#2. Kebencian

470 43 1
                                    


” My only siblings ”
Cruel & Deon.

Pagi hari nya, Deon bangun sangat awal. Mengapa? Karena diri nya tak sabar untuk segera bertemu kakak nya, padahal mereka masih saling membenci.

"Kenapa anda bangun begitu awal, count? Apa ada sesuatu?" Tanya remember sambil menaruh piring berisi makanan untuk Deon.

"Tidak ada apa-apa, hanya saja aku ingin bangun awal." Jawab Deon, ya dia berbohong.

Jam demi jam berlalu, kini sudah memasuki waktu siang. Deon masih setia menunggu, ia dari tadi mondar-mandir di dalam kamar nya.

Beruntung, Remember tak melihatnya mondar-mandir seperti orang kebingungan saat ini.

Deon mulai frustasi karena lelah menunggu Cruel, juga terlalu memikirkan apa yang akan Cruel katakan pada Deon.

Semakin frustasi, Deon malah semakin pusing. Kepala nya berdenyut-denyut, seakan-akan terbentur dinding.

Ia mencoba menahan rasa pusing itu menyerangnya, tetapi tidak bisa. Alhasil pun tubuh Deon terjatuh di lantai, dengan posisi terduduk.

Tepat saat Deon jatuh, pintu kamar Deon terbuka.

Bruk!!

Ceklek!

"Akh..." Deon memegangi kepalanya yang berdenyut.

Orang yang membuka pintu kamar Deon membuyarkan Deon dari rasa pedulinya terhadap kepalanya sendiri.

Itu, Cruel. Kakak satu-satunya, juga keluarga satu-satunya yang ia punya.

Cruel segera mendekati Deon, lalu perlahan menggendong Deon. Sontak, Deon terkejut, namun ia tak bereaksi.

Takut jika perlakuan nya malahan membuat sang kakak marah, jadi ia tetap memilih diam.

Cruel menggendong Deon dengan ekspresi datar, ia sedikit mengernyit setelah menidurkan Deon di kasur.

Lalu, Cruel membalikkan badannya. Hendak pergi keluar kamar, namun Deon langsung memanggil nya.

"Kak..?" Panggil Deon lirih.

"Aku akan mengambilkan air." Jawab Cruel cepat.

Lalu, Cruel keluar dari kamar Deon. Ia mengambilkan air putih untuk Deon.

Deon sendiri dikamar, ia bingung. Memainkan jari-jemarinya, juga membayangkan bagaimana cara nya bersikap pada kakak nya yang masih membenci nya.

Pintu kamar kembali terbuka, kakak nya telah kembali dengan membawa sebuah gelas berisi air putih. Wajah nya datar, seperti sedang badmood.

Cruel memberikan air putih itu kepada Deon, Deon mengambil nya dengan gugup. Lalu perlahan meneguknya.

"Kak.." panggil Deon lirih setelah meneguk habis air putihnya.

"Hm?" Jawab Cruel dingin.

"Ada yang ingin aku tanyakan pada kakak," Deon.

"Apa?" Cruel.

"A-apa.. apa kakak masih sayang padaku?"

My only siblings | Cruel DeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang