#15. Teh Panas

188 28 6
                                    

Keesokan harinya Deon berkunjung ke kediaman Marquis Stigma Primero. Karena kemarun sesampainya di mansion, ada pelayan yang mengantarkan surat dari Marquis Stigma untuk Deon.

*itu si stigma jadi Marquis kan yak? haduh lupaaa😭🙏 Mon maap klo slh.

"Hormat saya, Marquis Stigma Primero." Deon sedikit membungkukkan kepalanya.

"Junior! Rupanya kau sudah datang, duduklah~" Stigma menyunggingkan senyumnya pada Deon.

Kini mereka berada di ruang tamu kediaman Marquis Stigma, disana ada Deon dan satu pelayannya, serta Marquis Stigma dengan dua pelayannya.

"Apa yang ingin anda tanyakan, Senior?" Deon langsung bertanya.

"Hm.. teh nya sangat menenangkan.." gumam Stigma sambil menyeruput teh nya.

Deon diam menatap Stigma, sungguh dirinya sedikit malas jika terus menerus berada disini.

"Apa kau sudah dengar dari kaisar soal akan mengadakan perang melawan dunia iblis sebentar lagi?" Stigma menaruh kembali cangkir tehnya.

"Saya sudah mendengarnya, Senior. Kemarin malam saya dan kakak saya menemui kaisar, dan kaisar memberitahu soal itu." Jelas Deon.

"Hm.. begitu, ya. Lalu.. apa yang akan kau lakukan untuk perang ini?"

"Marquis Stigma masih belum mengetahui soal aku yang menjadi komandan pasukan 0 di dunia iblis, jadi.. aku harus benar-benar merahasiakan nya sampai perang dimulai." Batin Deon.

"Untuk itu, saya masih memikirkannya."

"Baguslah, kau pikirkan dulu saja. Jangan sampai seorang anjing kaisar melakukan kesalahan di medan perang." Stigma tersenyum miring sambil menyeruput kembali tehnya yang baru saja dituangkan pelayannya.

"Tch.. anjing kaisar.. ya, aku memang anjing kaisar... Dan raja iblis."

"Shehhss.. kenapa kau tak bilang jika teh yang baru saja kau masukan lagi masih panas..~?" Stigma menoleh ke arah pelayan yang tadi menuangkan kembali tehnya, tentunya dengan senyuman manisnya. Terlihat bibirnya sedikit melepuh dan perempatan muncul di dahinya. Jangan lupakan aura mencekam dibalik dirinya.

Deon bingung melihat Stigma, jujur dirinya masih tak faham apa yang barusan terjadi.

(**Woi itu Stigma minum teh panas-_-

"A-anu.. maafkan saya, yang mulia Marquis." Pelayan tadi membungkuk.

"Deon, kau tak minum tehnya?" Stigma memutar bola matanya, dan kembali menatap Deon.

"O-oh iya, apa masih panas?" Deon mengangkat cangkir tehnya, lalu menyeruput nya.

"Shehhss.. panas..!"

Sepertinya bibir Deon juga sama seperti Stigma sekarang, sama-sama melepuh karena teh yang masih panas.

"Ma-maafkan saya..!!" Pelayan tadi semakin membungkukkan badannya.

"Sepertinya kita butuh madu, junior."

"Sa-saya akan membawakan madu, yang mulia! P-permisi.." pelayan tadi langsung terburu-buru kebelakang mengambil madu.

"Kenapa aku tak sadar bahwa tadi dia kepanasan meminum tehnya?! Dan sekarang aku juga sama sepertinya.. ughh.." batin Deon kesal sambil mengelap bibirnya dengan sapu tangan.

"Saya juga minta maaf, junior." Ucap Stigma tiba-tiba.

"Ah iya, tak apa." Jawab Deon sambil menampilkan senyuman tipisnya.

*Skip.

.

"Sudah pulang?" Ucap Cruel yang masih menuruni tangga saat melihat Deon memasuki mansion.

My only siblings | Cruel DeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang