#3. Penyusup

344 34 0
                                    

" My only siblings "
Cruel & Deon.

Malam hari nya, Deon berada di ruang kerja nya. Di dalam mansion, remember tampak sedang berberes ruang makan.

Posisi Deon.

Deon sedang menuliskan sebuah surat, ia sedang membalas sebuah surat yang datang pada nya pada Minggu lalu. Surat itu dari putra mahkota, akhir-akhir ini putra mahkota memang mencoba dekat dengan Deon.

Deon sendiri, ia sedikit tak keberatan. Ia tetap menjawab surat dari putra mahkota, yah walaupun telat.

Tetapi, di setiap surat Deon selalu menempatkan kata maaf di tulisan paling awal, ia tak enak jika membalas suatu surat dari putra mahkota telat.

.

Setelah selesai membalas surat, perhatian nya terganti saat melihat sebuah kertas laporan yang tadi siang diberikan prajurit lofty pada nya. Deon membaca nya dengan seksama dalam hati.

"Mereka melaporkan bahwa ada penyusup dalam markas mereka. Jadi, ini adalah identitas penyusup itu?"

Deon membuka dua lembar dibalik lembaran laporan itu, lalu membaca nya.

Di salah satu lembar itu, terdapat beberapa foto. Foto wajah penyusup, foto penyusup bersama 3 orang lain ( sepertinya itu temannya ), dan foto saat ia tertangkap oleh prajurit lofty.

Mata Deon melihat-lihat foto itu, lalu ia berpikir keras saat melihat foto penyusup itu bersama 3 temannya.

"Tunggu... Inikan anggota prajurit... Revolusi...?" Batin Deon.

Sepertinya, ia tahu bahwa Duke illuster memerintahkan prajurit pasukan revolusi untuk memata-matai prajurit lofty. Tapi, Deon heran. Mengapa Duke perlu memata-matai prajurit lofty?

.

.

.

Keesokan harinya, Deon diundang ke kekaisaran oleh putra mahkota. Katanya, putra mahkota sedang ingin berbincang dengan Deon sambil menikmati teh hijau dari wilayah Utara kekaisaran yang baru saja dikirimkan ke kekaisaran.

Deon berada di kekaisaran, ia sempat bertemu kaisar lalu setelah nya segera menuju taman yang dimaksud putra mahkota.

Ditaman, ternyata putra mahkota sudah menunggu Deon. Deon segera menghampiri putra mahkota.

"Kehormatan bagi generasi kekaisaran, yang mulia putra mahkota." Deon sedikit menundukkan kepalanya pada putra mahkota.

"Duduklah, deon^^." Pinta putra mahkota.

Deon pun duduk di kursi depan putra mahkota, mereka saling bercakap bersama. Sambil menyeruput teh hijau dari wilayah Utara kekaisaran, sungguh menenangkan.

Lalu, tak lama ada pelayan yang membisikkan sesuatu pada putra mahkota, putra mahkota pun mengangguk. Lalu, kembali menatap Deon sambil tersenyum.

"Ah, maaf Deon. Sepertinya aku ada urusan, jadi aku tak bisa menemani mu lagi." Ucap putra Mahkota.

"Tak apa, yang mulia. Saya juga akan kembali ke mansion saya," Deon.

.

.

.

Deon, ia sangat ingin sekali membaringkan tubuhnya di kasur empuknya. Namun, itu tak bisa ia lakukan sekarang, kaisar memanggil tepat setelah Deon akan keluar dari kekaisaran, untuk pergi menuju mansionnya.

"Huhu.. aku ingin tidur.." batin Deon putus asa.

.

.

"Deon, bagaimana kabarmu?^^" Tanya kaisar.

"Cukup baik, yang mulia." Jawab Deon.

"Kau terlihat agak gemuk, ya~?" Kaisar mencoba mencari topik.

"A-apa? Gemuk?!" Deon agak panik saat di bilang gemuk.

Pasalnya, ia tak suka badan gemuk. Itu hanya memperburuk aktivitas, menurutnya.

"Haha~ aku hanya bercanda, Deon.. haha~" kaisar tertawa.

"Sebenarnya apa yang mulia ingin katakan, sih?" Deon agak kesal.

"Haha maaf, Deon." Kaisar.

"Aku hanya ingin berbicara pada mu." Sambung kaisar lagi.

"Itu saja? Tak ada alasan utama?" Deon memastikan.

"Anak ini sangat mudah melihat sikap, ya." Batin kaisar sambil tersenyum tipis.

"Tidak, Deon." Kaisar meyakinkan.

"Baiklah, yang mulia." Deon.

Mereka terus berbincang, hingga pintu ruangan terbuka.

Ceklek..!

"Ah maaf, saya mengganggu kalian^^." Orang itu membungkuk sedikit pada Deon dan Kaisar.

Deon menatap orang itu heran, sedangkan kaisar menatapnya malas.Lalu, kaisar bertanya dengan nada tak suka juga malas.

"Ada apa?" Kaisar.

"Ada hal yang ingin aku tanya kan pada yang mulia," Orang itu menjawab dengan tenang.

"Oh ya, Deon Hardt juga ada disini ya^^?" Tanya orang itu sambil melihat Deon dengan senyuman, yang tidak dapat di artikan.

"Ya, Duke." Jawab Deon.

Ya, orang yang menganggu—yang datang ialah Duke Illuster.

Deon heran, mengapa Duke mengunjungi kaisar. Setahu Deon, Kaisar dengan Duke memiliki hubungan yang tak bagus.

Apalagi, dari tadi Duke selalu memperlihatkan senyumnya pada Kaisar.

"Sepertinya, saya akan pergi. Yang mulia, maaf saya undur diri." Ucap Deon sambil membungkuk, lalu pergi meninggalkan ruangan kaisar.

Ceklek...!

"Apa yang ingin kau bicarakan?" Tanya kaisar malas.

"Prajurit revolusi, yang mulia^^." Jawab Duke langsung.

"Apa?" Kaisar nampak sedikit bingung dengan apa yang dimaksud Duke.

"Di perang nanti, apa yang mulia butuh prajurit Revolusi?^^" Duke merilekskan suara nya.

"Hahaha!! Hahahaha!!" Kaisar tertawa terbahak-bahak.

Lantas, Duke langsung terdiam. Ia melihat—heran dengan kaisar yang tertawa terbahak-bahak.

"Duke illuster, kau pikir aku tidak akan menang jika tak menggunakan prajurit mu itu? Haha!" Kaisar memandang wajah Duke lekat dengan menyeringai.

"Asal kau tau, kekaisaran akan menang tanpa butuh prajurit yang sering mengkhianati itu. Kekaisaran hanya butuh prajurit yang dapat di andalkan, yang tidak akan menusuk dari belakang. Ingat itu, Duke." Kaisar membuka pintu, sepetinya ia akan meninggalkan ruangan.

Ceklek..!

"Hah!" Duka menyeringai kecil, membiarkan kaisar meninggalkan ruangan.

~

Posisi Deon.

Deon kini sudah berada di mansion nya, ia berada di kamar nya. Membaringkan tubuhnya sambil terhanyut dalam pikirannya.

"Duke illuster... Musuh kaisar... Apa itu benar? Tetapi.. sikapnya tadi .. seolah-olah tidak terjadi apa-apa...?"

"Ah aku jadi teringat penyusup itu... Tadi Duke juga bersikap baik terhadapku..."

"Apa itu hanya... Sebuah sandiwara saja..?"

My only siblings | Cruel DeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang