Sekitar jam 8 malam Brianna mendapatkan kabar kalau kedua keluarga itu sudah dekat dari kediaman Killian, jadi Brianna memberitahu keluarga Killian kalau yang ditunggu sudah dekat. Jadilah mereka semua menuggu di depan rumah menyambut kedatangan besan mereka, itu kata sang kepala keluarga Killian tadi. Diam-diam Brianna bersyukur walaupun tanpa kedua orangtuanya masih ada yang mewakili dirinya untuk disebut sebagai besan.
Tak lama 2 mobil masuk ke halaman rumah, Brianna tersenyum lebar melihat Tasya yang lebih dulu keluar dari dalam mobil, kemudian disusul oleh anggota keluarga lain. Tapi satu hal yang membuat Brianna bingung, kok bisa sih pulang pergi dari Jepang ke Indonesia jam sekali sudah sampai? Ini aneh sekali.
"Selamat malam." Sapa Roseanna ramah kepada tamu spesialnya malam ini.
"Formal sekali sapaan mu." Trisa gemas menepuk pelan lengan Roseanna.
"Aku menyapa yang lain kecuali kamu." Sewot Roseanna kepada Trisa yang merupakan teman arisannya.
"Dih!" Trisa melengos pura-pura tersinggung.
"Lho, Bunda sudah kenal?" Bingung Galvin.
"Teman arisan Bunda mamanya Benaya ini." Jelasnya. "Benaya yang mana?" Trisa menatap kedua laki-laki muda dihadapannya.
"Malam Tante, saya Benaya." Benaya memperkenalkan dirinya dengan sopan.
"Oh, jadi kamu." Nada suara yang terdengar tak ramah sama sekali.
"Kak Yoshi." Brianna takut nih ada adegan pukul memukul pt.2. Mana kedua omnya berwajah kaku begitu. Benar-banar bisa masuk rumah sakit kalau Benaya dikeroyok kalau begini.
"Sini kamu." Panggil Yoshi kepada Brianna.
Brianna berpindah dari sisi Benaya ke hadapan laki-laki bermata sipit tapi tampan itu.
"Masih muda sudah mau menjadi seorang ibu, memangnya kamu sudah siap, Anna?"
"Siap kok, Kak. Jangan khawatir seperti itu."
"Iyalah siap, sudah terlanjur jadi juga." Sindirnya telak.
"Kak." Diana menyenggol lengan kakaknya yang nyinyis seperti bunda mereka. Keseringan curhat sama bunda sih ini.
"Oh ya, yang namanya Uchi yang mana antara dua gadis cantik ini?" Tanya Roseanna penasaran.
"Ini, Tan." Tunjuk Brianna kepada Diana dengan polosnya. Sedangkan Diana yang menjadi pusat perhatian tersenyum kikuk.
"Kenapa dengan putri saya?" Bingung Trisa.
"Calon pacar putra sulung ku nih."
"Iyakah?" Trisa melihat putrinya terkejut.
"Bagus kalau mereka saling kenal. Biar para menantu kita akur tanpa drama, Ma." Kata Jeffrey.
"Benar juga." Roseanna mengangguk semangat.
Marcelino dan Diana saling lirik. Kenapa kesannya seperti tengah di jodohkan.
"Ayo masuk dulu, kita lanjut ngobrol di dalam." Ajak sang kepala keluarga Killian.
"Iya, iya, ayo masuk."
"Oh ya ini Arshinta, yang aku katakan terlalu sibuk untuk ikut arisan, model ini."
"Halo~" Sapa Arshinta.
"Wah~ pantas tidak asing. Berbesan sama model dong kami berarti."
Sedangkan Brianna sendirian menyelinap diantara para pria, dia parno kalau meninggalkan Benaya diantara lingkaran para pria, takut ada yang hilaf memukul Benaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serenity Killian
RomanceBenaya baru menyadari bahwa yang ia lakukan tempo hari adalah kesalahan besar, mengusir seorang gadis setelah memberikan uang bayaran, tanpa melihat dan mendengar apa yang berusaha gadis itu katakan. Ternyata kebenarannya gadis yang tanpa sadar ia b...