5 tahun kemudian ....
Siang itu seorang gadis kecil menghampiri ruang kerja sang ayah masih dengan seragam yang melekat di tubuhnya. Pandangan gadis itu menajam melihat sosok ayahnya tengah sibuk berbicara dengan seseorang di telpon, memang hari ini jadwalnya ikut ke kantor makanya ayahnya itu pulang dulu ke rumah setelah menjemput dia dari sekolah.
Tapi sepertinya jadwalnya hari ini akan ia batalkan, ada yang tidak benar dengan bundanya, jadi dia harus memastikan semuanya baik-baik saja agar bisa tenang. Dia masuk ke dalam ruangan itu tanpa suara lalu berdiri di hadapannya ayahnya sembari bersedekap dada lengkap dengan ekspresi datarnya.
"Ada apa?" Saking sudah terbiasa Benaya sudah tidak kaget lagi dengan tingkah anaknya. Pasti ada sesuatu yang tidak disukainya makanya wajahnya yang ceria tadi menjadi datar begitu.
"Ada yang aneh sama bunda. Kita antar dulu bunda ke rumah sakit."
"Kamu ganti baju sana, biar Ayah yang lihat keadaan bunda." Suruh nya kepada sang putri. Agatha ngangguk segera meninggalkan ruang kerja ayahnya.
Benaya mengakhiri panggilan telponnya, takut terjadi sesuatu yang serius dengan istrinya itu. Sampai di kamar Benaya mendapati istrinya itu tengah berjongkok di depan jendela kamar yang terbuka lebar. Sekilas tidak ada yang aneh, Benaya menghampiri Brianna lalu menempelkan punggung tangan di kening Brianna.
Brianna yang tengah melamun tentu saja kaget ada tangan menyentuh keningnya. Brianna mendongak mendapati ekspresi suaminya yang kebingungan. "Kenapa kamu tiba-tiba memegang kening ku?" Tanya Brianna tak kalah bingung.
"Kamu merasa tidak enak badan atau merasa tidak nyaman? Mau ke rumah saki? Agatha sudah siap-siap."
"Agatha sudah pulang?"
"Kan memang sudah waktunya."
"Oh ...." Brianna tidak sadar waktu berlalu begitu cepat.
"Siap-siap sana, kita ke rumah sakit dulu."
"Tapi aku tidak sakit."
"Tidak salahnya memeriksa kesehatan. Agatha tuh yang minta, masa kamu menolak." Tahu sekali Benaya sekarang membujuk Brianna menggunakan nama Agatha, tapi kali ini memang ide Agatha, kan?
Meski Brianna merasa aneh tapi dia nurut saja dari pada adu mulut dengan suaminya dan ditambah lagi putrinya nanti. Dia memang agak sedikit lelah, tidak terlalu memusingkan karena pekerjaannya memang cukup padat bulan ini.
Selesai berganti pakaian Brianna mendapati pasangan ayah dan anak itu tampak serius dengan urusan masing-masing. Benaya walaupun sedang serius tapi ekspresi wajah tetap santai, beda lagi dengan putrinya, Brianna sampai heran sendiri kok putrinya itu bisa terlihat judes begitu kalau sedang serius. Tidak hanya itu, sekarang bertemu dengan orang bukan anggota keluarga juga begitu, tidak ada ramah-ramahnya itu wajah.
"Ayo pergi. Kalian mau ke kantor lagi ini." Ajakan Brianna langsung mendapat tanggapan cepat dari pasangan ayah dan anak itu.
^^^^^^
Brianna tidak berekspetasi apa pun tentang kesehatan tubuhnya. Tapi dia jadi agak curiga di rujukan ke bagian obgyn untuk memastikan apakah dugaan tentang dirinya benar adanya. Beda dengan Brianna, Benaya malah sudah lirik-lirik Brianna sembari mengingat tanda-tanda umum wanita yang tengah isi.
Agatha yang juga penasaran menarik ujung lengan kemeja ayahnya. Ketika keduanya beradu pandang tanpa sepatah katapun keluar dari mulut keduanya. Mereka berkomunikasi lewat tatapan seperti biasanya. Bahkan Brianna sempat protes karena kelakuan ayah dan anak itu, kalau begitu terus kan bisa saja dua orang ini mempunyai rahasia besar dibelakangnya. Walaupun sudah di protes mereka masih suka melakukannya ketika tidak disadari oleh Brianna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serenity Killian
RomanceBenaya baru menyadari bahwa yang ia lakukan tempo hari adalah kesalahan besar, mengusir seorang gadis setelah memberikan uang bayaran, tanpa melihat dan mendengar apa yang berusaha gadis itu katakan. Ternyata kebenarannya gadis yang tanpa sadar ia b...