Serenity (35)

688 83 1
                                    

Bab ini tidak aku edit lagi, jika ada typo silahkan komen, ya.

.

.

"Ini, kalungnya sudah bisa kamu pakai." Ethan memberikan kalung Brianna setelah dia bawa ke Finlandia untuk mengganti kalungnya dengan ukuran dewasa, dan membiarkan liontin dengan ukiran nama itu tetap sama.

"Terima kasih, Pa." Brianna menerimanya dengan senang hati.

"Sama-sama. Papa sama mama pergi duluan, ya. Kamu datang terakhir saja, pas acara inti."

"Papa Harry sama mama Bella datangnya kapan?"

"Mereka masuk ballroom setelah kamu diperkenalkan."

"Oh begitu ...." Brianna mengangguk mengerti.

"Sana masuk, masih ada waktu untuk istirahat." Suruh Ethan.

"Hum." Brianna mengangguk lagi. Dia baru masuk ke dalam kamar hotelnya setelah sang papa tidak terlihat lagi.

"Kenapa seperti banyak pikiran begitu?" Benaya mengalihkan perhatiannya dari laptop ketika istrinya itu masuk lagi ke dalam kamar.

"Aku hanya merasa aneh deh, Mas." Adu Brianna. Dia ikut bergabung di sofa kemudian memeluk erat tubuh suaminya dari samping.

"Aneh kenapa?" Sejujurnya Benaya tidak menemukan atau merasa aneh tentang semua kejadian belakangan ini.

"Jalan hidupku sudah seperti cerita novel, penuh kejutan, tampak seperti sengaja dibuat-buat. Tadinya aku seperti orang miskin yang hidupnya malang, sekarang seperti orang beruntung banget, mana ternyata kaya lagi. Aneh kan, Mas?"

Benaya tidak pernah memperhatikan hal semacam ini sebelumnya. Tapi dipikir benar juga ya? Dengan dia juga sekarang sudah menikah dan punya anak, sama orang yang baru dia kenal, dan pernikahan mereka yang mau jalan 2 tahun ini, tidak ada masalah serius yang membuat mereka berdua bertengkar. Apalagi bayang-bayang mantan tunangannya yang diawal pernikahannya berpotensi mengganggu rumah tangganya.

"Mungkin ini memang takdir yang Tuhan berikan untukmu. Dari kecil kamu sudah di uji dengan segala macam masalah, saat menginjak umur dewasa setelah kehilangan orang tua angkat kamu, lalu kecelakaan hingga kamu mengandung, itu semua sangat berat. Jika Mas ada di posisi kamu, Mas tidak yakin sanggup bertahan, dan kamu sanggup bertahan sampai saat ini, kamu wanita yang hebat. Apa yang kamu dapatkan sekarang adakah hadiah karena kamu berhasil melewati segala cobaan, jadi jangan merasa aneh. Mulai saat ini kamu harus bahagia, Siren, bersama Mas dan putri kecil kita." 

Brianna tidak membalas ucapan suaminya, dia memejamkan mata menikmati rasa hangat tubuhnya yang menempeli Benaya. Baru-baru ini sih dia berani skinship seperti ini, biasanya dia cuma berani sampai menyisakan jarak sejengkal ketika tengah duduk bersama. Alasannya jelas, diam-diam Brianna sering merasa tidak percaya diri. Benaya dengan keluarga harmonis masa bersanding dengan orang seperti dia yang keluarganya berantakan?

Mereka juga menikah bukan atas dasar cinta, hal itu menambah rasa tidak percaya dirinya. Tapi setelah mengetahui dan keadaan sekarang keadaannya sangat amat terasa baik, Brianna tidak lagi membatasi dirinya, tidak lagi membiarkan menjadi orang yang menuggu untuk disentuh karena ketidakpercayaan dirinya, Brianna benar-benar sudah menjalankan perannya sebagai istri dan ibu dengan perasaan lega.

Untuk perasaan cinta, baik dirinya maupun Benaya tidak pernah membahas perihal itu, mereka membiarkan semuanya mengalir apa adanya. Lagipula perlakuan mereka selama ini sudah lebih dari cukup sekedar dari kata cinta. Intinya kehidupan rumah tangga mereka terasa bahagia. Itu sudah lebih dari kata cukup.

Kalau tidak diingatkan oleh Benaya mungkin saja Brianna jatuh terlelap lagi. Brianna belum merasa puas tidur tadi sore, mana minggu ini dia jarang tidur saking sibuknya dengan masalah yang terjadi. Dengan berat hati Brianna beranjak mengganti piyamanya dengan gaun yang sudah dia siapkan khusus untuk acara malam ini.

Serenity Killian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang