🐽JoVe-03🐽

11K 1.1K 85
                                    

SEMOGA BISA DOUBLE UP! JADI GUYS! AYOOOO PENUHIN TARGET DENGAN CEPAT!

200 vote dan 50 komen, GAS!

🐽Joel geal-geol🐽

Bunda Anneth dengan telaten memakaikan minyak zaitun ke rambut setengkuk Joel, raut wajah Joel ditekuk sedemikian rupa.

Hari ini Joel akan pergi ke sekolah, hari perdana Joel Khandra hidup sebagai Joel Kayana.

Joel tak bisa melawan saat Bunda mengeluarkan ultimaltum agar Joel duduk di kursi dan Bunda mulai memakaikan minyak zaitun ke rambut Joel.

"Tumben kamu gak pakai lipbalm, kering bibir kamu tuh," celetuk Ayah Reven saat bergabung di ruang makan.

Joel melirik sinis Ayah Reven.

"Malas, Joel bukan cewek jadi ngapain pakai lipbalm," sewot Joel.

Ayah Reven tertawa seketika "Halah, lambemu Jo, kemarin aja nangis-nangis minta beli lipbalm baru, yaudah, lipbalm kamu tuh ayah kasih ke kak Rere aja," putus Ayah.

Rere adalah sepupu Joel, usia 19 tahun.

Sementara Joel Kayana masih 16 tahun, kelas 2 SMA jurusan MIPA.

Walau centil, Joel Kayana pintar, nah, kalau Joel Khandra goblok, Joel Khandra jago dalam olahraga, sementara Joel Kayana pintar dalam akademik.

"Yaudah sana kasih, Joel gak butuh," sungut Joel.

Ada perasaan tidak rela saat tau Lipbalmnya akan diberikan pada orang lain, tapi jiwa Joel Khandra tetap kekeuh tak mau mengenakan lipbalm yang dimaksud.

Ayah hanya tertawa geli, aneh sekali anaknya ini.

Setelah selesai dipakaikan minyak zaitun, Bunda Anneth segera memakaikan bedak bayi ke wajah Joel.

"Joel gak mau pake bedak!" Tolak Joel seraya menepis tangan Bunda, namun Bunda tetap memakaikan bedak bayi ke wajah Joel.

"Pake, biar wangi, tadi udah pake minyak telon?" Tanya Bunda.

"Ish! Joel gak mau pake minyak telon, emang Joel apaan!? Joel udah besar!"

"Apaan besar, tinggi badan kamu aja gak lebih dari 155," celetuk Ayah.

Joel merengut seketika, hancur sudah harga dirinya, padahal sebelum transmigrasi tinggi Joel itu menjulang keatas, sekarang justru kesamping.

Apalagi pantat Joel, wih, gak usah heran, pantat Joel itu montok, semok, padat, dan setiap kali Joel berjalan, pasti pinggangnya bergeal-geol.

Walau Joel sudah berusaha agar berjalan dengan cara maskulin, tetap aja pinggangnya akan bergeal-geol.

Setelah perdebatan pagi, Joel berangkat ke sekolah naik motor scoopy, maksa Joel-nya.

Harusnya tadi dia dianter supir, tapi Joel kan bukan Joel Kayana, ralat, bukan sepenuhnya Joel Kayana.

Jadi Joel gak mau dimanjain, Joel kan mandiri.

Namun karena Joel pendek, jadi kakinya sulit menapak jika menaiki motor sport, jadilah dia naik scoopy.

Itu pun jinjit.

"Asu, pendek banget ni badan, sialan," umpat Joel saat melajukan motornya ke sekolah.

Pakai helm bogo warna pink, soalnya kalau gak pake helm bisa dikira anak SD.

Saat berhenti di lampu merah, Joel melirik ke kanan dan melihat ada motor sport berhenti, dan yang mengendarai motor itu seorang Siswi.

Soalnya pakai seragam, roknya melar lebar, keren.

Mata Joel sedikit berbinar, namun binarnya hilang saat tau siapa pengendara motor sport itu.

"Halo, manusia hutan."

"Lo lagi, lonte pirang."

Eve tertawa pelan, dia menatap Joel dengan tatapan mengejek, terlihat Joel begitu imut dengan sepeda motornya itu, seperti anak SD belajar naik motor.

"Ngapain lo naik motor? Udalah pendek," ejek Eve.

"Diem lo, gausah bacot ya lonte pirang, gue gak butuh ceramah lo," sewot Joel.

"Siapa yang ceramah, aneh."

"Lo yang aneh!"

Eve mengedikan bahunya, dia pakai helm fullface, jadi Joel hanya menandai Eve dari rambut pirang dan suaranya saja.

Joel dendam, rasanya Joel akan memberikan pelajaran untuk Eve.

Saat lampu berganti ke warna kuning, Joel segera menendang body motor Eve, namun sial, bukannya Eve yang jatuh, melainkan Joel sendiri yang oleng dan jatuh beserta motornya.

Brak!

Karena Joel gak mampu nahan motornya saat nendang motor Eve.

"Awas jatuh," tegur Eve.

Joel menatap Eve dengan tatapan benci berlinang air mata, malu, sialan! Jatuh di lampu merah, mana ramai lagi orang disekitarnya.

Eve tertawa kuat lalu melajukan motornya, terlebih lampu berubah warna jadi hijau, dan Joel menahan tangis sembari mendirikan kembali motornya.

"Berat banget sialan!" Pekiknya kesal, akhirnya ada beberapa pengendara sepeda motor yang membantu Joel.

"Makanya dek, kalau udah tau masih SD, gausah bawa motor, oleng kan jadinya," tegur salah satu bapak-bapak.

Joel menatap Bapak itu dengan urat yang sudah menonjol di lehernya, emosi Joel benar-benar cepat meledak.

"Pak! Gue udah SMA!" Jerit Joel frustrasi.

Tapi bapak-bapak itu hanya tertawa, sialan sekali! SIALAN! JOEL BENCI TUBUH INI!

🐽Bersambung🐽

Transmigration Dominant Boy [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang