#6. Tuan Cruel

345 39 3
                                    

Keesokan harinya, sesuai janji. Sore hari, Deon berkunjung ke kedai bibi Nat yang dikatakan oleh Vey dan Rala.

Dapat Deon lihat, seorang wanita paruh baya sedang menata buah-buahan nya dengan dibantu oleh dua orang anak.

Sepertinya, itu bibi Nat yang dimaksud Vey dan Rala. Dan itu adalah Vey Rala yang membantu bibi Nat.

"Permisi." Ucap Deon begitu menghampiri ketiga orang tersebut.

"Kakak Deon!!!" Vey dan Rala berlari menuju Deon lalu memeluknya, Deon juga membalas pelukan mereka.

"Ternyata kakak beneran kesini!" Teriak Rala.

"Kak, ini bibi Nat. Bibi yang selalu membantu dan menjaga kami!!" Vey memperkenalkan bibi Nat pada Deon.

"Ah, perkenalkan, bi. Saya Deon Hardt," Deon sedikit menundukkan kepalanya.

"Eh tak perlu hormat seperti itu, seharusnya bibi yang hormat pada anda, Count." Bibi membungkukkan badannya pada Deon.

"Silahkan masuk, count. Saya masih punya beberapa buah segar untuk dimakan." Ujar bibi Nat mempersilahkan Deon untuk memasuki kedainya.

"Terimakasih, bi." Jawab Deon.

.

.

.

Mereka berbincang dengan tenang, sesekali mereka bercanda gurau. Hingga

"Oh ya, bi. Apakah tuan Cruel tadi datang?" Tanya Rala.

"Oh, Cruel. Dia tadi datang kemari, dia membantu bibi ketika kalian sedang mengantarkan buah untuk nyonya manner." Jawab bibi.

Deon sedikit bingung, siapa tadi yang ditanya Rala? Cruel? Apakah cruel kakaknya?.

"Maaf, tadi Rala tanya siapa? 'tuan Cruel' ?"
Tanya Deon.

"Iya, tuan cruel itu--" belum sempat Vey menjelaskan, pintu kedai tiba-tiba dibuka.

Ceklek..

"Permisi, bi."

Suara yang sangat familiar bagi Deon, ya itu adalah kakaknya. Cruel.

Deok sedikit terkejut melihat kakak nya berada disini, bagaimana bisa? Apakah cruel mengenal Vey dan Rala?

"Cruel! Kau sudah datang? Kemari, masuklah." Jawab sekaligus pinta bibi Nat.

Cruel pun masuk, dan duduk tepat di sebelah Deon duduk. Deon sedikit bingung, bagaimana ini?

"Argh!! Harus bagaimana aku?!!" Batin Deon.

"Kak deon, ini adalah tuan Cruel. Tuan cruel dari dulu sering membantu bibi Nat, dia juga sering bermain bersama kami!!" Jelas Vey.

"Iya! Jika kita semua bermain bersama-sama pasti sangat menyenangkan!!" Rala sangat bersemangat.

Deon hanya tersenyum canggung, sungguh ia benar-benar bingung harus bersikap bagaimana. Ia masih takut jika perlakuannya malah membuat Cruel semakin membencinya.

Cruel, ia sedikit melirik ke arah Deon. Yah, tetap dengan ekspresi datarnya, namun ia juga seakan-akan ingin berbincang pada adiknya itu.

"Ah iya, apa Cruel dan Count sudah makan malam?" Tanya bibi Nat ramah, dibalas gelengan kepala oleh Cruel dan Deon serempak.

"Kalau begitu, kita makan bersama saja ya. Bibi tadi sore sempat membuat sup hangat, Vey dan Rala juga tolong bantu ya." Pinta bibi Nat, semua nya mengangguk.

Bibi Nat, Vey dan Rala sedang berada di dapur, mereka sedang menyiapkan makanan. Tersisa Deon dan Cruel yang masih berada di ruang depan.

Tampak, hanya ada keheningan di antara kakak beradik itu. Deon hanya terus-menerus mengalihkan pandangannya terhadap kakaknya itu, dengan ekspresi sedikit bingung.

My only siblings | Cruel DeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang