Hari ini Brianna ada janji pergi dengan Renjun untuk belanja di mall persiapan acara perusahaan berkedok memperkenalkan status Brianna di keluarga Emery. Sekalian kakak beradik ini bonding, lalu lupakan saja Alden.
"Aku pergi dulu, ya. Sore ini aku pulang ke sini lagi. Jangan lupa makan siang, sudah aku siapkan menu apa saja untuk makan siang mu. Nanti sekretaris kamu yang mesan. Awas kalau tidak dihabisi!"
"Habis kok." Benaya memamerkan senyumnya menanggapi ancaman Brianna.
Sudah 3 hari dari acara resepsi pernikahan Diana dan Marcelino, dan 3 hari pula Brianna ikut ke kantor membantu meringankan pekerjaan Benaya. Selama Marcelino cuti Benaya yang ambil alih sementara, dan itu membuat pekerjaan Benaya bertambah.
"Mama bilang nanti Agatha dibawa ke sini. Biar kamu tidak ngantuk di sini sendirian."
"Iya, Sayang."
"Dih!" Brianna langsung membuang muka kesamping. Apa sih panggil sayang-sayang?! Merinding dia dipanggil begitu.
"Telinga kamu merah itu."
"Sok tau ya kamu wahai Bapak Lian."
Benaya tertawa kecil melihat istrinya sewot begitu. Padahal yang dia katakan kenyataan kok.
"Dah, aku pergi dulu."
"Iya, hati-hati di jalan."
"Iya, Suami."
Blam
"Eh?" Benaya mengerjab pelan memandangi pintu ruangannya yang sudah tertutup rapat. Tapi tak lama kemudian, istrinya itu kembali masuk ke dalam ruangan dengan tergesa-gesa, Benaya hampir dibuat panik oleh tingkah Brianna.
"Ponselku tinggal." Brianna menggoyangkan ponsel yang dia pegang.
Benaya mengangguk saja sebagai tanggapan. Dia tidak berekspetasi kalau Brianna berjalan ke arahnya, lalu tiba-tiba kedua pipinya sudah terbingkai oleh kedua tangan Brianna. Tanpa disangka-sangka Brianna mencium keningnya, wah! Benaya mematung seakan dunia berhenti berputar.
"Dah~" Brianna melambaikan tangannya sebelum hilang di balik pintu.
^^^^^^
"Sebenarnya pakaian dan perhiasan ku banyak di rumah, yang baru juga lumayan banyak tuh belum aku pakai. Papa hanya ingin menghambur uang kali ya?"
"Tidak salah juga sih, tapi lebih ke papa tu gengsi mau ngasih kamu uang, Dek. Makanya papa pakai ide suruh kita belanja."
"Oh ya?" Brianna ragu percaya dengan kata-kata kakaknya yang satu ini.
"Ada yang ketinggalan lagi tidak? Kita pergi kalau tidak, takutnya Jemima sudah menunggu lama."
"Tidak ada. Ayo berangkat, aku penasaran Jemima ini seperti Soraya tidak tingkahnya."
"Tidak dong. Jemima gadis yang sopan dan ceria."
"Memangnya Kakak tahu Soraya sifatnya jelek dari mana?"
"Melihat reaksi kamu yang tidak suka dengannya."
Brianna melirik Renjun lewat ujung matanya. Benar juga sih kata-kata kakaknya ini, kan dia tidak tahu mau membalas apa. Untung saja mall yang mereka tuju tidak terlalu jauh, dan jalanan cukup lenggang untuk mereka bisa sampai tujuan lebih cepat. Jadi Brianna tidak sibuk-sibuk mencari topik pembicara.
"Ayo turun, jangan melamun terus."
"Hah?" Brianna mengedipkan matanya. Melihat keadaan sekitarnya, ternyata mereka sudah berada di parkiran mall. Brianna bahkan tidak sadar kapan mobil ini berbelok ke parkiran. Kok dia tidak fokus sih? Apa karena kelelahan ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Serenity Killian
RomanceBenaya baru menyadari bahwa yang ia lakukan tempo hari adalah kesalahan besar, mengusir seorang gadis setelah memberikan uang bayaran, tanpa melihat dan mendengar apa yang berusaha gadis itu katakan. Ternyata kebenarannya gadis yang tanpa sadar ia b...