Ytb?”

“Kalau bisa semua kenapa harus satu?”

^^^^^^

“Mama jangan perkenalkan aku masih single dong.” Bisik Benaya kepada sang mama. Risih dia dilihat penuh minat oleh rekan kerja mamanya. “Nanti mereka menjodoh-jodohkan aku dengan anak mereka lagi, kan jadi merepotkan. Aku tidak terima perjodohan ya, Ma.”

“Kalau kamu tidak tertarik ya kamu bilang sendiri dong. Mama kan hanya berbicara fakta.”

“Aku pulang nih kalau Mama masih begitu terus. Sulit tahu tidak mengatasi para gadis yang dimabuk cinta.” Pokoknya Benaya mau marah sejadi-jadinya.

“Ya sudah sana kamu pulang ke hotel duluan. Yang penting sudah setor muka sama yang punya acara.”

“Serius, Ma?”

“Iyalah. Capek Mama kalau kamu rewel terus.”

Benaya tidak perduli dengan omelan mamanya, yang penting dia bisa keluar dari sini. “Aku bawa mobil ya, Ma. Nanti telpon saja kalau sudah mau pulang.”

“Iya, iya.”

Maka dengan senang hati Benaya pergi dari sana, tidak memperdulikan sang papa yang sepertinya mengkode untuk dia menghampiri ke sana. Papanya itu pasti berniat memperkenalkan dirinya juga. Para orang tua ini kenapa sih? Heran juga Benaya lama-lama. Nanti kalau dia punya anak, tidak akan dia kenal-kenal kan seperti itu.

Serenity Killian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang